- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
kumpulan puisi tmn fb ane gan


TS
TigaTitik333
kumpulan puisi tmn fb ane gan


puisi ini bukan milik TS, puisi ini milik tmn fb TS. ane minta ijin ke dia buat di muat ke trit ane, alhmdlilah dia ngijinin.

puisinya byk banget, nympe ratusan gitu. smpe pusing ane milihnya.
lgsg simak aja dah beberapa puisi karya dr @Cempaka ini :
Spoiler for puisi 1:
ENTAHLAH...
Aku menahan ketidakberdayaan ku.
Aku yg menahan ego marahku.
Menangis..
Kenyataan itu melemahkanku....
Tahan sedihku, utkmu.
Aku berduka,
bukan kehilangan yg kudapati tp rasa takut yg aku punyai.
Aku mungkin rela,
tp ini bukan aku..
Ini hanyalah cinta yg tercipta utkmu..
Fakta itu diamkan aku.
Menangis..
Aku tanpa km tau..
Dan tertawa..
Saat km mencoba menahan tangismu..
Tersenyumlah biarkan aku yg menahan rasa sakitmu..
Aku menahan ketidakberdayaan ku.
Aku yg menahan ego marahku.
Menangis..
Kenyataan itu melemahkanku....
Tahan sedihku, utkmu.
Aku berduka,
bukan kehilangan yg kudapati tp rasa takut yg aku punyai.
Aku mungkin rela,
tp ini bukan aku..
Ini hanyalah cinta yg tercipta utkmu..
Fakta itu diamkan aku.
Menangis..
Aku tanpa km tau..
Dan tertawa..
Saat km mencoba menahan tangismu..
Tersenyumlah biarkan aku yg menahan rasa sakitmu..
Spoiler for puisi 2:
SAKIT...
Meski sakit itu berbanding dg memori indah,
aku ingin menghindarinya..
satu hatiku yg lumpuh tanpa sadar bergerak ikuti irama lembutnya yg menari riang di tengah rasa sempit kesadaranku..
Hatiku sudah merasakan rindu kembali..
Tp masalalu membuat aku berjarak melangkah bersamanya.....
Tetap saja dia mengajakku,
menari..
Memainkan irama perasaan, hingga membuat kecuekanku berubah dlm waktuku..
Rindu yg melembut mampu menarik hatiku lepaskan bebanku..
Inilah rindu yg dia nyanyikan ketika kesempitan hatiku meradang bagai celah tak ada jalan..
Membelai dg hangat dg satuan emosi yg menahan saat tak jumpa
Meski sakit itu berbanding dg memori indah,
aku ingin menghindarinya..
satu hatiku yg lumpuh tanpa sadar bergerak ikuti irama lembutnya yg menari riang di tengah rasa sempit kesadaranku..
Hatiku sudah merasakan rindu kembali..
Tp masalalu membuat aku berjarak melangkah bersamanya.....
Tetap saja dia mengajakku,
menari..
Memainkan irama perasaan, hingga membuat kecuekanku berubah dlm waktuku..
Rindu yg melembut mampu menarik hatiku lepaskan bebanku..
Inilah rindu yg dia nyanyikan ketika kesempitan hatiku meradang bagai celah tak ada jalan..
Membelai dg hangat dg satuan emosi yg menahan saat tak jumpa
Spoiler for puisi 3:
WANITA INI
Seperti menyiksa nadi sendiri.
Lugasku bagai tak lagi bernyawa.
Seperti hujan yg kedinginan.
Mungkin beku nafas kesudahan.
Kata aku kokohkan..
Aku ikat tanpa terlepaskan..
Tp tetep saja mengendur,..
Mungkin bijakku,nanar..
Dan sentuhan memudar..
Baiknya wanita ini.
Tetap melebarkan hati lapang.
Dan senyum sapa riang.
Tp denyut hati terluka..
Malang..
Setianya para bintang pd malam, sampai tak terlihat karna awan kelam.
Kehadiran pelangi tak lg nampak karna pekatnya hujan.
Dan denyut hati wanita ini lg lg, membatu.
Sungguh malang..
Nasib bagai enggan setia baik.
Kekasih baik saja terasa sulit ditemui.
Wanita ini masih terdiam.
Ap ini adalah kesalahan atau kebahagiaan..
Sulit..!!
Tp kecewa..
Seperti menyiksa nadi sendiri.
Lugasku bagai tak lagi bernyawa.
Seperti hujan yg kedinginan.
Mungkin beku nafas kesudahan.
Kata aku kokohkan..
Aku ikat tanpa terlepaskan..
Tp tetep saja mengendur,..
Mungkin bijakku,nanar..
Dan sentuhan memudar..
Baiknya wanita ini.
Tetap melebarkan hati lapang.
Dan senyum sapa riang.
Tp denyut hati terluka..
Malang..
Setianya para bintang pd malam, sampai tak terlihat karna awan kelam.
Kehadiran pelangi tak lg nampak karna pekatnya hujan.
Dan denyut hati wanita ini lg lg, membatu.
Sungguh malang..
Nasib bagai enggan setia baik.
Kekasih baik saja terasa sulit ditemui.
Wanita ini masih terdiam.
Ap ini adalah kesalahan atau kebahagiaan..
Sulit..!!
Tp kecewa..
Spoiler for puisi 4:
DIAMKU
Tuhan..
Dengarlah aku bercerita pada-Mu.
Aku yg kecil hanya bs tertunduk rapuh pada-Mu.
Dalam diam setelah mensyukuri ridho-Mu hari ini.
Tuhan..
Meski banyak saja cobaan yg menyapaku.
Ketika ribuan senyum ikhlas sahabatku setia.
Teguh hatiku..
Ya Rabb..
saat perkataan, hinaan, tawa ledekan, sindir menjatuhkan dan tatapan sinis merayapiku.. Rentangkan sabarku..
Tangguhkan senyumku..
Jangan biarkan aku balas dg benci yg mungkin akan membuat kesempatan bercelaka diriku sendiri..
Jika rasaku tak lagi dirasakan baik, tegur aku..
Ya Rabb..
Aku yg kecil, besarkan tegarku dg ketegakan yg luas agar kuat dalam cobaan-Mu yg akan terus isi hidupku..
Diamku adalah do'a.
Dan..
Kecintaanku adalah utk-Mu.. Amin
Tuhan..
Dengarlah aku bercerita pada-Mu.
Aku yg kecil hanya bs tertunduk rapuh pada-Mu.
Dalam diam setelah mensyukuri ridho-Mu hari ini.
Tuhan..
Meski banyak saja cobaan yg menyapaku.
Ketika ribuan senyum ikhlas sahabatku setia.
Teguh hatiku..
Ya Rabb..
saat perkataan, hinaan, tawa ledekan, sindir menjatuhkan dan tatapan sinis merayapiku.. Rentangkan sabarku..
Tangguhkan senyumku..
Jangan biarkan aku balas dg benci yg mungkin akan membuat kesempatan bercelaka diriku sendiri..
Jika rasaku tak lagi dirasakan baik, tegur aku..
Ya Rabb..
Aku yg kecil, besarkan tegarku dg ketegakan yg luas agar kuat dalam cobaan-Mu yg akan terus isi hidupku..
Diamku adalah do'a.
Dan..
Kecintaanku adalah utk-Mu.. Amin
Spoiler for puisi 5:
TANPA JUDUL UNTUK RASA TAKUTKU
Entah ap yg aku BANGGAKAN dr harga diriku
Tak ada sikap sempurna yg dpt aku tunjukkan
tak lg dg sifat ikhlas yg mampu aku ucapkan
Dihadapi 1000 penggoda
aku mati terlebih dahulu
dihadang 1 perusak jiwa
aku kalah dg haruku
Namun ap yg harus DIBANGGAKAN ?
Jika aku sudah kalah dan mati dahulu
Hatimu nyonya membuatku menangis
Entah aku bs bertahan menjaganya
Tuhan, cobaan-Mu bagai petir yg tergelincir menuju hatiku
kuatkah aku?
Berhadapan dg simpatik sang nyonya itu
Tuhan, aku tak ingin sok tahu
melebihi diri-Mu..
Tp aku menjadi galau parah kali ini..
Semakin padat saja tumpukan cobaan hamba-Mu ini
Aku tidaklah sempurna
mungkin aku telah usang
(meski sudah menenang...)
Aku masih saja gelisah
aku ketakutan
akankah aku kuat selamanya?
Peganglah aku, Ya Rabb...
Hentikan sakit dlm air mata hatiku
meski nyonya itu akan tertawa, nanti
ketika aku tak menahu
biarkan aku hilang termakan waktu yg tertawaiku
aku yg mungkin hanya terdiam
hampa..
Tp ttp menjaga bayangmu
Entah ap yg aku BANGGAKAN dr harga diriku
Tak ada sikap sempurna yg dpt aku tunjukkan
tak lg dg sifat ikhlas yg mampu aku ucapkan
Dihadapi 1000 penggoda
aku mati terlebih dahulu
dihadang 1 perusak jiwa
aku kalah dg haruku
Namun ap yg harus DIBANGGAKAN ?
Jika aku sudah kalah dan mati dahulu
Hatimu nyonya membuatku menangis
Entah aku bs bertahan menjaganya
Tuhan, cobaan-Mu bagai petir yg tergelincir menuju hatiku
kuatkah aku?
Berhadapan dg simpatik sang nyonya itu
Tuhan, aku tak ingin sok tahu
melebihi diri-Mu..
Tp aku menjadi galau parah kali ini..
Semakin padat saja tumpukan cobaan hamba-Mu ini
Aku tidaklah sempurna
mungkin aku telah usang
(meski sudah menenang...)
Aku masih saja gelisah
aku ketakutan
akankah aku kuat selamanya?
Peganglah aku, Ya Rabb...
Hentikan sakit dlm air mata hatiku
meski nyonya itu akan tertawa, nanti
ketika aku tak menahu
biarkan aku hilang termakan waktu yg tertawaiku
aku yg mungkin hanya terdiam
hampa..
Tp ttp menjaga bayangmu

Spoiler for puisi 6:
ANDAI...
Seperti inikah belai sang bintangku.
Membunuh dingin yg hiasi langitmu.
Rindu.. Memelukmu..
Memeluk malamku dg sebaran bintang-bintang di hitamnya langitmu.
Dg selembar rindu..
Aku menggigil tanpamu.
Ingin bersamamu, selalu.
Tapi pisah kita terlampau jauh.
Bintang-bintangku..
Sebaranmu secerah cerca senyumnya.
Andai bisa tangan ni menggenggam penuh..
Andai ragaku mampu memelukmu..
Jauhnya..
Hanya mampu melukis malammu.
Diatas atap ku melirih dg dingin dikesendirian mengerti.
Betapa indah malam ini, meski rinduku bertanya-tanya.
1bintangku.. Entah dimana ia..
Mungkin masih sibuk melukis pelangi di malammu.
Tanpa menari hanya bernyanyi..
Indah suara itu..
Yg aku rindukan, selalu..
Andai aku bisa..
Mendekapnya 3menit malam ni dibawah ribuan kawanan bintang-bintang malam..
Andai saja...!!
Tanpa ragu dan tanpa takut..
..3menit saja..
Seperti inikah belai sang bintangku.
Membunuh dingin yg hiasi langitmu.
Rindu.. Memelukmu..
Memeluk malamku dg sebaran bintang-bintang di hitamnya langitmu.
Dg selembar rindu..
Aku menggigil tanpamu.
Ingin bersamamu, selalu.
Tapi pisah kita terlampau jauh.
Bintang-bintangku..
Sebaranmu secerah cerca senyumnya.
Andai bisa tangan ni menggenggam penuh..
Andai ragaku mampu memelukmu..
Jauhnya..
Hanya mampu melukis malammu.
Diatas atap ku melirih dg dingin dikesendirian mengerti.
Betapa indah malam ini, meski rinduku bertanya-tanya.
1bintangku.. Entah dimana ia..
Mungkin masih sibuk melukis pelangi di malammu.
Tanpa menari hanya bernyanyi..
Indah suara itu..
Yg aku rindukan, selalu..
Andai aku bisa..
Mendekapnya 3menit malam ni dibawah ribuan kawanan bintang-bintang malam..
Andai saja...!!
Tanpa ragu dan tanpa takut..
..3menit saja..
Spoiler for puisi 7:
HADIAH MANIS DARI TUHAN
terdengar suara keajaiban.
Meletup keras menggetar seluruh badan.
Tiada tangan penahan.
Resah berasa gundah.
Hadiah manis yg membunuh.
Bersiap dg damai berlari.
Melepas penat dihamparan kehijauan yg menenangkan.
Tuhan..aku bukan lg seorang yg menyenangi HARAPAN.
Tapi msh saja membenci JANJI.
Hadiah termanis akan kuterima dg sambutan tawa.
seketika TUHAN berbisik ttg KEAJAIBAN..
hanya tersenyumku dibuatnya.
Diam kini yg berbicara.
menggetar relung-relung kecilnya hati.
Tanpa sentuh pandang.
hadiah termanis dr TUHAN..
suara dr KEAJAIBAN..
sebuah JAWABAN..
tanpa mengerti, hny kuanggap hadiah itu yg termanis utkku..
terdengar suara keajaiban.
Meletup keras menggetar seluruh badan.
Tiada tangan penahan.
Resah berasa gundah.
Hadiah manis yg membunuh.
Bersiap dg damai berlari.
Melepas penat dihamparan kehijauan yg menenangkan.
Tuhan..aku bukan lg seorang yg menyenangi HARAPAN.
Tapi msh saja membenci JANJI.
Hadiah termanis akan kuterima dg sambutan tawa.
seketika TUHAN berbisik ttg KEAJAIBAN..
hanya tersenyumku dibuatnya.
Diam kini yg berbicara.
menggetar relung-relung kecilnya hati.
Tanpa sentuh pandang.
hadiah termanis dr TUHAN..
suara dr KEAJAIBAN..
sebuah JAWABAN..
tanpa mengerti, hny kuanggap hadiah itu yg termanis utkku..
Spoiler for puisi 8:
CERITA KECIL DGN SAHABAT KECILKU
Deras hujan yg membelai tanah.
Memanggil para penghuni alam mengisi.
Nyanyian surga mendawai syahdu.
Lincah tanganmu, kawan..
Gerak yg mengajakku menari dlm hujan.
(Saat kecil yg terbayangkan)
* * *
tertawa saja.
Tak mengenal kerasnya batu-batu yg menutupi gelak tawa dewasa.
tertawa saja.
Ketika canda kita bungkus dlm ceria.
* * *
semakin meninggalkan kecil itu.
Semakin menjauhi bersama ketika hujan.
Kita..
Semakin dimaki dewasa
Dalam cerita terbingkai khusus kau dan aku dan juga mereka.
Tersenyum puas pernah merasa dlm cerita jiwa-jiwa kecil.
Kini, jauh adanya.
Kau merangkai hidupmu menanti cerita kecil edisi terbaru.
Dan aku merencana..
Akan seperti itu.
Cerita kecil kita itu akan membuahi kelanjutan dr sahabat kecil yg akan terlahir pasti dlm cerita baru dlm hujan.
Dan milik kita akan terkenang..
Utk cerita kecilku aku merindukan sahabat kecilku..
Deras hujan yg membelai tanah.
Memanggil para penghuni alam mengisi.
Nyanyian surga mendawai syahdu.
Lincah tanganmu, kawan..
Gerak yg mengajakku menari dlm hujan.
(Saat kecil yg terbayangkan)
* * *
tertawa saja.
Tak mengenal kerasnya batu-batu yg menutupi gelak tawa dewasa.
tertawa saja.
Ketika canda kita bungkus dlm ceria.
* * *
semakin meninggalkan kecil itu.
Semakin menjauhi bersama ketika hujan.
Kita..
Semakin dimaki dewasa
Dalam cerita terbingkai khusus kau dan aku dan juga mereka.
Tersenyum puas pernah merasa dlm cerita jiwa-jiwa kecil.
Kini, jauh adanya.
Kau merangkai hidupmu menanti cerita kecil edisi terbaru.
Dan aku merencana..
Akan seperti itu.
Cerita kecil kita itu akan membuahi kelanjutan dr sahabat kecil yg akan terlahir pasti dlm cerita baru dlm hujan.
Dan milik kita akan terkenang..
Utk cerita kecilku aku merindukan sahabat kecilku..
Spoiler for puisi 9:
KAULAH ISI CATATANKU
Ada rahasia dibalik catatan yg kupunya.
Ada selentingan hangat yg mencuat bisu.
Dia kutulis dirimu.
Saat hati membaca kegundahan dalam catatan nyawaku, aku pilu.
Aku sungguh merindumu yg enggan kumenangis lagi.
Aku bukan wanita penyenang romantis tp egois.
Aku bisa tumpahkan darah melimpah di atas seruan tulisanku, saat aku mengingat semu.
Kau kunikmati tiap saat dg setiap kali aku mengumandangkan do'a-do'a kecil memohon kau tetaplah pengisi catatanku sampai akhir nanti.
Di dalamnya, sudah beribu kata (mungkin) dimana aku meresah saat kau berlalu sesaat.
(mungkin) juga telah beranak pinak tulisanku yg jatuh cinta padamu.
Ya Rabb, aku melelah kala aku tak sanggup menghapus bergelimpangan airmata yg menumpah luahnya..
Sekuat apakah nantinya jika aku akan menulis "sepi" dalam tulisanku..?
Saksi yg membisu telah mengerti apa arti tanganku yg selalu menahanmu.
Ketika pemaksa kesedihan kutahan dihadapanmu.
Ya Rabb, kami menggembala rasa ke ladang penuh biru.
Jika kenyataan adalah sebuah koma tanpa titik.
Akankah aku mengerti, jika nanti catatanku bersuara, "aku merindukannya dalam tiap tarian tanganmu, cempaka.."
:'
Ada rahasia dibalik catatan yg kupunya.
Ada selentingan hangat yg mencuat bisu.
Dia kutulis dirimu.
Saat hati membaca kegundahan dalam catatan nyawaku, aku pilu.
Aku sungguh merindumu yg enggan kumenangis lagi.
Aku bukan wanita penyenang romantis tp egois.
Aku bisa tumpahkan darah melimpah di atas seruan tulisanku, saat aku mengingat semu.
Kau kunikmati tiap saat dg setiap kali aku mengumandangkan do'a-do'a kecil memohon kau tetaplah pengisi catatanku sampai akhir nanti.
Di dalamnya, sudah beribu kata (mungkin) dimana aku meresah saat kau berlalu sesaat.
(mungkin) juga telah beranak pinak tulisanku yg jatuh cinta padamu.
Ya Rabb, aku melelah kala aku tak sanggup menghapus bergelimpangan airmata yg menumpah luahnya..
Sekuat apakah nantinya jika aku akan menulis "sepi" dalam tulisanku..?
Saksi yg membisu telah mengerti apa arti tanganku yg selalu menahanmu.
Ketika pemaksa kesedihan kutahan dihadapanmu.
Ya Rabb, kami menggembala rasa ke ladang penuh biru.
Jika kenyataan adalah sebuah koma tanpa titik.
Akankah aku mengerti, jika nanti catatanku bersuara, "aku merindukannya dalam tiap tarian tanganmu, cempaka.."
:'

Spoiler for puisi 10:
SATU
Mengosong, saat peluh runyamkan jingga yg kujaga.
Tenangku nampak jauh dr jiwa isi kedalaman hatiku yg menelan cemburu.
Cinta..
Bisakah aku peluk dirimu satu?
Dapatkah aku berpuas menikmatimu seorang saja?
Aku membiru.
Saat gerikmu kesembunyikan dibalik senyumku yg kusajikan.
Meluka.
Tak terlihat dan tak tampak melega.
Aku gempar serasa ingin menampar muka sendiri.
Hendakkah pengertian mendulangku?
Nyatanya tidak..hahaha..
Pilu..
Rasa asin yg merayapi malamku sebelum terbuai lelap tidur dipangkuan ibu mimpi.
Menangis..
Dalam benak yg jauh tak terlihat.
(yg bebas aku sembunyikan dalam dasarnya hati)
ingin sekali meneriaki diri.
Tp aku telah menyenangi diam.
Dan merangkak dlm senyap malam.
Tuhan, bolehkan aku menahannya?
Bermilyar-milyar cemburu yg memaksa ingin tau.
Yg sempat ku menangis radangkan cakrawala sore tadi.
Patuhkan kepatutan emosi yg menjiwa.
Tuhan, tak bolehkah aku cemburu?
Melihatnya dlm jiwa lain yg kebimbangan.
Tenang mengalihkan dg serupa silau kesenangan yg meluluhkanku.
Sungguh..
Aku kesakitan.
Sampai dimana aku kuat menahan?
Apakah aku diamkan?
Sakit yg menyerang kerinduanku. Yg mudah menyenggol emosiku.
Merubuhkan kepercayaan yg kubangun sejak lalu.
Dimana aku dapatkan kembali?
Sosokmu 12agustus2010 yg lalu
, satu..
Yg kau lantangkan "genap menjadi satu".
Mengosong, saat peluh runyamkan jingga yg kujaga.
Tenangku nampak jauh dr jiwa isi kedalaman hatiku yg menelan cemburu.
Cinta..
Bisakah aku peluk dirimu satu?
Dapatkah aku berpuas menikmatimu seorang saja?
Aku membiru.
Saat gerikmu kesembunyikan dibalik senyumku yg kusajikan.
Meluka.
Tak terlihat dan tak tampak melega.
Aku gempar serasa ingin menampar muka sendiri.
Hendakkah pengertian mendulangku?
Nyatanya tidak..hahaha..
Pilu..
Rasa asin yg merayapi malamku sebelum terbuai lelap tidur dipangkuan ibu mimpi.
Menangis..
Dalam benak yg jauh tak terlihat.
(yg bebas aku sembunyikan dalam dasarnya hati)
ingin sekali meneriaki diri.
Tp aku telah menyenangi diam.
Dan merangkak dlm senyap malam.
Tuhan, bolehkan aku menahannya?
Bermilyar-milyar cemburu yg memaksa ingin tau.
Yg sempat ku menangis radangkan cakrawala sore tadi.
Patuhkan kepatutan emosi yg menjiwa.
Tuhan, tak bolehkah aku cemburu?
Melihatnya dlm jiwa lain yg kebimbangan.
Tenang mengalihkan dg serupa silau kesenangan yg meluluhkanku.
Sungguh..
Aku kesakitan.
Sampai dimana aku kuat menahan?
Apakah aku diamkan?
Sakit yg menyerang kerinduanku. Yg mudah menyenggol emosiku.
Merubuhkan kepercayaan yg kubangun sejak lalu.
Dimana aku dapatkan kembali?
Sosokmu 12agustus2010 yg lalu

Yg kau lantangkan "genap menjadi satu".
kalo agan2 tertarik dgn puisi @cempakadiatas, tar ane update lagi deh.
tolong ratenya ma agan2 buat puisi @cempaka ini ya..
jangan lupa komeng nya, jgn cuma nyimak doang
. ratenya jg, klo berkenan ijo2 nya jg 
:no junker pliss
:
tolong ratenya ma agan2 buat puisi @cempaka ini ya..
jangan lupa komeng nya, jgn cuma nyimak doang




0
980
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan