- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah seorang penjual kerupuk tunanetra yang jujur


TS
rasya1234
Kisah seorang penjual kerupuk tunanetra yang jujur
Spoiler for Original thread:
Spoiler for Harapan:
MAAF OM MOMOD KALO SALAH KAMAR TOLONG DI PINDAHIN YA... THX
Sebuah kisah seusai sholat jum'at pada tanggal 20 jan 2012 di sebuah masjid di wilayah Cinere, dengan nama Masjid Al-Azkar. Ada seorang penjual krupuk tunanetra yang sedang mondar-mandir diteras depan masjid yang rupanya tengah mencari sandalnya. Dia mondar-mandir sambil meraba-raba dengan tangan dan kakinya untuk mencari sandalnya tersebut. Sudut demi sudut, tiang demi tiang, pot demi pot diraba-raba tapi tak kunjung membuahkan hasil. Mungkin saya sempat memperhatikan hal ini kira-kira 20 menit-an atau bakan lebih tapi dia tetap berjuang mencari. Sampai-sampai dia menabrak meja pedagang yang ada di teras tapi langsung mundur dan tersenyum mengisyaratkan kata "maaf saya tidak sengaja".
Sampai akhirnya beberapa orang yang iba bertanya "cari apa pak?", lalu sang tunanetra menjawab "cari sandal karet". Lalu beberapa orang tersebut sibuk mencari sandal karet di dekat tunanetra berdiri. Lalu disuruh tunanetra tersebut disuruh mencoba. Setelah dicoba, diraba, dan dirasakan sang tunanetra berkata "bukan ini...". Lalu bertanyalah seseorang di antara mereka "sandalnya di taruh mana pak?", lalu di jawab "di deket pohon...". lalu dicari dan dicobalah lah dekat pohon tetapi dia berkata "bukan ini...".
Setelah beberapa saat ada seseorang dermawan yang ingin memberikan sandalnya tapi ditolak. Dengan keteguhan hati tunanetra ini mencari lagi. Dan akhirnya ada seseorang yang menemukan sandalnya lalu dia suru mencobanya. Lalu dicoba tunanetra dan berkata "ya ini milik saya" sambil meraba-raba lagi sandalnya karena takut salah. Yang menarik sandalnya itu bukan sandal mahal/mewah tapi sandal yang sudah jelek, kempes dan sedikit pecah-pecah dan dia berani berkata "bukan milik saya" meskipun ada kesempatan. Toh dia tidak akan disalahkan kalo salah ambil sandal.
Saat mencari dan setelah menolak pemberian sandal banyak yang memberi uang kepada tunanetra tersebut daripada ke pengemis yang berdiri di sekitar masjid. Mungkin dia diberi bukan karena iba, tapi karena kejujuran dan ketabahan hati yang mungkin sempat diperhatikan beberapa orang dermawan yang disana.
Setelah kejadian ini saya sempat terharu dan meneteskan air mata sambil beristighfar. Betapa saya tidak bersyukurnya hidup dengan anggota badan yang bisa dibilang sempurna. Tapi saya malah sering mengeluh dan terkadang menyalahkan orang lain. Mungkin ini suatu teguran yang diberikan Allah SWT kepada saya, dan mungkin ini juga bisa menjadi pelajaran bagi agan-agan sekalian.
Cerita saya jelas bukan cerita repost karena saya alami sendiri. Jika cerita ini ingin di copas saya persilakan tapi tetap mencantumkan sumbernya. Saya teringat kata-kata mutiara Bp. Mario Teguh "Jika niat kita baik, hidup kita akan baik. Mungkin tidak segera tapi pasti"


anasabila memberi reputasi
1
2.1K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan