ngelenkAvatar border
TS
ngelenk
Jokowi dan Bumbung Kosong
Lima tahun ke depan PILKADA DKI mestinya digelar kembali, saya katakan digelar karena bisa saja tidak bila ada revisi mengenai tata cara pemilihan kepala daerah yang baru menjadi dipilih oleh DPRD atau dengan mekanisme lain. Apabila PILKADA langsung akan tetap dilksanakan kembali, incumbent dalam hal ini Jokowi-Ahok apabila dalam perjalanan 5 tahunnya sukses, kemungkinan besar kembali berpasangan. Pesaingnya kira-kira siapa? Kalau dilihat dari kacamata terkini, maka belum ada kandidat yang bisa diketengahkan. Mungkinkah Faisal Basri kembali mencalonkan diri? HNW? atau kandidat lain berani mencalonkan diri lagi? saya rasa tidak apabila ternyata kinerja Jokowi-Ahok sukses.

Kesuksesan ini sepertinya sudah mulai tampak, terutama opini masyarakat dengan kegiatan Pemprov DKI yang dimotori Jokowi-Ahok saat ini mulai tergiring ke arah persepsi yang disesuaikan slogan mereka saat kampanye yaitu JAKARTA BARU. Hal yang jelas baru adalah adanya sorotan media dalam sebagian besar kegiatan Jokowi-Ahok. Ini yang mungkin akan memberikan gambaran positif karena Pemprov DKI benar-benar terekspose pekerjaannya, sedangkan kesalahan masa lalu dan merupakan kesalahan sebagian besar pejabat yang menganggap jurnalis itu mengganggu tentunya akan sangat menguntungkan bagi Jokowi-Ahok.

Apabila benar-benar dalam 5 tahun setidaknya 50% saja janji kampanye Jokowo-Ahok terealisasi bisa diprediksikan sejarah di Solo bisa saja terjadi. Hampir 90% rakyat Solo memilih Jokowi, dan ini bisa saja berulang di DKI 5 tahun yang akan datang. Hal tersebut bisa saja membuat kandidat lain bakalan lari tunggang langgang sebelum mendaftar menjadi kandidat Gubernur DKI dalam PILKADA 2017 nanti.

Hal yang paling dikuatirkan dalam memilih seorang pimpinan adalah tiadanya kandidat lain sebagai pesaing (bumbung kosong=kotak suara kosong). Apabila ini menyangkut skala organisasi yang kecil mungkin bisa ditunjuk secara aklamasi saja tetapi bila dalam vote yang melibatakan jutaan warga maka tentunya mustahil dilakukan. Bumbung kosong bisa saja terjadi karena tidak ada yang berani mengeluarkan uang hanya untuk dikalahkan Jokowi, tetapi bumbung kosong biasanya diantisipasi dengan cara misalnya mencalonkan kandidat lain yang sebenarnya hanya untuk kepantasan saja bahwa dia ada lawannya dan untuk menghilangkan kekhawatiran seandainya dia kalah. Sekiranya dia kalah tentunya rasa malu karena dikalahkan sebuah kotak kosong berganti dengan malu dikalahkan kandidat lain tentu rasanya akan berbeda.

Jadi, kira-kira kalau kemarin foke dilawankan dengan kotak suara kosong bagaimana ya? atau Jokowi 5 tahun yang akan datang boleh saja dicoba dilawankan dengan kotak kosong, vote pilih kotak kosong atau kotak-kotak? Itu semua tergantung proses lima tahun ini…..



monggo,gimana pendapat dari agan..??


TS butuh cendol emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S)

sumber
[url]http://cuma4kchAAW[/url]
0
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan