KELIRUMOLOGI.Avatar border
TS
KELIRUMOLOGI.
[ Apa ini HAM ] Hidup 27 Tahun Dalam Kurungan.
Maliki, Hidup 27 Tahun Dalam Kurungan


Pacitan - Sebuah senyum mengembang dari mulut Maliki (53). Sesekali bibir pria lajang itu komat-kamit seolah ingin mengungkapkan sesuatu. Meskipun sorot matanya tampak sayu, namun luapan kegembiraan tak dapat disembunyikan dari raut mukanya.

Tangannya pun langsung melambai saat Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri menuntunnya keluar gubuk untuk dimandikan. Maklum, selama 27 tahun pria yang dikenal pernah menjadi santri salah satu pondok pesantren ini menghabiskan waktunya di bangunan sempit berukuran 2 x 3 meter.

Perlakuan itu terpaksa diterima Maliki, lantaran penyakit jiwa yang dideritanya sejak tahun 1983. Tak ada yang tahu pasti sebab musabab perubahan dalam diri putera pasangan almarhum Sumari dan Tugiyem ini. Yang pasti, sejak pulang merantau dari Kalimantan, Maliki muda berubah pemurung.

Tidak itu saja, lambat laut perangainya berubah 180 derajat. Kejiwaannya labil. Kata-kata yang keluar dari mulutnya makin tak beraturan. Bahkan saat emosi, Maliki tak segan merusak apapun di sekitarnya termasuk tanaman milik tetangga.

"Waktu itu dia baru pulang dari Banjarmasin. Begitu pulang langsung begitu (sakit jiwa)," kenang Hambali (50) adik Maliki saat berbincang dengan detiksurabaya.com, di gubuk yang dihuni Maliki, Selasa (13/11/2012) siang.

Keputusan mengurung Maliki, lanjut Hambali, memang sebuah pilihan sulit. Sebab, di mata orang tuanya, pria yang fasih mengaji tersebut merupakan anak kesayangan. Di sisi lain, jika Maliki dibiarkan berkeliaran, dikhawatirkan meresahkan warga sekitar.

Lantaran sering mengamuk, tangan maliki pernah dibelenggu dengan rantai. Hanya saja, hal itu tidak berlangsung lama. Karena iba, keluarga lantas melepasnya. Untuk membatasi ruang gerak Maliki, dipasang pagar kayu melingkari gubuk.

"Sebenarnya tidak tega. Tiap lihat dia air mata tidak bisa saya tahan," tutur Tugiyem sesenggukan saat melihat anaknya dimandikan dan berganti pakaian.

Kini, Maliki tak akan tinggal di gubuk lagi. Warga Dusun Daren, Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari itu bakal segera di rujuk ke Rumah Sakit Jiwa. Ini merupakan bagian dari Program Bebas Pasung yang tengah digalakkan pemerintah.

Untuk tahap awal, kata Mensos Salim Segaf Aljufri, penanganan dilakukan secara medis. Setelah kondisinya membaik, tugas berikutnya adalah memulihkan kejiwaan pasien sehingga mampu bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan.

"Penanganan medis ini juga perlu pengobatan yang intensif, nggak boleh putus. Itu bukan ditangani kementerian sosial. Tapi kalau setelah itu kita yang menangani," ujar menteri usai kepada wartawan di lokasi.

Data Pemkab Pacitan, jumlah penderita penyakit jiwa yang dipasung masih mencapai 33 orang tersebar di 12 kecamatan. Jumlah sebanyak itu diharapkan tuntas sebelum akhir 2013. Pemkab setempat bekerjasama dengan RSJ Menur Surabaya terkait penanganan warga kurang beruntung tersebut.

"Kita sudah ada komitmen dengan pemprov melalui RSJ Menur. Bukan hanya dalam mengobati pasien namun juga dalam hal penguatan keluarga," ujar Bupati Pacitan Indartato.

[url]http://surabaya.detik..com/read/2012/11/14/091920/2091140/475/maliki-hidup-27-tahun-dalam-kurungan?y990101mainnews[/url]

Komennya:

HAM kok nggak ikut nangani ya ??
0
688
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan