Pembunuhan Tala Menimbulkan Paranoia
Pekerja Rumah Tangga Menekankan Perlunya Mengembalikan Tingkat Kepercayaan



Tala Al-Shehri, korban pembunuhan sadis


Sejumlah ekspatriat dan pekerja rumah tangga asal Indonesia mengatakan bahwa pesan pembalasan dendam yang menyebar lewat WhatsApp merupakan usaha untuk menjatuhkan reputasi pekerja Indonesia dan membuat jurang pemisah hubungan antara mereka dan majikan Arab Saudi.

Pada minggu belakangan, sebuah pesan yang menyebar melalui aplikasi pengirim pesan lintas platform menyatakan bahwa pekerja-pekerja rumah tangga Indonesia telah bersepakat bahwa tanggal 8 Oktober merupakan hari untuk merusak milik para majikan dan membunuh anak-anak mereka sebagai pembalasan atas perlakuan terhadap pembantu yang dituduh membunuh anak berusia 4 tahun bernama Tala Al-Shehri di Yanbu.

Beberapa sopir dan pembantu Indonesia yang mengetahui adanya pesan tersebut mengatakan bahwa kebanyakan warga Saudi mengetahui bahwa pesan tersebut hanyalah rumor. Mereka juga mengatakan bahwa pembantu yang dituduh melakukan pembunuhan tersebut bertindak atas keinginannya sendiri dan tidak mencerminkan sikap pekerja Indonesia yang lain.

Seorang sopir asal Indonesia yang memberikan pendapat secara anonim merasa terkejut atas rumor tersebut.

"Rumor tersebut tidak mewakili sentimen dari mayoritas pekerja Indonesia. Tujuan dari rumor tersebut adalah menjatuhkan reputasi pekerja Indonesia di Arab Saudi," katanya.

Pembantu lain yang juga berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa pembantu yang dituduh membunuh Tala telah melakukan kejahatan yang mengerikan dan perlu dihukum sesuai karena tindakannya melanggar hukum dan etika.

"Kejahatan tersebut merupakan kejahatan individual sedangkan pekerja Indonesia kebanyakan merupakan orang yang takut kepada Tuhan dan taat kepada hukum yang ingin hidup dengan terhormat di Arab Saudi."

Pekerja yang lain juga mengutuk pembunuhan tersebut dan mengharapkan hukuman yang paling berat karena kejahatan yang tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa dimaafkan. Ada juga seruan kepada otoritas berwenang untuk mengetahui motif dari pelaku.

"Kebenaran perlu diungkap. Keadaan mental dan psikologis pembantu tersebut perlu diverifikasi karena memenggal kepala anak kecil hanya dapat dilakukan oleh orang tidak waras," sebut seorang pembantu di Jeddah.

Walaupun belum ada laporan warga Saudi melakukan tindakan melawan pekerja-pekerja asal Indonesia, pesan tersebut menimbulkan beberapa warga di Yanbu, tempat pembunuhan terjadi, untuk mengambil langkah pencegahan demi keamanan anak-anak mereka.

Seorang pria di Yanbu mengatakan dia menyita telpon selular pembantunya setelah menyadari kelekatan "mencurigakan" antara pembantu tersebut dengan telpon selularnya. Pria tersebut kemudian menerjemahkan pesan yang ada di telpon dan terkejut bahwa pesan tersebut mengatakan bahwa semua pekerja rumah tangga di Arab Saudi perlu merusak properti, meracuni keluarga, dan membunuh anak-anak majikannya sebagai pembalasan atas dipenjaranya seorang pembantu yang dituduh membunuh Tala.

Dr. Zahra'a Al-Muabbi seorang psikater dan konsultan di King Abduaziz Center for National Dialogue mengatakan pembunuhan Tala membuat kepanikan di antara para ibu dan para pekerja rumah tangga karena ibu-ibu kehilangan kepercayaan terhadap pembantu mereka.

"Banyak ibu-ibu mulai mencari pengasuhan anak alternatif. Insiden pembunuhan meningkatkan paranoia dan pikiran negatif di antara para ibu-ibu yang aktif bekerja. Hal ini juga terjadi pada pekerja rumah tangga yang khawatir atas pekerjaan mereka dan mengalami kebingungan bagaimana untuk mengembalikan kepercayaan para majikan terhadap mereka. Berhati-hati memang diperlukan, tetapi kepercayaan dan pelayanan tidak bisa dihindari," kata Zahra.


Saudi Gazette



==============

Karena satu saja melakukan kesalahan,
jadi muncul rumor untuk menjatuhkan kredibilitas seluruh TKI.

Semoga TKI di sana diberi kesabaran dan ketabahan serta kemudahan.