Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau, sudah merupakan hal yang wajar bahwa penerbangan menjadi sistem transportasi yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Maka, tersedianya bandara yang memiliki sarana dan prasarana yang baik tentunya adalah suatu keharusan, demi meningkatkan keterhubungan antar wilayah. Namun perencanaan dan pengembangan bandara haruslah memperhatikan aspek lingkungan sehingga bandara dapet berfungsi secara efektif dan efisien.


Fungsi bandara merupakan tempat lepas landas, mendarat pesawat udara, dan pergerakan di darat pesawat udara. Disamping itu Bandar udara merupakan simpul dari sistem transportasi udara. Namun peran bandara dalam kehidupan masyarakat ternyata lebih dari itu. Bandara bisa menjadi identitas sebuah daerah. Sebagaimana kita ketahui, kota kota besar di dunia biasanya mempunyai bandara dengan fasilitas kelas satu yang membuat para pelancong betah berlama lama di dalamnya.


Namun megahnya sebuah bandara tentu memilik dampak tersendiri bagi lingkungan sekitarnya, yaitu polusi. Mulai dari polusi suara, udara, air, tanah, energi, dan sampah hasil buangan. Karena itulah pada 5 Maret 2012 lalu Dirjen Perhubungan Udara menginstruksikan seluruh bandara internasional di Indonesia untuk mengimplementasikan bandara ramah atau eco airport. Saat ini sendiri sudah ada lima bandara yang membentuk Eco Airport Council, kelima bandara tersebut adalah Bandara Hang Nadim Batam, Bandara SM. Badaruddin II Palembang, Bandara Soekarno-Hatta Banten, Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Ngurah Rai Bali.


Mengingat tingkat kerusakan lingkungan yang sudah sangat parah di Indonesia ini, tentu gerakan ini merupakan sebuah langkah maju dalam usaha melindungi lingkungan. Langkah langkah seperti penataan ruang terbuka, taman vegetasi, sistem pengelolaan limbah yang lebih baik, dan penggunaan panel surya atau LED untuk menghemat penggunaan energi pun layak dipertimbangkan.


Untuk melaksanakan konsep ini tentu tidak mudah, dibutuhkan pengintegrasian antara biaya dalam pembangunan sarana dan infrastruktur, sumber daya manusia yang paham dan sadar akan pentingnya lingkungan, serta regulasi yang tegas dari pemerintah. Implementasi dari sistem eco airport ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi keberlangsungan hidup manusia serta ekosistemnya.


Jepang memulai konsep ini dengan Bandara Narita, lalu diikuti oleh Singapura dengan Bandara Changi. Meski sedikit terlambat, tapi Indonesia pun sudah memulainya, hanya satu langkah kecil demi masa depan manusia dan bumi yang lebih baik. Ingatlah bahwa kondisi bandara mencerminkan kondisi kota itu sendiri. Apalah artinya bandara yang megah tanpa lingkungan yang sehat.