Dunia jurnalistik itu satu arena yang bisa ngebuat kita mempertaruhkan antara idealisme dan kepentingan umum yang sampe detik ini masih terus dibayangi dengan ancaman. Terlebih dengan perlindungan terhadap awak jurnalis yang sampe sekarang juga masih amat kurang.
Ibaratnya nih, kalo seorang jurnalis abis ngeliput masalah-masalah yg "riskan" dan "sensitif" macam masalah pemerintahan dan kasus-kasus terselubung. Maka siap-siap aja deh buat si jurnalis nggak bisa tidur malem dengan nyenyak. Dan nggak jarang hal semacam ini berbuah pada ancaman terhadap jurnalis, bahkan yang paling sadis itu diculik, atau dibunuh.

Masih ingat dengan Fuad Muhammad ‘Udin’ Syafruddin (Yogyakarta, 1996), Elyuddin Telembanua (Nias, 2005), Herliyanto (Probolinggo, 2006), Anak Agung Prabangsa (Bali, 2009), Ardhiansyah Matra’is (Merauke, 2010) dan Ridwan Salamun (Tual, 2010).



Baru-baru ini saja kita bisa melihat bagaimana perlakuan yang diterima Didit, salah seorang wartawan Riau Pos yang harus berjibaku dengan seorang perwira.

#savejournalist