- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Beberapa Fakta Tentang Erika Sawajiri


TS
IndraTCH
Beberapa Fakta Tentang Erika Sawajiri
Pernah gak agan-agan nonton film drama Jepang dngn judul One litre Of Tears..?? Ceritanya diangkat dari kisah nyata seorang remaja yang hidup melawan penyakit yg sulit untuk disembuhkan. Namanya kalo gak salah Aya.. Film Drama seri ini paling tidak memberikan pengajaran kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita memperjuangkan hidup..
Nah dalam film tsb, tokoh Aya ini di perankan oleh Erika Sawajiri.
mungkin agan-agan sudah mengenalnya yah..??
Cantik bukan..???[removed]void(0);
Erika Sawajiri, lahir 8 April 1986; umur 23 tahun) adalah seorang aktris sekaligus penyanyi dan juga model asal Jepang. Lahir dari ibu Aljazair-Perancis, dan ayah berkebangsaan Jepang. Sebagai penyanyi, ia pernah menggunakan nama alias Kaoru Amane, dan sekarang sebagai ERIKA (dalam huruf besar). Erika Sawajiri berada di bawah kantor manajemen Stardust Promotion.
Karier
Erika memulai kariernya sebagai model sewaktu masih duduk di kelas 6 sekolah dasar (tahun 1997). Ia tampil pertama kali di majalah shojo manga Ribon, dan majalah fesyen Nikola. Sesudah lulus SD, Erika memenangi audisi dan diterima sebagai artis di Stardust Promotion.
Pada tahun 2002, Erika terpilih sebagai salah satu pemenang kontes Fuji TV Visual Queen. Tahun berikutnya (2003), ia memulai kariernya di layar televisi dalam serial drama Hotman yang ditayangkan jaringan televisi TBS. Debutnya di layar perak dimulai dengan film Mondai no nai Watashitachi pada tahun 2004. Tahun berikutnya (2005), penampilannya dalam film Pacchigi! (2005) sebagai Lee Kyung-ja banyak mendapat pujian, dan menghasilkan sejumlah penghargaan sebagai aktris pendatang baru terbaik.
Pada tahun 2005, ia berhasil mendapat peran utama dalam serial drama 1 Litre of Tears. Drama 1 Litre of Tears yang berdasarkan kisah nyata ini memiliki versi Indonesia berjudul Buku Harian Nayla dengan cerita yang sama. Pada tahun 2006, Erika mendapat Penghargaan Élan d'or sebagai aktris pendatang baru terbaik, dan juga aktris pendatang baru terbaik menurut versi Penghargaan Golden Arrow.
Namun setelah kesuksesannya pada tahun 2009, dia pun menikah di usia 23 tahun dengan pria yang lebih tua 21 tahun dari dia..
Namun pada akhirnya merekapun bercerai setelah 1 tahun menikah..
Melawan Sistem Manajemen Jepang
Seperti kebanyakan yang terjadi pada orang berbakat di Jepang, dia lalu terikat kontrak pada manajemen yang mengatur apa yang bisa dia lakukan dan mana yang tidak. Banyak dari mereka yang mendapat upah sebagai ‘karyawan’ oleh agensi mereka di Jepang. Membatasi inovasi musik seorang musisi dan memaksa para aktor tampil dalam pertunjukan yang tak pernah dapat mereka pilih sendiri. Mereka juga dibuat bekerja keras selama berjam-jam. Walaupun beberapa bintang besar Jepang seperti Aya Ueto telah mengaku berkali-kali terbebani secara emosional oleh sistem-sistem tersebut. Beberapa artis tidak lagi menikmati kehidupan normal pribadinya, mereka telah masuk pada kehidupan sosial yang terisolasi. Tidak sedikit di antara mereka yang gagal karena terlibat skandal atau bahkan bunuh diri.
“Sebelum aku pergi ke London, sangat berat hidup di Tokyo. Setiap hari bekerja dan aku tak dapat tidur. Aku hanya bisa tidur tiga jam jadi sangat berat setiap harinya,” kata Sawajiri. “Aku berhenti dan pergi ke London, aku ingin hidup sebagai gadis normal. Aku belajar bahasa Inggris, itu sulit, namun itu adalah pengalaman yang sangat bagus, aku hanya pergi ke sekolah dan setelah usai kami pergi ke bar untuk berbincang-bincang atau minum bir.”
Saat konferensi pers untuk filmnya yang berjudul Closed Note yang tayang pada September 2007, dia tampak tidak senang dengan film yang dimainkannya itu, dia lalu memberikan jawaban singkat dan menghebohkan pada media. Ia lalu dikritik oleh seluruh media Jepang karena melanggar sopan santun dan menganggap tidak menghormati lawan mainnya dalam film tersebut. Sawajiri lalu meminta maaf dua hari setelahnya dalam acara TV Asahi Super Morning.
“Permintaan maaf itu suatu kesalahan!” kata Sawajiri. “Agenku berkata bahwa aku harus meminta maaf, aku tetap menolak, aku benar-benar tidak mau melakukannya. Aku berkata pada mereka bahwa ‘ini jalanku’… tapi akhirnya aku menyerah. Itulah kesalahanku.”
Bekerja dengan agen yang berada di Spanyol, dia kembali menimbulkan kemarahan ketika sebuah fax sampai ke meja sebuah media Jepang Maret 2010. Fax tersebut mengumumkan kembalinya Sawajiri ke Jepang (dunia hiburan), dengan mencantumkan enam aturan tentang apa yang media dapat lakukan dan tidak dapat terhadap dirinya, sebuah sasaran empuk bagi media untuk kembali menyerang Sawajiri dan mempertahankan reputasinya sebagai pembuat masalah.
“Itu bukan aku dan aku tidak pernah tahu tentang itu!” pengakuan dari Sawajiri. “Kenyataannya enam syarat itu adalah ide suamiku, aku sangat mempercayainya, tapi dia melakukan kesalahan.”
“Ketika masalah dengan mantan suamiku (secara hukum masih menikah) terselesaikan, banyak hal berubah, namun aku tak tahu kapan itu akan terselesaikan.”
Tahun 2010 Sawajiri muncul di panggung besar sekali lagi, memperkenalkan lagu bahasa Inggris barunya di Girl’s Awards pada bulan Mei (“Sekarang aku ingin mencoba musik dance,” katanya) dan tampil di sampul majalah-majalah terkenal.
Tetap Sendiri
Untuk siapapun yang tinggal di Tokyo, Sawajiri dapat muncul dimanapun. “Aku takut akan diekspos berlebihan karena aku pernah mengalaminya di tahun 2007, namun ini tidak seburuk yang dulu. Sejujurnya aku ingin melakukan syuting, menyanyi dan melakukan banyak hal sekarang, ini adalah momen yang tepat dan aku ingin menunjukkan kreativitasku dengan cara apapun yang dapat aku lakukan. Bahkan sebagai hobi aku menyukai fotografi dan desain grafis.”
Dengan rumor bahwa dia menandatangani perjanjian dengan perusahaan raksasa dalam waktu dekat (Avex), saat ini Sawajiri adalah orang yang berpendirian dan tidak akan membiarkan agensi turut campur dalam caranya, dan ia mengkritik struktur keseluruhan dalam dunia hiburan. “Aku pikir [membatasi seorang artis untuk memiliki kehidupan normal dan mengeluarkan pendapatnya] adalah masalah utama dalam dunia hiburan di Jepang. Kenyataannya ini adalah masalah terbesar. Aku berpikir semua sistem (perusahaan) sudah sangat tua. Bahkan para manajernya pun sudah tua namun kita harus mengubah situasi ini.”
Sejak idol tahun 80an, Seiko Matsuda (yang menantang pemikiran tradisional orang Jepang, untuk terus bekerja setelah menikah), kini telah muncul artis wanita yang mempunyai keberanian untuk mempertahankan apa yang dia percayai, hingga menimbulkan pendapat pro dan kontra.
Sekarang, kembali hidup menetap kembali di Tokyo, ia mencoba mencari cara untuk menunjukkan bagaimana seorang bintang dapat menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan kebebasan berkreasi dengan sukses, Sawajiri bekerja sebagai freelance dan sendiri. ”Aku ingin bekerja sama dengan bisnis hiburan Jepang dengan mendirikan kantor sendiri,” katanya. “Kita hidup di abad 21 jadi ini waktunya untuk mengikuti jaman.”
Cekidot fotonya d bawah gan..
Sumber : CNNgo dan beberapa sumber lain.
Nah dalam film tsb, tokoh Aya ini di perankan oleh Erika Sawajiri.
mungkin agan-agan sudah mengenalnya yah..??
Spoiler for Erika:
Cantik bukan..???[removed]void(0);
Erika Sawajiri, lahir 8 April 1986; umur 23 tahun) adalah seorang aktris sekaligus penyanyi dan juga model asal Jepang. Lahir dari ibu Aljazair-Perancis, dan ayah berkebangsaan Jepang. Sebagai penyanyi, ia pernah menggunakan nama alias Kaoru Amane, dan sekarang sebagai ERIKA (dalam huruf besar). Erika Sawajiri berada di bawah kantor manajemen Stardust Promotion.
Karier
Erika memulai kariernya sebagai model sewaktu masih duduk di kelas 6 sekolah dasar (tahun 1997). Ia tampil pertama kali di majalah shojo manga Ribon, dan majalah fesyen Nikola. Sesudah lulus SD, Erika memenangi audisi dan diterima sebagai artis di Stardust Promotion.
Pada tahun 2002, Erika terpilih sebagai salah satu pemenang kontes Fuji TV Visual Queen. Tahun berikutnya (2003), ia memulai kariernya di layar televisi dalam serial drama Hotman yang ditayangkan jaringan televisi TBS. Debutnya di layar perak dimulai dengan film Mondai no nai Watashitachi pada tahun 2004. Tahun berikutnya (2005), penampilannya dalam film Pacchigi! (2005) sebagai Lee Kyung-ja banyak mendapat pujian, dan menghasilkan sejumlah penghargaan sebagai aktris pendatang baru terbaik.
Pada tahun 2005, ia berhasil mendapat peran utama dalam serial drama 1 Litre of Tears. Drama 1 Litre of Tears yang berdasarkan kisah nyata ini memiliki versi Indonesia berjudul Buku Harian Nayla dengan cerita yang sama. Pada tahun 2006, Erika mendapat Penghargaan Élan d'or sebagai aktris pendatang baru terbaik, dan juga aktris pendatang baru terbaik menurut versi Penghargaan Golden Arrow.
Namun setelah kesuksesannya pada tahun 2009, dia pun menikah di usia 23 tahun dengan pria yang lebih tua 21 tahun dari dia..
Spoiler for Erika:
Namun pada akhirnya merekapun bercerai setelah 1 tahun menikah..
Melawan Sistem Manajemen Jepang
Seperti kebanyakan yang terjadi pada orang berbakat di Jepang, dia lalu terikat kontrak pada manajemen yang mengatur apa yang bisa dia lakukan dan mana yang tidak. Banyak dari mereka yang mendapat upah sebagai ‘karyawan’ oleh agensi mereka di Jepang. Membatasi inovasi musik seorang musisi dan memaksa para aktor tampil dalam pertunjukan yang tak pernah dapat mereka pilih sendiri. Mereka juga dibuat bekerja keras selama berjam-jam. Walaupun beberapa bintang besar Jepang seperti Aya Ueto telah mengaku berkali-kali terbebani secara emosional oleh sistem-sistem tersebut. Beberapa artis tidak lagi menikmati kehidupan normal pribadinya, mereka telah masuk pada kehidupan sosial yang terisolasi. Tidak sedikit di antara mereka yang gagal karena terlibat skandal atau bahkan bunuh diri.
“Sebelum aku pergi ke London, sangat berat hidup di Tokyo. Setiap hari bekerja dan aku tak dapat tidur. Aku hanya bisa tidur tiga jam jadi sangat berat setiap harinya,” kata Sawajiri. “Aku berhenti dan pergi ke London, aku ingin hidup sebagai gadis normal. Aku belajar bahasa Inggris, itu sulit, namun itu adalah pengalaman yang sangat bagus, aku hanya pergi ke sekolah dan setelah usai kami pergi ke bar untuk berbincang-bincang atau minum bir.”
Saat konferensi pers untuk filmnya yang berjudul Closed Note yang tayang pada September 2007, dia tampak tidak senang dengan film yang dimainkannya itu, dia lalu memberikan jawaban singkat dan menghebohkan pada media. Ia lalu dikritik oleh seluruh media Jepang karena melanggar sopan santun dan menganggap tidak menghormati lawan mainnya dalam film tersebut. Sawajiri lalu meminta maaf dua hari setelahnya dalam acara TV Asahi Super Morning.
“Permintaan maaf itu suatu kesalahan!” kata Sawajiri. “Agenku berkata bahwa aku harus meminta maaf, aku tetap menolak, aku benar-benar tidak mau melakukannya. Aku berkata pada mereka bahwa ‘ini jalanku’… tapi akhirnya aku menyerah. Itulah kesalahanku.”
Bekerja dengan agen yang berada di Spanyol, dia kembali menimbulkan kemarahan ketika sebuah fax sampai ke meja sebuah media Jepang Maret 2010. Fax tersebut mengumumkan kembalinya Sawajiri ke Jepang (dunia hiburan), dengan mencantumkan enam aturan tentang apa yang media dapat lakukan dan tidak dapat terhadap dirinya, sebuah sasaran empuk bagi media untuk kembali menyerang Sawajiri dan mempertahankan reputasinya sebagai pembuat masalah.
“Itu bukan aku dan aku tidak pernah tahu tentang itu!” pengakuan dari Sawajiri. “Kenyataannya enam syarat itu adalah ide suamiku, aku sangat mempercayainya, tapi dia melakukan kesalahan.”
“Ketika masalah dengan mantan suamiku (secara hukum masih menikah) terselesaikan, banyak hal berubah, namun aku tak tahu kapan itu akan terselesaikan.”
Tahun 2010 Sawajiri muncul di panggung besar sekali lagi, memperkenalkan lagu bahasa Inggris barunya di Girl’s Awards pada bulan Mei (“Sekarang aku ingin mencoba musik dance,” katanya) dan tampil di sampul majalah-majalah terkenal.
Tetap Sendiri
Untuk siapapun yang tinggal di Tokyo, Sawajiri dapat muncul dimanapun. “Aku takut akan diekspos berlebihan karena aku pernah mengalaminya di tahun 2007, namun ini tidak seburuk yang dulu. Sejujurnya aku ingin melakukan syuting, menyanyi dan melakukan banyak hal sekarang, ini adalah momen yang tepat dan aku ingin menunjukkan kreativitasku dengan cara apapun yang dapat aku lakukan. Bahkan sebagai hobi aku menyukai fotografi dan desain grafis.”
Dengan rumor bahwa dia menandatangani perjanjian dengan perusahaan raksasa dalam waktu dekat (Avex), saat ini Sawajiri adalah orang yang berpendirian dan tidak akan membiarkan agensi turut campur dalam caranya, dan ia mengkritik struktur keseluruhan dalam dunia hiburan. “Aku pikir [membatasi seorang artis untuk memiliki kehidupan normal dan mengeluarkan pendapatnya] adalah masalah utama dalam dunia hiburan di Jepang. Kenyataannya ini adalah masalah terbesar. Aku berpikir semua sistem (perusahaan) sudah sangat tua. Bahkan para manajernya pun sudah tua namun kita harus mengubah situasi ini.”
Sejak idol tahun 80an, Seiko Matsuda (yang menantang pemikiran tradisional orang Jepang, untuk terus bekerja setelah menikah), kini telah muncul artis wanita yang mempunyai keberanian untuk mempertahankan apa yang dia percayai, hingga menimbulkan pendapat pro dan kontra.
Sekarang, kembali hidup menetap kembali di Tokyo, ia mencoba mencari cara untuk menunjukkan bagaimana seorang bintang dapat menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan kebebasan berkreasi dengan sukses, Sawajiri bekerja sebagai freelance dan sendiri. ”Aku ingin bekerja sama dengan bisnis hiburan Jepang dengan mendirikan kantor sendiri,” katanya. “Kita hidup di abad 21 jadi ini waktunya untuk mengikuti jaman.”
Cekidot fotonya d bawah gan..

Sumber : CNNgo dan beberapa sumber lain.
Diubah oleh IndraTCH 27-11-2012 09:58
0
19.9K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan