BOGOR, KOMPAS.com -- Sejumlah komunitas pegiat Sungai Ciliwung berkumpul di bantaran Ciliwung di Kedung Waringin, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/11/2012). Mereka mendeklarasikan 11 November sebagai Hari Konservasi Ciliwung dengan mengusung senggawangan atau bulus (Chitra chitra javanensis).

Anggota komunitas yang hadir berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Kegiatan diawali dengan memulung sampah bersama, oleh orang dewasa maupun anak-anak. Setelah itu, anak-anak melanjutkan kegiatan dengan lomba mewarnai. Sementara itu, juga digelar diskusi seputar Sungai Ciliwung.

Menurut Sudirman Asun, pegiat Ciliwung dari Ciliwung Institute, salah satu penggagas kegiatan, Sungai Ciliwung memiliki peran penting bagi kehidupan warga di sekitar sungai yang melintasi Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta itu. Namun, saat ini peran Ciliwung terancam akibat kegiatan industri maupun rumah tangga.

"Alih fungsi lahan, kerusakan tutupan hutan di hulu, dan pertambahan penduduk yang mengokupasi sempadan sungai mengancam ekosistem Ciliwung," katanya.

Menurut dia, saat ini sudah banyak spesies ikan asli Ciliwung yang lenyap. Hasil survei biologi tahun 1910, ditemukan 187 jenis ikan asli Ciliwung. Namun, pendataan ikan asli Ciliwung yang dilakukan Komunitas Peduli Ciliwung Bogor tahun 2009-2011, hanya menemukan 20 jenis ikan. Berarti dalam kurun waktu sekitar 100 tahun sebanyak 167 jenis ikan lenyap.

"Dengan kegiatan ini kami berharap ada gerakan untuk memulihkan kembali Ciliwung," katanya.