Apakah anda sering merasa pusing dan mengalami pandangan mata berkunang-kunang setelah bangun tidur atau bangkit dari tempat duduk? Bisa jadi Anda terkena penyakit kurang darah atau yang lebih dikenal dengan Anemia. Penyakit ini merupakan suatu kondisi dimana sejumlah sel darah merah mengalami penurunan dari jumlah normal hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin bertugas sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke saluran peredaran darah. Jika jumlah hemoglobin dalam tubuh menurun maka fungsinya pun akan terganggu sehingga mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen.

Gejala-Gejala Anemia
Kebanyakan orang yang mengidap penyakit ini biasanya memiliki gejala yang sama seperti mudah lelah, lemah, pusing dan kulitnya pucat. Hal ini disebabkan karena kurangnya oksigen dalam darah sehingga peredaran darah kurang stabil. Kurangnya zat besi dalam sel darah merah disebut-sebut sebagai pemicu utama penyakit ini. Stres dan asupan gizi yang tidak seimbang dapat pula memicu timbulnya Anemia. Jika dibiarkan dalam jangka panjang penyakit ini dapat membahayakan kesehatan tubuh, memicu timbulnya penyakit dan dapat mengancam nyawa seseorang.

Bahkan bila sudah sampai ke tingkat yang lebih parah, penderita diharuskan untuk melakukan transfusi darah. Penderita kekurangan darah pada ibu hamil juga dapat meningkatkan resiko terjadinya pendarahan pada saat melahirkan yang akhirnya dapat beujung pada kematian. Sang ibu juga beresiko melahirkan anak secara prematur dan kurang gizi.

Bentuk Pencegahan Terhadap Anemia
Dengan mengetahui bahayanya, sebaiknya kita dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah terjangkitnya penyakit ini pada tubuh seperti berikut:

Kurangi asupan kafein dalam tubuh
Hindari mengonsumsi kopi dan teh secara berlebihan karena kafein dapat menghambat asupan zat besi dalam tubuh. Studi menunjukkan teh memiliki tingkat polyphenol yang tinggi sehingga menghambat penyerapan zat besi. Begitu pula yang disebabkan oleh kopi. Bahkan kopi pekat dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 50 persen dalam tubuh.

Perbanyak makanan yang kaya akan zat besi
Sumber zat besi pada makanan dapat diperoleh dari berbagai macam makanan hewani dan nabati. Misalnya tiram, kerang, kalkun, sarden, udang, daging sapi, hati, sereal, biji labu dan kacang-kacangan.

Mengkonsumsi suplemen
Disarankan untuk rutin mengonsumsi suplemen zat besi setiap hari. Mintalah saran dokter jika Anda berniat untuk mengonsumsi suplemen ini.

Mengonsumsi vitamin C
Sumber vitamin C yang baik adalah dari buah-buahan seperti jeruk dan lemon. Mengonsumsi buah-buahan secara langsung atau teratur meminum jus jeruk setiap hari dapat meningkatkan kesegaran tubuh sehingga Anda tidak mudah lelah. Vitamin C juga dipercaya dapat menyerap zat besi dalam tubuh dengan baik.

Perhatikan siklus Haid
Hal ini penting dilakukan karena sebagian besar wanita mengalami pendarahan yang cukup berat pada masa haid yang menjadi pemicu berkurangnya zat besi dalam tubuh sehingga Anda dapat dengan mudah terkena Anemia. Dengan memperhatikan siklus haid Anda serta mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi serta konsultasi rutin pada dokter, akan mengurangi kemungkinan Anda terkena penyakit ini.

Konsumsi makanan setengah matang
Adakalanya saat memasak kita membiarkan makanan tersebut dalam keadaan sangat matang sehingga kandungan zat besi dalam makanan tersebut berangsur-angsur hilang. Untuk menghindari hal tersebut, usahakan untuk mengolah makanan dalam suhu serendaah mungkin agar kandungan yang terdapat dalam makanan tersebut tidak hilang.

Istirahat yang cukup dan olahraga teratur
Pola tidur yang buruk dpat mempengaruhi kesehatan Anda. Hal ini pula dapat memicu tekanan darah Anda menjadi tidak stabil sehingga Anda mudah stres dan mudah terkena penyakit. Hindari tidur larut malam dan teratur melakukan olahrga setiap hari.