Kaskus

Entertainment

HendriZoldick04Avatar border
TS
HendriZoldick04
Inflasi di Sebungkus Nasi Padang
“Berapa, Mbak?” tanya saya setelah memakan nasi padang dengan lauk rendang.

“Dua belas ribu, Mas” jawabnya.

“Lho, biasanya sepuluh ribu, Mbak” balas saya.

Langsung ditimpali “Iya, Mas, sudah naik”.

Ternyata, nasi padang favorit saya pun sudah naik sebesar 20% dari harga terdahulu, atau bahasa kerennya: mengalami inflasi sebesar 20%.

Inflasi adalah persentase kenaikan harga dalam suatu tahun tertentu. Sadar maupun tidak, tabungan di bank yang dimiliki pun nilainya mengalami penurunan karena inflasi ini. Hal ini disebabkan produk tabungan di bank memiliki bunga yang umumnya lebih kecil dibandingkan inflasi yang terjadi.

Saat ini tingkat bunga tabungan rupiah rata-rata berkisar di angka 1%-2%. Sedangkan saat ini, data inflasi pemerintah ada di kisaran angka 4%-5%. Namun akan lebih bijak jika kita menganggap asumsi inflasi di Indonesia berkisar 10%, karena rata-rata inflasi 10 tahun terakhir sekitar 10% per tahun, sekaligus untuk meng-cover kenaikan harga sebungkus nasi padang favorit.

Jika sebungkus nasi padang saja mengalami inflasi, begitu pun dengan tujuan keuangan kita seperti dana darurat, dana pensiun, dana liburan dan lainnya. Saat berencana untuk mencapai tujuan keuangan seperti yang disebutkan tadi, sudahkah kita memperhitungkan inflasi di rentang waktu dari sekarang hingga tujuan keuangan tersebut tercapai?

Khusus untuk tujuan dana pendidikan, ada semacam patokan asumsi inflasi dua kali lipat dari rata-rata inflasi. Jika kita menggunakan asumsi inflasi sebesar 10% per tahun maka asumsi inflasi dana pendidikan adalah 20% per tahun.

Dengan membayangkan inflasi yang terjadi, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan berinvestasi. Produk investasi seharusnya dapat memberikan imbal hasil atau return di atas inflasi. Jika produk investasi return-nya dibawah inflasi, lebih baik kita tabung atau depositokan saja dana yang ada, lebih tenang dan dijamin oleh pemerintah.

Investasi untuk pemula bisa dilakukan dalam bentuk emas, reksadana, Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Sayangnya, produk investasi ini tidak ada yang boleh menjamin return-nya. Sehingga penting sekali untuk kita mengenal profil risiko kita (kemampuan kita dalam menerima risiko penurunan nilai investasi).

Selain itu yang paling penting juga adalah ketepatan dalam memilih produk investasi. Dua kesalahan yang umum terjadi pada investor pemula adalah: menggunakan produk investasi yang agresif untuk tujuan jangka pendek, atau menggunakan produk investasi yang konservatif untuk tujuan jangka panjang.

Dengan tidak menyadari inflasi yang terjadi, aset yang kita akumulasikan bisa saja mengalami penurunan dan tidak mampu mengejar inflasi yang terjadi. Sebaliknya, jika kita sadar akan inflasi yang terjadi sejak dini dan mulai berinvestasi secara tepat, kita bisa berinvestasi dengan dana yang lebih kecil dibandingkan jika kita terlambat menyadari dan baru mulai berinvestasi 3-5 tahun kemudian.
0
1.8K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan