soiponAvatar border
TS
soipon
{Film yang Dibenci Ical} Film Lumpur Lapindo Jadi Dokumenter Terbaik di Eagle Award
Film Lumpur Lapindo Jadi Dokumenter Terbaik di Eagle Award

Jakarta-C&R/OMG-Setitik Asa dalam Lumpur, film dokumenter yang menceritakan tentang lumpur lapindo di Sidoarjo, berhasil menjadi film dokumenter terbaik 2012 dalam ajang Eagle Awards Documentary Competition yang digelar oleh Metro TV Jumat (19/10).

Seperti yang dikutip dari situs resmi Eagle Awards, film Setitik Asa dalam Lumpur berhasil menyisihkan lima finalis lainnya dalam kompetisi yang bertema Indonesia Tangguh tersebut. Selain menjadi film terbaik, film juga menjadi film favorit pilihan pemirsa melalui polling SMS (short message service).

Setitik Asa dalam Lumpur disutradarai oleh Achmad Fathur Rozaq, berusia 23 tahun dan Fachrudin, berusia 23 tahun juga. Keduanya masih kuliah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara film berjudul Mimpi di Kandang Wedhus Gembel karya sutradara Maharani dan Gilang Akbar Noviansyah berhasil menjadi film rekomendasi juri.

Eagle Awards Documenter Competition (EADC) adalah kompetisi yang diadakan oleh Metro TV. Acara ini pertama kali diselenggarakan pada 2005, merupakan ajang kompetisi dokumenter bagi pemula pembuat film dokumenter dari kalangan mahasiswa. Kompetisi ini merupakan wadah bagi kaum muda peminat dokumenter untuk menyampaikan aspirasi dan merespon isu-isu terkini tentang ke Indonesia-an.

Melalui Eagle Awards anak-anak muda diajak untuk peduli dan kritis terhadap keadaan di sekitar mereka dan menjadikan mereka para sutradara dokumenter Indonesia. EADC melakukan road show ke berbagai perguruan tinggi di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian menjaring peserta melalui penyeleksian proposal hingga pitching forum serta memfasilitasi peserta yang memiliki proposal terbaik untuk mendapatkan program beasiswa berupa workshop film bersama para professional di bidang film. (Winda Rahmawati)

Source

Minggu, 21 Oktober 2012 20:50
Isu Lapindo dan Persoalan Pajak, Tenggelamkan Elektabilitas Ical
Rizavan Shufi Thoriqi

Jakarta - Sulitnya Aburizal Bakri menaikkan elektabilitasnya diduga disebabkan oleh sejumlah isu yang terkait dengannya. Beberapa isu yang terkait dengan Ical diantaranya adalah persoalan lumpur lapindo, isu pengemplangan pajak yang dilakukan perusahaan Bakrie Group maupun konflik internal didalam partai Golkar.


Hal ini terlihat dari hasil monitoring terhadap pemberitaan di 12 surat kabar nasional, 7 media online dan 6 televisi yang dilakukan oleh Riset Political Weather Stasion (PWS).


Surat kabar yang dimonitoring adalah Bisnis Indonesia, Republika, Indo Pos, Jurnas, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, Sindo, Sinar Harapan, Suara Pembaharuan dan The Jakarta Post. Untuk online, yaitu antaranews.com, detik..com, inilah..com, kompas.com, okezone.com, tempo.co, dan vivanews.co.id.


Sedang televisi yang dipantau adalah Metro TV, RCTI, SCTV, Trans TV, TV One, dan TVRI Pusat. "Pengumpulan data dilakukan 7 Oktober 2011 hingga 7 Oktober 2012," kata Marbun


Menurut Direktur Riset PWS, Marseden Marbun, tingkat kesukaan responden terhadap Ical hanya 45,6 %. Posisinya berada di bawah JK yang mencapai 70% dan priyo 49,25%. Sementara tingkat kesukaan terhadap Akbar Tandjung 40,84%, Fadel Muhammad 35%, Agung Laksono 32,89%, Hajriyanto 23,64% dan Syarif Cicip 19,71%.


Hasil monitoring atas pemberitaan mereka terhadap Ical , hanya 45 % yang positif. Sedang negatifnya 22%, netral 27% dan positif-negatif 6%. Padahal pemberitaan positif Jusuf Kalla mencapai 73%, negative 5%, netral 16% dan positif-negatif 6%.


Posisi pemberitaan terhadap Priyo Budi Santoso juga lebih baik dibandingkan Ical. Pemberitaan positif Priyo sebesar 52%, negatif 13%, netral 26% dan positif-negatif 9%.

Source

Semoga Ical juga ikut nonton film dokumenter ini. emoticon-Matabelo
0
4.6K
81
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan