ATURAN PERMAINAN :
1) Dilarang ngejunk di thread ini
2) Dilarang komeng yang ga bermutu
3) Dilarang menghina komeng agan agan lain
4) Rate kalo berkenan
5) Yang udah ISO , cendol diterima dengan senang hati

“Apapun yang terkait atau dilakukan manusia soal seks selalu menimbulkan rasa ingin tahu dan ketertarikan,” menurut Seth Prosterman, ahli seksologi klinis dari San Francisco, seperti dimuat LiveScience.

Eksistensi pornografi sudah ada jauh sebelum teknologi video dan foto. Contohnya adalah ukiran buah dada besar atau perempuan hamil dari kayu atau dari batu pada masa Paleolitikum 30 ribu tahun lalu. Buku Kama Sutra tentang panduan hubungan seksual yang diterbitkan pada abad kedua di India.
Bahkan, di masa revolusi Perancis, kerap dijumpai sindiran untuk para aristokrat dengan pamflet seksual. Gagasan pornografi mulai menyebar tahun 1800an dalam bentuk novel. Dan tahun 1896, para pembuat film di Prancis membuat klip bisu erotis berjudul “Le Coucher de la Marie.” Singkatnya, dari dulu sampai sekarang, pornografi tidak pernah mati seiring pertumbuhan peradaban manusia. Adu pendapat soal pornografi pun tidak hanya ada di masa kini. Perdebatan tentang hal ini telah berlangsung sejak era Victoria.
Dilansir dari wikipedia.org, bahan pornografi telah masuk ke Indonesia pada abad ke-17 oleh para pedagang dari Belanda. Dan pada tahun 1929 diputar di Jakarta film Resia Boroboedoer yang menampilkan pertama kalinya adegan ciuman dan kostum renang. Dan kecaman pun mulai berdatangan sejak itu sampai sekarang. Jadi, kecaman dan yang dikecam tak pernah mati. Timbul pertanyaan, bisakah industri hiburan di Indonesia menghilangkan unsur pornografi?