Seorang wanita berusia 22 tahun bernama Li Ping
bepergian ke luar kota mengendarai sebuah mobil. Ketika
pukul 21.00 malam, ia melewati suatu desa terpencil dan
saat itu pula ban mobilnya kempes dan hujan juga mulai
turun dengan derasnya. Ia kemudian menumpang ke
suatu rumah penduduk, dan di rumah tsb hanya ada dua
kakak beradik : Sarjo (20 tahun) dan Unyil (18 tahun)
yang masih lugu dan polos.

Sekitar pukul 23.00 libido si wanita mulai memuncak, dan
ia berencana akan memainkan peran kedua kakak
beradik tersebut.

Lalu terjadilah percakapan berikut :

Li Ping : " Malam ini sangat dingin. Kalian mau nggak
membantuku mengusir kedinginan ? Kita akan bermain
cinta bersama "

Bejo & Unyil : " Jangan . . . . jangan. Itu haram, dan lagi
pula kamu bisa hamil ! "

Li Ping : " Tidak usah kuatir. Selama kalian
mengenakan yang satu ini (sambil mengeluarkan 2 buah
kondom dari sakunya), aku tidak akan hamil. Tugas
kalian hanya membuka celana dalam kalian dan
memasang ini di alat vital kalian masing - masing ".

Sambil terheran tak mengerti mereka melaksanakan
perintah si wanita keturunan tersebut.


Tak lama kemudian terjadilah kobaran api asmara diantara
ketiga orang tersebut. Keesokan harinya si wanita
melanjutkan perjalanan setelah ban mobilnya diperbaiki
kedua bersaudara itu.


30 tahun kemudian, di depan rumah itu, duduk 2 orang
kakek tua yang sedang berbincang sambil memperhatikan
semua mobil yang lewat. Salah seorang berkata : " Nyil,
kamu ingat nggak wanita keturunan 30 tahun yang lalu ?
" Lalu kakek yang disebut Nyil tersebut menjawab : " Oo,
ya aku ingat, Jo. Aku masih merindukannya sampai saat
ini. "

Si mbah Bejo kemudian berkata : " Kira-kira, kalau karet
pelapis ini kita lepas, dia bakalan hamil nggak ya . . . . . ?
"