Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

budy07Avatar border
TS
budy07
Surat Terbuka buat Jokowi dan Ahok untuk membantu mengatasi kemacetan Jakarta.

Kepada Yth Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur DKI

Saya bukan ahli tata kota atau transportasi, tapi saya mau menyumbangkan pemikiran sederhana saya untuk sedikit membantu mengatasi keruwetan lalulintas Jakarta.

Selama ini kemacetan selalu menjadi masalah utama Jakarta selain banjir. Kemacetan ini disebabkan karena tidak seimbangya ruas jalan dengan jumlah kendaraan yang melintasi jalan2 di Jakarta. Salah satu cara untuk mengatasinya ialah dengan mencoba mengurangi orang yang menggunakan kendaraan pribadi dan menggiringya agar menggunakan angkutan umum.

Sekarang masalahnya sebenarnya kenapa orang2 yang pake kendaraan pribadi belum mau pindah menggunakan kendaraan umum karena alasan2 tertentu.
- untuk pemakai mobil, mereka lebih pilih naik mobi macet2an tp nyaman daripada naik angkutan umum yang penuhnya minta ampun, kena macet juga, belom lagi ancaman copet (ini alasan bos2 saya kenapa ke kantor naik mobil pribadi)
- untuk pemakai motor, mereka pilih karena lebih cepat dan jauh lebih murah daripada harus naik angkuta umum, udah mahal (karena harus naik 2-3 kali) kena macet juga. (ini kata teman2 sekantor saya)

Saya sendiri kebetulan naik KRL ke kantor. Walaupun sebenarnya lebih mahal dari naik motor tapi kepastian jadwal membuat saya memlih naik moda trasportasi ini, walaupun saya harus berjuang untuk masuk kedalam KRL Commuter Line yang demikian berjubalnya.
Kalau dirincikan, biaya untuk transportasi dari rumah-kantor pp, kalo naik motor cukup bensin Rp. 10.000 sudah bisa sampai rumah lagi. Sedangkan kalau saya naik KRL, untuk tiket KRL Commuter Line Depok - Kota Rp 8.000 x 2 Rp. 16.000 ditambah biaya parkir sepeda motor Rp. 3000 per hari. Sudah Rp. 19.000 itupun belum termasuk bensin motor dari rumah ke stasiun lho...

Sebenarnya Jakarta sudah punya moda angkutan yang harusnya bisa diandalkan yaitu : KRL dan Bus Trans Jakarta (BTJ) yang bisa dimaksimalkan lagi.

1. KRL

Menurut saya untuk KRL bisa kok jadi MRT karena definisi MRT kan Mass Rapid Transport, sarana angkutan umum yang bisa mengangkut banyak orang (Mass) dengan cepat dan sering (Rapid). Daripada ngurus Proyek MRT yang tiketnya Rp. 38.000 lebih baik Pemprov DKI bekerjasama dengan PT KAI untuk memaksimalkan KRL ini. Nah KRL ini kan cuma kurang Rapid nya doang. Alias kurang banyak keretanya terutama untuk jurusan Bogor. Karena sepanjang pengamatan saya, kepadatan KRL jurusan Tangerang, Serpong dan Bekasi tidak sepadat jurusan Bogor.
Hanya saja kalau Jurusan Bogor ini ditambah, apa bisa di Manggarai mengatur lalulintas kereta yang demikian padat? Karena yang saya alami setiap hari, kalau pulang kerja, KRL selalu mengantri masuk stasiun Manggarai. Apalagi kalau hujan, entah kenapa selalu ada saja gangguan. Aneh....

Usulan Saya :
Untuk dalam kota, kereta dibuat melingkar saja dan nonstop. Sedangkan ada feedernya misal dr bogor sampai Manggarai, dari Bekasi sampai Jatinegara, Dari Tangerang sampai Tanah Abang. Kalo KRL nyaman (nggak perlu duduk kok, yang penting jangan terlalu penuh berdesak desakan) pasti orang yang tadinya membawa kendaraan pribadi akan beralih ke moda transportasi ini. Nah penambahan penumpang juga harus diimbangi dengan penambahan armada kereta agar kenyamanan tetap terjaga.

2. Bus Trans Jakarta

Bus Trans Jakarta (BTJ) sebenarnya systemnya sudah bagus, jalurnya sudah banyak dan semua sudah terintegrasi ke terminal konvensional maupun beberapa stasiun KRL, hanya saja saya yang pernah juga beberapa kali naik BTJ ini sering merasa bus terlalu lama datang karena macet, dan sekali datang bisa sekaligus beberapa setelah itu nunggu lama lagi. Terlambatnya BTJ ini karena memang jalur khusus BTJ sering diserobot kendaraan pribadi dan sepeda motor. Ini sudah kurangnya kesadaraan pengguna jalan. Mereka pikir daripada kosong lebih baik mereka pakai juga jalur busway. Adanya pengawas di setiap jalur masuk BTJ menurut saya tidak efektif. Masih banyak kendaraan yang lewat di jalur busway dan sering juga polisi membiarkannya begitu saja.

Usulan Saya :
Di setiap jalur masuk Busway dipasang saja kamera beresolusi tinggi dan merekam kendaraan yang lewat jalur ini. Biarkan saja mereka yang masih bandel lewat jalur ini, tapi rekamannya diliat tiap hari dan dicatat plat nomernya dan diserahkan ke samsat polda. Nah nanti jika kendaraan tsb mau memperpanjang pajak, langsung dikenakan denda 3x pajak setahunnya. Coba saja pikir jika sepeda motor yang pajaknya rata2 Rp. 175.000 an jika saat perpanjang dikenakan denda sebesar 3x Rp. 175.000 = Rp.525.000 kan pemilik motor tsb akan mikir 1000 kali sebelum masuk jalur Bus Way. Demikian juga dengan mobil kalau kena denda 3x pajak setahunya misal 3x Rp. 2.000.000 kan pasti mikir2 lagi kalo mau nerobos jalur bus way. Uang sebesar itu kan lumayan buat kas daerah dan saya rasa pasti memberi efek jera bagi pemilik kendaraan bermotor yang masih susah di atur.

Selain dua itu, saya juga mendukung naiknya harga bensin premium, sehingga bisa menahan orang yang kerja naik motor. Misalnya saya, kalo bensin premium cuma Rp. 4.500, dengan Rp. 10.000 saya sudah bisa ke kantor naik motor pp sampe rumah lagi. sedangkan jika harga bensin 8.500 misalnya (tanpa subsidi) maka saya perlu Rp. 18.000 untuk ke kantor naik motor pp sampe rumah. Dengan biaya yang hampir sama tentu pengendara motor akan memilih naik kendaraan umum karena tidak secapek naik motor. Selain menghemat uang negara (bisa dimanfaatkan untuk pembangunan sistem transportasi umum yang massal seperti subway misalnya), juga akan menggiring orang untuk naik kendaraan umum.

Saya juga setuju dengan electronic road pricing (ERP) yang tujuannya mendorong agar masyarakat memakai kendaraan umum bukan pribadi, sehingga kemacetan bisa dikurangi. Kalo perlu adanya subsidi tarif angkutan umum, sehingga tarif lebih murah dan orang mau beralih.

Dan jangan lupa juga penambahan dan peremajaan angkutan umum (ini sudah diwacanakan oleh gubernur), karena dengan kendaraan umum yang ada saja belum memenuhi unsur kenyamanan, apalagi kalau ditambah oleh masyarakat yang tadinya naik kendaraan pribadi lalu beralih ke kendaraan umum.

Demikian kira2 sedikit masukan dari saya, semoga dapat memberi masukan kepada Pak Gubernur DKI dan Wakilnya untuk sedikit membantu mengatasi kemacetan di Jakarta ini.

Bagi yang mau meneruskan pesan saya ini ke Gubernur atau mengcopy paste silakan saja, yang penting pesannya sampai dan membawa manfaat bagi kita semua
0
5K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan