Jepang berniat membangun pesawat tak berawak (drone) yang ditujukan untuk medeteksi serangan misil bernuklir milik Korea Utara (Korut). Pesawat itu juga akan berguna dalam mengawasi perkembangan militer China.

Kementerian Pertahanan Jepang meminta dana sebesar USD372 juta atau sekira Rp3 triliun untuk membangun pesawat tak berawak itu dalam waktu empat tahun. Pesawat pendeteksi misil tersebut dipastikan siap terbang pada 2020 mendatang.

Pesawat tak berawak itu dilengkapi dengan sensor infra merah yang sanggup mendeteksi adanya serangan misil dalam jangkauan rendah. Keputusan itu dibuat Negeri Sakura usai Korut meluncurkan program satelitnya yang gagal pada April lalu. Demikian, seperti diberitakan AFP, Rabu (7/11/2012).

Selain mengalami ketegangan hubungan dengan Korut, Jepang juga berseteru dengan China terkait isu sengketa Pulau Diaoyu (Senkaku).

Perseteruan antara kedua negara itu terbukti menciptakan kerusuhan di China. Kantor-kantor perwakilan Jepang di China didemo dan diserang oleh warga akibat persengketaan itu.

China pun terlihat agresif dan terus menggerakkan kapal-kapalnya ke dekat wilayah yang diklaim menjadi bagian dari negaranya. Pada Jumat pekan lalu, kapal-kapal China memasuki wilayah perairan yang dijaga oleh aparat perbatasan Jepang. Namun Jepang belum berkomentar mengenai hal ini.
apakah pengembangan dari predator uav...kita lihat jepang bisa gak nahan 3 front skaligus.....
sumber :http://international.okezone.com/read/2012/11/07/413/715144/jepang-siap-bangun-drone-pendeteksi-misil