Lewat cerita tentang tokoh dalam negeri dan luar negeri, Teten Masduki menyatakan siap maju menjadi Gubernur Jawa Barat. Modal awalnya diklaim hanya keinginan melakukan perubahan, sedikit uang, domba garut, dan sumbangan Rp 36.400 dari anak jalanan Bandung.

Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta muncul pertama kali. Teten mengakui ia menjadi korban spirit pascapilkada DKI Jakarta 2012. Banyak pihak yang mengingnkan perubahan, mengharapkan Teten maju sebagai Gubernur Jabar 2013-2018. Tidak hanya masyarakat umum tapi juga partai politik.

Dua partai politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra disebut mau mencalonkan Teten. Kebetulan dua partai itu pula yang mengusung Jokowi dalam Pilkada Jakarta lalu.

"Di alam demokrasi Indonesia, kolaborasi modal kekuatan sosial masyarakat akan berpengaruh signifikan, bila dipadukan dengan partai politik," kata Teten di Gedung Indonesia Menggugat Bandung, Kamis (18/10).

Oleh karena itu, hanya berselang sebulan setelah Jakarta punya pimpinan baru, Teten oprimis maju menjadi calon Jabar 1. Ia melihat, tidak ada sosok Jabar yang mampu membawa ide daerah menjadi milik nasional.

Reformasi birokrasi pun hampir tidak terlihat di seantero Jabar. Dua kabupaten dan kota terbaik dalam reformasi birokrasi, datang dari Jembrana di Bali dan Solo di Jawa Tengah. "Ibaratnya dari Jakarta saya mundur ke Jabar, demi pencalonan ini. Namun, langkah mundur ini awalan bagi saya untuk meloncat ke (pemilihan presiden) tahun 2019," katanya.

Tokoh kedua adalah bromocorah asal Blitar, Jawa Timur, Kusni Kasdut, pembobol permata dari Museum Nasional Jakarta tahun 70-an. Teten terinspirasi ucapan terakhir Kusni Kasdut sebelum dieksekusi mati. Kusni mengakui sebagai perampok, tapi ia tidak pernah merampok di rumahnya (daerah asal) sendiri.

Menurut Teten, kisah Kusni Kasdut ini bisa menjadi pembelajaran kasus korupsi di Indonesia. Koruptor Indonesia, seperti berlomba menguras harta di negaranya sendiri. Tindakan koruptor jauh lebih hina ketimbang Kusni Kasdut. "Saya bukan mau merampok dan berkelahi. Tapi kata-kata Kusni Kasdut memberikan pelajaran untuk jangan pernah korupsi," ujarnya.

Presiden Amerika, Barrack Obama menjadi tokoh terakhir. Teten mengakui, kini tidak punya banyak modal demi maju mencalonkan diri. Ia hanya punya modal sosial dan beberapa ekor domba garut yang dipelihara bersama peternak di Ciawi, Bogor, dan Cianjur.

Akan tetapi, di tengah keterbatasan dana, Teten menegaskan tidak akan meminta dana kampanye dari konglomerat. Ia yakin, bila ia meminta dana dari mereka sama saja mengijonkan diri bila terpilih nanti.

"Saya terinspirasi Obama saat mengumpulkan 10-20 dollar dari masyarakat sebagai biaya kampanye. Niat baik itu hanya akan tercapai bila mendapat dukungan masyarakat," katanya.

Ia memulainya dengan menerima uang Rp 36.400 dari Rizky (12), dan anak-anak jalanan yang tergabung dalam Kelompok Mandiri Dewi Sartika Bandung. Meski beberapa kalangan melihatnya sekedar pencitraan, Teten mantap mengakui sumbangan ini modal awalnya maju jadi gubernur.

Menurut Rizky, uang itu hasil mengamen di kawasan Simpang Dago, Kota Bandung, selama sehari. Meski tidak mengenal Teten, pengamen bersuara serak menjajakan suara di jalanan selama dua tahun terakhir itu, mengatakan ikhlas.

"Saya gak kenal, tapi katanya dia orang bener. Semoga saja bener," katanya polos seusai menyanyikan lagu "Negeri-Negeri" dari grup band Marjinal. "Bocah-Bocah Merintih Melangsungkan Hidup di Jalanan Buruh Kerap Dihadapi Pengendara"

Bagi yang ga tau siapa teten ini dia adalah pendiri Indonesia Corruption Watch

source:http://regional.kompas.com/read/2012/10/28/17325257/Teten.Terinspirasi.Jokowi.Kusni.Kasdut.dan.Obama.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp