- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Wayang Potehi: Warisan Budaya Keturunan Yang Terlupakan
TS
vhieyieck
Wayang Potehi: Warisan Budaya Keturunan Yang Terlupakan
Spoiler for No Repsol:
Spoiler for Wajib Baca:
Budayakan Coment
Bagi yg Belum Iso tolong bantu
Bagi yg Sudah Iso TS Tidak Menolak
& TS Sangat Menolak
Bagi yg Belum Iso tolong bantu
Bagi yg Sudah Iso TS Tidak Menolak
& TS Sangat Menolak
Quote:
Setiap keturunan etnis Tionghoa akan merayakan imlek atau tahun baru Cina. Nah, setiap perayaan imlek, mungkin kalian pernah dengar kesenian wayang dari Cina, namanya wayang potehi. Ha, wayang apaan tuh? Bukannya selama ini kita tahu cuma wayang kulit, wayang golek dan wayang orang?
Wayang Potehi adalah kesenian wayang boneka dari Cina yang terbuat dari kain dan kesenian ini uda ribuan tahun umurnya, sudah 3000 tahun. Wew..
Terus, nama potehi itu asalnya dari bahasa Cina, pou artinya kain, te yang artinya kantong, danhieartinya wayang. Jadi cara mainnya dalang memasukkan kantong ke dalam tangan dan memainkannya seperti kalau kita main boneka tangan atau hand puppet.
Awal kesenian ini justru dari penjara. Ya, kesenian ini ditemukan di balik jeruji oleh kelima tahanan yang akan dihukum mati.
Empat orang bersedih, tetapi orang terakhir mempunyai ide brilian untuk menghibur diri sebelum ajal tiba. Maka, diambillah beragam perkakas yang akhirnya digunakan sebagai musik pengiring wayang mereka. Ternyata upaya mereka tidak sia-sia, karena sang kaisar menyukainya dan akhirnya memberi pengampunan bagi kelimanya.
Kesenian ini sudah ada di jaman Dinasti Jin dan mengalami perkembangan di jaman Dinasti Song. Wayang potehi masuk ke Indonesia melalui orang-orang Cina (dulu bernama Tiongkok) yang datang ke Indonesia dari abad 16 sampai 19.
Tema yang diangkat di pementasan wayang potehi biasanya tergantung di mana wayang itu dipentaskan. Jika dipentaskan di kelenteng, maka temanya tentang cerita asli Cina seperti Legenda Dinasti Tang, Dinasti Song atau Dinasti Ming. Tetapi jika tampil di acara hajatan, maka ceritanya lebih ke cerita populer seperti Legenda Kera Sakti (Sun Go Kong), Sam Pek Eng Tay, Si Jin Kui dan Pendekar Gunung Liang Siang.
Uniknya, di Indonesia sendiri, tokoh-tokoh pewayangan dalam wayang potehi sudah diadaptasi menjadi tokoh-tokoh dalam lakon ketoprak, seperti Sin Jin Kui menjadi Joko Sudiro.
Pementasan wayang potehi ini seringkali lama lho, memakan waktu berhari-hari, bahkan ada cerita yang membutuhkan tiga bulan untuk menamatkannya. Biasanya, wayang potehi dipentaskan di bulan ketiga (Sagwee) hingga bulan sepuluh, karena di bulan-bulan itu banyak kelenteng merayakan hari jadinya.
Umumnya, pengurus Kelenteng mencatat jumlah warga yang ingin nanggap wayang potehi untuk selamatan, baru pihak pementas akan tampil sesuai dengan jumlah orang tersebut.
Di masa Orde Baru, wayang potehi memasuki masa suram karena kebijakan penguasa yang melarang etnis keturunan Cina menampilkan budayanya, padahal kesenian ini sudah tumbuh bersama kesenian lokal dan menjadi budaya Indonesia. Di era kepresiden alm. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lah kita baru bisa menikmati kesenian dan budaya keturunan Cina. Wayang potehi kembali bisa dipentaskan tanpa perlu sembunyi-sembunyi.
Wayang Potehi adalah kesenian wayang boneka dari Cina yang terbuat dari kain dan kesenian ini uda ribuan tahun umurnya, sudah 3000 tahun. Wew..
Terus, nama potehi itu asalnya dari bahasa Cina, pou artinya kain, te yang artinya kantong, danhieartinya wayang. Jadi cara mainnya dalang memasukkan kantong ke dalam tangan dan memainkannya seperti kalau kita main boneka tangan atau hand puppet.
Awal kesenian ini justru dari penjara. Ya, kesenian ini ditemukan di balik jeruji oleh kelima tahanan yang akan dihukum mati.
Empat orang bersedih, tetapi orang terakhir mempunyai ide brilian untuk menghibur diri sebelum ajal tiba. Maka, diambillah beragam perkakas yang akhirnya digunakan sebagai musik pengiring wayang mereka. Ternyata upaya mereka tidak sia-sia, karena sang kaisar menyukainya dan akhirnya memberi pengampunan bagi kelimanya.
Kesenian ini sudah ada di jaman Dinasti Jin dan mengalami perkembangan di jaman Dinasti Song. Wayang potehi masuk ke Indonesia melalui orang-orang Cina (dulu bernama Tiongkok) yang datang ke Indonesia dari abad 16 sampai 19.
Tema yang diangkat di pementasan wayang potehi biasanya tergantung di mana wayang itu dipentaskan. Jika dipentaskan di kelenteng, maka temanya tentang cerita asli Cina seperti Legenda Dinasti Tang, Dinasti Song atau Dinasti Ming. Tetapi jika tampil di acara hajatan, maka ceritanya lebih ke cerita populer seperti Legenda Kera Sakti (Sun Go Kong), Sam Pek Eng Tay, Si Jin Kui dan Pendekar Gunung Liang Siang.
Uniknya, di Indonesia sendiri, tokoh-tokoh pewayangan dalam wayang potehi sudah diadaptasi menjadi tokoh-tokoh dalam lakon ketoprak, seperti Sin Jin Kui menjadi Joko Sudiro.
Pementasan wayang potehi ini seringkali lama lho, memakan waktu berhari-hari, bahkan ada cerita yang membutuhkan tiga bulan untuk menamatkannya. Biasanya, wayang potehi dipentaskan di bulan ketiga (Sagwee) hingga bulan sepuluh, karena di bulan-bulan itu banyak kelenteng merayakan hari jadinya.
Umumnya, pengurus Kelenteng mencatat jumlah warga yang ingin nanggap wayang potehi untuk selamatan, baru pihak pementas akan tampil sesuai dengan jumlah orang tersebut.
Di masa Orde Baru, wayang potehi memasuki masa suram karena kebijakan penguasa yang melarang etnis keturunan Cina menampilkan budayanya, padahal kesenian ini sudah tumbuh bersama kesenian lokal dan menjadi budaya Indonesia. Di era kepresiden alm. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lah kita baru bisa menikmati kesenian dan budaya keturunan Cina. Wayang potehi kembali bisa dipentaskan tanpa perlu sembunyi-sembunyi.
Sumber
0
1.7K
Kutip
19
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan