- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengolah Jamur Tiram Jadi Nugget


TS
amby_lee
Mengolah Jamur Tiram Jadi Nugget
lagi lenggang n agak bt di kantor, mending buat thread dulu hehe
langsung aja gan....

Jamur tiram selama ini hanya diolah menjadi pelengkap makanan atau diolah dalam bentuk yang menarik dan enak. Namun, hal berbeda dilakukan Meike Fitrianingtyas.
Di Karangrejo, Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah, Meike Fitrianingtyas, 24, meneliti jamur tiram dan potensinya untuk dikonversi menjadi makanan lain yang mengandung banyak rasa.
Jamur tiram yang tidak ada rasanya, kata Meike, bila dicampur dengan kaldu rasa apa pun, akan membentuk makanan sesuai dengan rasa kaldu itu. Misalnya, bila jamur dicampur kaldu ayam akan menjadi rasa ayam.
Menurut Meike, walaupun rasanya hampir menyamai kelezatan daging, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi. Jamur mengubah selulosa menjadi polisakarida yang bebas kolesterol sehingga orang yang mengonsumsinya terhindar dari risiko terkena serangan stroke.
Selain itu, kandungan protein jamur lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan makanan lain yang berasal dari tumbuhan. Gizi yang terkandung dalam jamur antara lain karbohidrat serta berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor dan besi, serta vitamin B, B1, dan C.
Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berkhasiat sebagai obat, antara lain untuk mencegah penyakit seperti anemia, memperbaiki gangguan pencernaan, mencegah kanker, tumor, hipertensi, dan menurunkan kadar kolesterol serta kencing manis. Selain itu, jamur tiram berkhasiat menjaga vitalitas dan mengatasi kasus kekurangan gizi. Dengan nilai gizi yang tinggi dan khasiat yang dimiliki tersebut, jamur tiram diharapkan bisa menjadi alternatif makanan pengganti yang rendah kolesterol dan lebih murah lagi.
Riset
Meike memulai riset pada Maret 2012. Dia tertarik pada jamur tiram saat tempatnya bekerja, LSM Masyarakat Berdaya Indonesia (MBI) Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah (LAZIS Jateng) yang bergerak di bidang pemberdayaan potensi ekonomi rakyat, berkunjung ke Desa Gondoriyo. Ia melihat jenis jamur itu banyak ditemui dan masih dibudidayakan.
"Beli media tanam dan siram saja. Kelembapan kurang dari 30 derajat celsius. Bisa empat lima kali panen setahun," ujar Meike kepada Media Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Karena penasaran, Meike mulai mencari tahu jamur tiram dan potensinya di internet. Ia juga belajar kepada seorang guru wirausaha di salah satu sekolah dasar di Semarang, Jawa Tengah.
"Dari penelusuran saya, jamur tiram ternyata luar biasa sekali. Dia itu bisa menjadi makanan alternatif yang rendah kolesterol. Kalau kita bicara jamur tiram, limbahnya pun bisa dimanfaatkan lagi menjadi media tanam jamur," ujarnya.
Meike lalu mengedukasi masyarakat pemberdaya jamur tiram di Gondoriyo. Selain meningkatkan penghasilan mereka, edukasi tersebut dimaksudkan mengoptimalisasi jamur dengan mengelolanya dalam berbagai varian jenis produk jamur.
Namun, ide Meike mendapat penolakan. Pasalnya, ide itu dinilai merepotkan dan masyarakat sudah puas dengan penghasilan saat itu.
"Hanya dengan menjual hasil budi daya jamur, itu sudah cukup. Prinsip mereka itu," ujarnya.
Nugget
Meski mendapat penolakan, Meike tidak putus asa. Ia kemudian mendekati komunitas ibu-ibu di lingkungan rumahnya di Gajah Mungkur untuk membuat bermacam produk makanan dari jamur tiram. "Mereka mau dan terkumpul lima orang ibu," ujarnya.
Di komunitas itu, Meike bersama ibu-ibu melakukan riset dan eksplorasi kemungkinan jamur tiram menjadi produk makanan berkualitas. Riset itu dilakukan sejak Maret hingga April 2012.
Penelitian pertama ialah membuat nugget jamur rasa ayam dari jamur tiram. Jamur tiram dicampur kaldu ayam dan dibuat nugget. Rasanya seperti nugget ayam asli. "Harganya pun lebih murah daripada nugget ayam asli. Jamur itu tidak punya rasa dan bisa menjadi rasa ayam atau seperti nugget ayam bila ditambahkan dengan kaldu. Kandungan kolesterolnya tidak ada jika dibandingkan dengan nugget ayam asli. Penampilannya yang putih bersih dan menarik menjadi daya tarik tersendiri," ujar Meike.
Sejak April, Meike mulai aktif mempromosikan hasil produknya tersebut. Dia mengikuti berbagai pameran. Luar biasa, ternyata produk olahan jamur tiram laku keras. "Banyak yang bertanya dan penasaran. Kemudian banyak permintaan pada saya," tandasnya.
Modal
Permintaan yang tinggi rupanya tidak diimbangi dengan kuantitas produksi jamur. Penyebabnya, Meike kekurangan modal. Sayang kalau melepaskan begitu saja produk tersebut hanya karena ketiadaan modal.
Meike lalu meminjam modal uang sebesar Rp5 juta di MBI LAZIS Jateng. Modal itu dipakai untuk mengembangkan riset produk dan membeli bahan baku serta gerobak penjualan produk jamur tiram. Dia juga meminjam uang Rp2,5 juta dari seorang sahabatnya untuk membuat warung di Jatingaleh, Semarang.
Produk olahan jamurnya mulai dijual pada Mei 2012, dengan nama Angkringan Jamur Petruk. Itu tidak sebatas nugget, tapi juga jamur crispy dan kroket jamur.
Keuntungan Meike sebesar Rp1,8 juta per bulan. Meski keuntungan itu belum cukup besar, Meike mengaku senang. Ia dapat menghidupi empat pegawainya. Sekarang permintaan tidak sebatas di Semarang, tapi sudah masuk ke Jakarta, Wonosobo, dan Yogyakarta. "Masih banyak order yang ditolak karena keterbatasan tenaga," ujarnya.
Meike punya impian akan hasil karyanya. Ia ingin memiliki restoran jamur. Kebetulan restoran jamur di Semarang belum semarak. "Saat ini memang kalau mau belajar jamur harus ke Yogyakarta. Harapan saya di Semarang, kita bisa buat restoran. Kalaupun mau kurang puas, akan dibuatkan miniatur budi daya tiram di dalamnya," ujarnya.

Biodata
Nama lengkap: Meike Fitrianingtyas
Nama panggilan: Meike
Tempat, tanggal lahir: Magetan, 15 Mei 1988
Hobi: Membaca dan travelling
Website: www.masyarakat-berdaya.com/www.angkringanjamur.blogspot.com
Aktivitas sehari-hari: Pendamping program community development MBI LAZIS Jateng
Pendidikan:
- Teknik Kimia Undip (2006-2010)
- SMA Negeri 1 Surakarta (2003-2006)
- SMP Negeri 15 Surakarta (2000-2003)
- SD Malangjiwan 06 Colomadu, Karanganyar (1994-2000)
Nama usaha: Angkringan Jamur Petruk
Penghargaan: Shell Livewire Indonesia 2012
Semoga bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat gan
langsung aja gan....
Quote:

Jamur tiram selama ini hanya diolah menjadi pelengkap makanan atau diolah dalam bentuk yang menarik dan enak. Namun, hal berbeda dilakukan Meike Fitrianingtyas.
Di Karangrejo, Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah, Meike Fitrianingtyas, 24, meneliti jamur tiram dan potensinya untuk dikonversi menjadi makanan lain yang mengandung banyak rasa.
Jamur tiram yang tidak ada rasanya, kata Meike, bila dicampur dengan kaldu rasa apa pun, akan membentuk makanan sesuai dengan rasa kaldu itu. Misalnya, bila jamur dicampur kaldu ayam akan menjadi rasa ayam.
Menurut Meike, walaupun rasanya hampir menyamai kelezatan daging, kandungan lemak jamur lebih rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi. Jamur mengubah selulosa menjadi polisakarida yang bebas kolesterol sehingga orang yang mengonsumsinya terhindar dari risiko terkena serangan stroke.
Selain itu, kandungan protein jamur lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan makanan lain yang berasal dari tumbuhan. Gizi yang terkandung dalam jamur antara lain karbohidrat serta berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor dan besi, serta vitamin B, B1, dan C.
Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berkhasiat sebagai obat, antara lain untuk mencegah penyakit seperti anemia, memperbaiki gangguan pencernaan, mencegah kanker, tumor, hipertensi, dan menurunkan kadar kolesterol serta kencing manis. Selain itu, jamur tiram berkhasiat menjaga vitalitas dan mengatasi kasus kekurangan gizi. Dengan nilai gizi yang tinggi dan khasiat yang dimiliki tersebut, jamur tiram diharapkan bisa menjadi alternatif makanan pengganti yang rendah kolesterol dan lebih murah lagi.
Riset
Meike memulai riset pada Maret 2012. Dia tertarik pada jamur tiram saat tempatnya bekerja, LSM Masyarakat Berdaya Indonesia (MBI) Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah (LAZIS Jateng) yang bergerak di bidang pemberdayaan potensi ekonomi rakyat, berkunjung ke Desa Gondoriyo. Ia melihat jenis jamur itu banyak ditemui dan masih dibudidayakan.
"Beli media tanam dan siram saja. Kelembapan kurang dari 30 derajat celsius. Bisa empat lima kali panen setahun," ujar Meike kepada Media Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Karena penasaran, Meike mulai mencari tahu jamur tiram dan potensinya di internet. Ia juga belajar kepada seorang guru wirausaha di salah satu sekolah dasar di Semarang, Jawa Tengah.
"Dari penelusuran saya, jamur tiram ternyata luar biasa sekali. Dia itu bisa menjadi makanan alternatif yang rendah kolesterol. Kalau kita bicara jamur tiram, limbahnya pun bisa dimanfaatkan lagi menjadi media tanam jamur," ujarnya.
Meike lalu mengedukasi masyarakat pemberdaya jamur tiram di Gondoriyo. Selain meningkatkan penghasilan mereka, edukasi tersebut dimaksudkan mengoptimalisasi jamur dengan mengelolanya dalam berbagai varian jenis produk jamur.
Namun, ide Meike mendapat penolakan. Pasalnya, ide itu dinilai merepotkan dan masyarakat sudah puas dengan penghasilan saat itu.
"Hanya dengan menjual hasil budi daya jamur, itu sudah cukup. Prinsip mereka itu," ujarnya.
Nugget
Meski mendapat penolakan, Meike tidak putus asa. Ia kemudian mendekati komunitas ibu-ibu di lingkungan rumahnya di Gajah Mungkur untuk membuat bermacam produk makanan dari jamur tiram. "Mereka mau dan terkumpul lima orang ibu," ujarnya.
Di komunitas itu, Meike bersama ibu-ibu melakukan riset dan eksplorasi kemungkinan jamur tiram menjadi produk makanan berkualitas. Riset itu dilakukan sejak Maret hingga April 2012.
Penelitian pertama ialah membuat nugget jamur rasa ayam dari jamur tiram. Jamur tiram dicampur kaldu ayam dan dibuat nugget. Rasanya seperti nugget ayam asli. "Harganya pun lebih murah daripada nugget ayam asli. Jamur itu tidak punya rasa dan bisa menjadi rasa ayam atau seperti nugget ayam bila ditambahkan dengan kaldu. Kandungan kolesterolnya tidak ada jika dibandingkan dengan nugget ayam asli. Penampilannya yang putih bersih dan menarik menjadi daya tarik tersendiri," ujar Meike.
Sejak April, Meike mulai aktif mempromosikan hasil produknya tersebut. Dia mengikuti berbagai pameran. Luar biasa, ternyata produk olahan jamur tiram laku keras. "Banyak yang bertanya dan penasaran. Kemudian banyak permintaan pada saya," tandasnya.
Modal
Permintaan yang tinggi rupanya tidak diimbangi dengan kuantitas produksi jamur. Penyebabnya, Meike kekurangan modal. Sayang kalau melepaskan begitu saja produk tersebut hanya karena ketiadaan modal.
Meike lalu meminjam modal uang sebesar Rp5 juta di MBI LAZIS Jateng. Modal itu dipakai untuk mengembangkan riset produk dan membeli bahan baku serta gerobak penjualan produk jamur tiram. Dia juga meminjam uang Rp2,5 juta dari seorang sahabatnya untuk membuat warung di Jatingaleh, Semarang.
Produk olahan jamurnya mulai dijual pada Mei 2012, dengan nama Angkringan Jamur Petruk. Itu tidak sebatas nugget, tapi juga jamur crispy dan kroket jamur.
Keuntungan Meike sebesar Rp1,8 juta per bulan. Meski keuntungan itu belum cukup besar, Meike mengaku senang. Ia dapat menghidupi empat pegawainya. Sekarang permintaan tidak sebatas di Semarang, tapi sudah masuk ke Jakarta, Wonosobo, dan Yogyakarta. "Masih banyak order yang ditolak karena keterbatasan tenaga," ujarnya.
Meike punya impian akan hasil karyanya. Ia ingin memiliki restoran jamur. Kebetulan restoran jamur di Semarang belum semarak. "Saat ini memang kalau mau belajar jamur harus ke Yogyakarta. Harapan saya di Semarang, kita bisa buat restoran. Kalaupun mau kurang puas, akan dibuatkan miniatur budi daya tiram di dalamnya," ujarnya.
Spoiler for penampakan Mieke:

Biodata
Nama lengkap: Meike Fitrianingtyas
Nama panggilan: Meike
Tempat, tanggal lahir: Magetan, 15 Mei 1988
Hobi: Membaca dan travelling
Website: www.masyarakat-berdaya.com/www.angkringanjamur.blogspot.com
Aktivitas sehari-hari: Pendamping program community development MBI LAZIS Jateng
Pendidikan:
- Teknik Kimia Undip (2006-2010)
- SMA Negeri 1 Surakarta (2003-2006)
- SMP Negeri 15 Surakarta (2000-2003)
- SD Malangjiwan 06 Colomadu, Karanganyar (1994-2000)
Nama usaha: Angkringan Jamur Petruk
Penghargaan: Shell Livewire Indonesia 2012
Spoiler for sumber:
Semoga bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat gan




zharki memberi reputasi
1
3.9K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan