Banyak temen yang ngeluh ke ane (ane cewek temen ane cewek juga), habis ngelahirin bukannya seneng, malah bawaannya sedih mulu.
Pingin nangis, padahal gak ada apa-apa yang bikin sedih. Trus ngerasa suaminya gak perhatian, jangan-jangan udah gak suka ngeliat bodinya yang udah kayak sapi
, jangan-jangan suaminya udah gak sayang, pokoknya sering negative thinking gitu. Apalagi babynya kok kayaknya gak gede-gede, padahal di susuin terus. Rewel terus, jadinya ngerasa gak berguna sebagai ibu. Sedih..
. Sering soalnya perempuan paska bersalin ngerasa seperti temen ane itu. Kalo ada yang belum tau nih ane share apa itu post partum blues.
SEDIH DAN BINGUNG PASKA BERSALIN? BISA JADI ANDA MENGALAMI POST PARTUM BLUES
Tidak selamanya kehadiran buah hati yang telah ditunggu selama 9 bulan berlangsung menyenangkan. Banyak perempuan dan pasangannya tidak sadar bahwa perubahan tersebut dapat berdampak negatif, baik secara mental maupun sosial. Bila tidak benar-benar memahami apa yang akan dan sedang terjadi bisa-bisa ibu baru mengalami post partum blues.
Postpartum atau dikenal dengan masa nifas dimulai dari 2 jam paska lahirnya plasenta (ari-ari) sampai enam minggu setelahnya.
Post partum blues atau bisa disebut dengan
baby blues syndrom merupakan sindroma gangguan afek ringan yang muncul pada ibu baru di minggu pertama setelah persalinannya. Gejalanya ditandai dengan reaksi sedih tanpa sebab, menangis, cemas berlebihan, mudah tersinggung, sensitif terhadap lingkungan sekitar, gangguan pola makan dan istirahat, penurunan libido, perasaan bersalah hingga reaksi depresi.
Gejala-gejala tersebut kerap dialami oleh sebagian besar perempuan setelah bersalin. Bukan dikarenakan masalah fisik karena biasanya semua perubahan fisik yang berkaitan dengan persalinan berjalan normal, namun terdapat masalah dengan kondisi psikologisnya. Kadang
post partum blues ini hanya bertahan seminggu setelah persalinan. Namun ada beberapa kasus dimana individu yang mengalaminya sampai pada tahap
post partum deppression (depresi postpartum) bahkan
puerperal psychosis atau psikosis paska bersalin, dimana terdapat gangguan jiwa berat yang bersifat menetap.
Meskipost partum blues kebanyakan diatasi dengan baik, namun alangkah baiknya bila dicegah daripada terlambat mengenali dan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Antisipasi adanya post partum blues dapat dimulai dengan mendalami faktor-faktor penyebabnya. Setidaknya terdapat 5 faktor yang menyebabkan
post partum blues :
- Hubungan suami istri dan keluarga
Peran suami dan keluarga dalam kehamilan dan persalinan kadang dianggap remeh. Padahal inilah yang sering memicu terjadinya
post partum blues. Pengertian dan dukungan suami mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan mengurus urusan rumah tangga dapat meminimalisir terjadinya
post partum blues.
- Kesiapan diri
Faktor kesiapan dan kedewasaan perempuan dalam menghadapi kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya dapat memicu terjadinya gangguan dalam masa nifas ini. Perempuan yang belum siap memiliki anak, belum mengerti bagaimana berperan sebagai ibu, istri sekaligus sebagai perempuan mandiri ditambah dengan lingkungan yang belum siap akan beresiko mengalami gangguan psikis.
- Adanya komplikasi pada kehamilan dan persalinan
Tekanan emosi saat diketahui adanya komplikasi selama masa kehamilan dan persalinan seperti perdarahan, operasi caesar, atau komplikasi lain hingga yang menyebabkan bayi yang dilahirkan cacat atau meninggal dapat memperburuk keadaan psikisnya.
- Faktor hormonal
Perubahan yang dialami perempuan selama hamil dan paska bersalin tidaklah terbatas pada bentuk tubuh atau perubahan yang terlihat secara fisik. Perubahan hormonal seringkali menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan dan tidak mengenakkan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan.
- Riwayat gangguan kejiwaan
Perempuan dengan riwayat gangguan kejiwaan yang terdeteksi sejak awal dapat terpicu mengalami gangguan psikis dalam menghadapi masa nifasnya.
Dari berbagai faktor yang ada, masalah hubungan suami istri dan keluarga dapat menjadi pemicu utama. Sebenarnya dalam hubungan suami istri masing masing pihak mengalami proses adaptasinya masing masing. Laki laki menerima perannya sebagai suami dan pelindung bagi keluarga dan perempuan menerima perannya sebagai istri dan bertanggungjawab pada suami dan keluarganya. Namun perempuan yang kemudian hamil kemudian menyadari adanya perubahan dalam tubuhnya, ada janin yang amat tergantung pada dirinya, perubahan tersebut yang ditambah dengan adanya perubahan hormonal menambah bebannya lagi untuk terus beradaptasi dan menyesuaiakan diri dengan keadaan yang terus berubah.
Begitu pula saat bersalin, dengan fisik masih letih, adanya perdarahan yang terjadi, namun bingung bagaimana menghadapi bayinya yang baru lahir sementara suaminya mengharapkan ia mengerti perannya sebagai ibu. Padahal ia sama 'baru'nya dengan suaminya terhadap bayinya. Ditambah lagi dengan teralihkannya perhatian suami dan keluarga terhadap si kecil. Ada kemungkinan perasaan tersisih, iri, namun ingin bertanggungjawab tapi bingung bagaimana caranya, berkecamuk dalam diri ibu baru tersebut.
Bila hal tersebut yang terjadi, perempuan tak cukup dewasa mengahadapi masalah tersebut dan suami yang tidak pengertian dan peka dengan apa yang terjadi maka timbullah
post partum blues. Oleh karena baik laki-laki maupun perempuan jauh-jauh hari sebelumnya harus menyiapkan diri bahwa akan tiba perannya menjadi suami sekaligus ayah dan menjadi istri sekaligus ibu dalam sebuah keluarga. Berkonsultasilah dengan tenaga ahli yang kompeten di bidangnya untuk mempersiapkan kehamilan, persalinan, masa nifas serta cara mengasuh bayi dengan benar. Tambahkan sifat terbuka dan saling berbagi dengan pasangan tentang perasaan senang, khawatir, ataupun takut. Hal tersebut dapat membantu bila tiba saatnya anda menghadapi hal-hal yang tidak mengenakkan saat datangnya si kecil sekaligus menguatkan keluarga baru anda menghadapi berbagai keadaan di masa depan.
Ada agan-agan yang pernah ngalamin? Dingambekin istri tanpa sebab, dimarahin tanpa alasan jelas gitu? Mungkin dia lagi kena post partum blues itu gan. Coba lebih sabar lagi untuk ngadepin istrinya iahh