rqjotm858Avatar border
TS
rqjotm858
Merokok Dalam Mobil Berbahaya


Orang merokok dan asap rokok adalah pandangan yang begitu biasa di Indonesia. Orang juga tidak segan merokok dalam angkutan umum. Meski stiker tanda larangan merokok ada di bus atau mikrolet, orang tetap saja mengepulkan asap rokoknya tanpa peduli pada penumpang lain, termasuk bayi.


Tahukah Anda merokok dalam mobil sangat berbahaya? Kadar partikel polutan berbahaya dalam mobil yang penuh asap rokok sangat tinggi, meski jendela dibuka atau ventilasi untuk menghilangkan asap dinyalakan.

Studi para peneliti Skotlandia menunjukkan: merokok dalam mobil meningkatkan kadar partikel polutan berbahaya berkali-kali lipat dari ambang batas yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Temuan peneliti Inggris ini diterbitkan dalam jurnal Tobacco Control, Senin (15/10).

Dalam studi, para peneliti mengukur konsentrasi partikel halus dalam mobil yang menggunakan monitor elektronik di kursi belakang. Ada 17 penumpang dalam mobil, 14 di antaranya merokok.

Para relawan diminta untuk mengikuti kebiasaan merokok normal mereka dan peneliti memantau tingkat asap di mobil yang mereka tumpangi selama tiga hari.

Selama 104 perjalanan, waktu rata-rata 27 menit, 63 di antaranya bebas rokok.

Selama perjalanan penuh asap rokok—para relawan merokok--tingkat partikel halus yang ada di mobil rata-rata 85 microgrammes per meter kubik. Ini jumlah partikel halus yang cukup besar dibandingkan dengan pedoman 25 mcg/meter kubik untuk polusi dalam ruangan yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut.

Meskipun pengemudi membuka jendela atau menyalakan ventilasi untuk menghilangkan asap selama perjalanan, tingkat partikulat masih di atas patokan WHO di beberapa titik.

Selama perjalanan dengan asap rokok, rata-rata tingkat kadar polutan 385 mcg/meter kubik, dengan puncak tertinggi meningkat hingga lebih dari 880 mcg/meter kubik.

Sebaliknya, tingkat partikulat dalam perjalanan tanpa rokok, rata-rata hanya 7,4 mcg/meter kubik. Jumlah partikulat halus yang diukur dalam diameter, kurang dari 2,5 mikrometer. Partikel-partikel yang sangat kecil ini dianggap berbahaya karena dapat menusuk jauh ke dalam paru-paru, menyebabkan iritasi.

"Anak-anak yang terkena partikulat tingkat halus cenderung menderita efek gangguan kesehatan," menurut studi yang dipimpin oleh Sean Semple dari Scottish Centre for Indoor Air at the University of Aberdeen.

"Ada peningkatan jumlah negara yang melarang merokok di mobil dan langkah-langkah tersebut mungkin tepat untuk mencegah para perokok pasif, termasuk anak-anak, terkena paparan tingkat tinggi."






emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia
0
937
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan