13 Hal Yang Sering Dilupakan Oleh Dokter [Serba 13]
TS
ELXLdevin
13 Hal Yang Sering Dilupakan Oleh Dokter [Serba 13]
rate dulu dong gan
“Kesibukan” adalah salah satu alasan utama dokter untuk “melupakan” dirinya sendiri, lingkungan, dan kehidupannya. (Dito Anurogo)
“Kesibukan” disini dapat berupa apa saja, seperti: kesibukan mengurusi pasien, mencari uang, mengajar, mengikuti seminar, kursus TOEFL, mencari tempat yang lebih “menghasilkan”, mendaftar PTT, mencari beasiswa, mendaftar PPDS (dokter spesialis), dsb.
Banyak dokter yang terlalu sibuk mengurusi masalah “duniawi” dan melupakan dirinya sendiri, padahal, mengenal diri melalui rasa hati adalah kunci untuk menggapai Ilahi.
Hal lainnya adalah kesibukan mengurusi pasien, pergi dari klinik ke klinik, atau dari rumah sakit ke rumah sakit, dan… sesampainya di rumah, banyak dokter yang merasa amat lelah, biasanya mereka langsung tidur atau beristirahat; setelah bangun, lalu bergegas segera ke klinik atau rumah sakit lagi, dan sibuk dengan pasiennya, begitulah siklus ini berlangsung… Capek deh…
Banyak dokter yang hanya sibuk mengejar dunia materi dan mereka melupakan dunia immateri, kehidupan religi, yang merupakan inti surgawi. Kebanyakan mereka berpikir bahwa materi itu akan menjadikannya “abadi”, padahal… apa artinya memiliki semua yang ada di muka bumi, bila kebahagiaan tiada dirasa di hati.
nah ini dia 13 hal yg sering dilupakan oleh seorang dokter
Spoiler for 1.Allah:
Allah
Bagi dokter banyak yang lebih mengutamakan pasien daripada Allah, mereka lupa bahwa Allah-lah sumber pemberi rejeki dan bukan pasien. berdoa lebih sering diakhirkan, dan pasien didahulukan. Bagi dokter yang beragama lain, mungkin juga merasa enggan atau ke tempat ibadah hanya karena “ritual” semata. Kebetulan penulis memiliki banyak sejawat yang merasa enggan ke tempat ibadah karena kebetulan pada hari Sabtu/Minggu ada kegiatan ilmiah, seperti: seminar, workshop, dsb.
Spoiler for 2.Kitab suci:
Kitab suci
Cobalah kita melihat, mengamati, dan memperhatikan, betapa banyak dokter yang menjadikan buku kedokteran sebagai “sumber kebenaran”. Mereka belum menyadari, bahwa sebenarnya kitab suci adalah mata air yang mujarab untuk “membasuh luka”, mengobati dan menyembuhkan penyakit yang diderita oleh pasien.
Betapa indahnya, bila di sela-sela kesibukannya berpraktik, dokter menyempatkan mengkaji dan memperdalam kitab suci. Penulis sendiri mengisi waktu luang saat tidak ada pasien dengan menelaah kitab suci.
Spoiler for 3.Keluarga:
Keluarga
Apakah Anda mengira, memiliki salah satu anggota keluarga yang berprofesi sebagai dokter itu enak, indah, terpandang, dan tentu terjamin hidupnya? Belum tentu… Terkadang, sebagian dokter menomorduakan keluarga setelah pasien atau kepentingan lainnya (mengajar, seminar, riset, dsb). Mereka beralasan, demi pengabdian
Spoiler for 4.Pasangan Hidup:
Pasangan Hidup
Entah berapa banyak keretakan rumah tangga para dokter bermula dari kurang mesranya mereka kepada pasangan hidupnya. Siapa sih, yang mau… ditinggal bekerja terus, tanpa belaian kasih. Pagi pergi, pulang malam, terkadang beberapa lama tidak pulang, setelah pulang sudah lelah, langsung tidur….
Memang benar… cinta harta membuat buta, namun, harta tanpa Cinta akan membuat jiwa manusia hampa. Betapa banyak dokter kurang menyadari hal ini.
Spoiler for 5.Sahabat:
Sahabat
Dalam kehidupan, seringkali seorang dokter membeda-bedakan atau enggan bersahabat bila tidak satu almamater, tidak satu angkatan, atau tidak satu daerah. Penulis seringkali menemukan “rasisme” ini dari pertanyaan yang pertama kali diajukan bila mengenal sejawatnya adalah, “Dari FK (Fakultas Kedokteran) mana?”
Banyak dokter yang menganggap sahabat atau rekan sejawat sebagai “musuh”, saingan memperoleh pasien, padahal idealnya semua manusia dianggap sebagai sahabat. Bukankah persahabatan terasa lebih indah daripada persaingan?
Spoiler for 6.Tetangga:
Tetangga
Umumnya dokter yang hidup di kota-kota besar atau di kota metropolitan akan lupa berinteraksi dengan tetangga. Hal ini amat berbeda dengan para dokter yang tinggal di daerah terpencil atau di pedesaan. Mereka akan merasa begitu bahagia, sebab tetangga adalah saudara sekaligus sahabat terdekat.
Spoiler for 7.Berolahraga:
Berolahraga
Banyak dokter yang menyarankan pasiennya untuk rajin berolahraga. Namun ironisnya, berapa banyak dokter yang justru lupa untuk rutin berolahraga?
Spoiler for 8.Mengembangkan Hobi:
Mengembangkan Hobi
Bagi dokter yang sudah mapan dalam hal finansial mungkin akan mudah mengembangkan hobinya, misalnya: bermain musik, golf, sepakbola dsb. Namun bagi dokter umum yang baru saja memulai kariernya, pastilah merasakan sulitnya atau mahalnya mengembangkan hobi. Selain karena keterbatasan fasilitas, kesibukan, juga karena keterbatasan waktu. Lagi-lagi, karena alasan waktu atau kesibukan, menjadikan dokter lupa untuk mengembangkan hobinya.
Spoiler for 9.Menulis:
Menulis
Sebagian dokter akan merasa kurang mampu menulis dan kurang percaya diri bila harus menulis. Betapa banyak dokter yang begitu ahli dan menjadi pakar di bidangnya, tetapi mereka kurang mampu mengkomunikasikan keahlian atau pengetahuannya dalam bahasa awam. Akhirnya, ilmu dan keahlian mereka lenyap tak berbekas.
Hanya sedikit yang menyadari, menulis sebagai salah satu sarana berdakwah,transfer of knowledge, dan media untuk mencerdaskan masyarakat.
Spoiler for 10.Bersilaturahmi:
Bersilahturahmi
Bersilaturahmi itu penting, di samping untuk mempererat persahabatan, mengembangkan jaringan, juga untuk sarana saling berkomunikasi Terlebih lagi di era sekarang ini, bersilaturahmi tidak harus selalu bertemu langsung, namun dapat dilakukan secara virtual, seperti melalui sms, telepon, jejaring sosial Facebook, Twitter, dsb), dsb.
Spoiler for 11.Riset dan Pengembangan Ilmu lain:
Riset Dan pengembangan ilmu lain
Sebagian dokter akan merasa takut bila harus berkutat dengan riset, Mereka menganggap riset hanya pantas dilakukan oleh dosen atau ilmuwan di laboratorium. Padahal, riset dapat bermula dari ide sederhana yang ada di masyarakat. Hal lainnya adalah banyak para dokter yang enggan mempelajari filsafat, komunikasi, bahasa, budaya, atau disiplin ilmu lainnya yang dianggap tidak berkaitan dengan dunia kedokteran. Padahal, ilmu kedokteran juga berhubungan dan ditunjang dengan cabang disiplin ilmu lainnya.
Spoiler for 12.Berderma:
Berderma
Berapa banyak dokter yang enggan atau lupa berderma setelah kaya. Padahal berderma tidak mesti dengan uang, tetapi bisa dengan ilmu, memberikan sumbangsih pemikiran, nasihat, saran, senyum, tenaga, dsb. Memang tidak semua dokter, sih…
Spoiler for 13.Humor:
Humor
Terapi tawa alias humor seringkali dianggap remah atau tidak penting. Padahal terapi tawa itu menyehatkan. Caranya sederhana, luangkanlah waktu 10 menit setiap harinya untuk tertawa. Bisa dengan membaca buku humor, mengakses situs humor di internet, menonton komedi, dsb.