- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
POLDA BALI: Teroris Berupaya Meledakan Bom di Bali 12 Oktober


TS
gusdeputra15
POLDA BALI: Teroris Berupaya Meledakan Bom di Bali 12 Oktober
Quote:
Ane berniat Ngeshare Berita Buruk Ini. Ada Masalah?
Teroris dikabarkan sedang menyasar Tamu dari Australia dari peringatan Bom Bali I 2002. Kabarnya PM Australia dan Presiden RI menjadi target utama Rencana penyerangan Teroris di Bali esok (12 Oktober 2012). Hal ini dikuak oleh Polda Bali. Acara Peringatan ini dilaksanakan di Garuda Wisnu Kencana besok

Quote:
Dari BBC Indonesia
Kepolisian Daerah Bali mengerahkan 1300 personilnya untuk mengamankan peringatan peristiwa bom bali I yang akan berpusat di Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran Bali pada hari Jumat (12/10) mendatang.
Kepolisian Daerah Bali juga mengatakan selain mengerahkan personil dari wilayah Bali, mereka juga telah mendapat bantuan 118 orang petugas dari Mabes Polri dan 1000 personil dari TNI.
Wakil Kepala Kepolisian Bali, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan polisi menemukan adanya indikasi penyerangan yang akan menyasar sejumlah tamu penting yang hadir di acara ini.
"Dari informasi yang kita kumpulkan ada indikasi gerakan-gerakan tertentu yang mengarah sasaran terutama VVIP yang hadir dalam acara ini," kata Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana kepada sejumlah wartawan di Bali pada hari Rabu (10/10).
Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Hariyadi kepada wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho, mengatakan penjagaan sangat ketat di Bali akan diterapkan karena adanya kedatangan sejumlah tamu penting dari Austrlalia pada peringatan tersebut seperti PM Australia, Julia Gillard, Mantan PM John Howard, Anggota Parlemen Tony Abbott.
Dari Kompas
CANBERRA, KOMPAS.com Wakil Kepala Kepolisan Daerah Bali mengukuhkan kepada media Australia, Fairfax Media, mengenai adanya kelompok teroris yang akan mengancam perayaan 10 tahun peringatan bom Bali. Oleh karenanya, polisi akan memberi prioritas guna mengamankan peringatan peristiwa tersebut.
Ancaman tersebut muncul pada Rabu (10/10/2012) pagi menjelang kedatangan Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan mantan Perdana Menteri John Howard guna memperingati 10 tahun bom Bali, Jumat (12/10/2012). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan hadir dalam peristiwa ini.
"Tentu akan ada penjagaan keamanan meliputi mereka yang hadir, peristiwa, dan lokasinya," kata Wakapolda Bali Brigjen (Pol) Ketut Untung Yoga Ana kepada Fairfax. Wakapolda menambahkan, TNI dan penduduk setempat juga akan dikerahkan untuk mengamankan peringatan tersebut.
Brigjen (Pol) Ketut Untung Yoga Ana menolak memberi komentar mengenai kemungkinan sasaran maupun kelompok teroris mana yang mengeluarkan ancaman. "Dari informasi yang kami kumpulkan, ada indikasi mengenai gerakan teroris yang berencana menyerang VIP yang hadir," kata Wakapolda.
"Kami sudah siap siaga menghadapi ancaman seperti ini, dan kami masih mengejar mereka yang mungkin terlibat. Kami yakin akan bisa mengamankan upacara nanti." kata Yoga Ana, seperti juga dilaporkan kantor berita Australia AAP.
Pernyataan Yoga Ana ini menurut AAP berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali I Made Pastika. Made Pastika mengatakan, ancaman yang ada tidak lebih "serius" dari yang ada. Ketika ditanya apakah peringatan perjalanan oleh Australia ke Indonesia dalam tingkat "ancaman tinggi terhadap serangan teroris" merupakan hal yang wajar, Pastika menjawab "tidak".
Namun, menurut laporan korespoden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, Pastika juga mengatakan bahwa untuk pulau seperti Bali banyak sekali pintu kedatangan, tidak mungkin bisa mengamankan pulau ini sepenuhnya, bahkan oleh pasukan keamanan terbaik di dunia sekalipun. Lebih dari 1.500 polisi dan tentara akan ditempatkan di berbagai kawasan untuk pengamanan, baik di lokasi utama peringatan, yaitu Jimbaran dan di lokasi bom, di Kuta, di mana diperkirakan ribuan orang akan hadir dalam upacara hari Jumat sore.
PM Julia Gillard bersama Presiden Yudhoyono dan mantan PM John Howard akan hadir di Jimbaran hari Jumat lagi. Pemerintah Australia mengatakan tahu adanya ancaman teroris dan akan mengeluarkan komentar kemudian.
Kepolisian Daerah Bali mengerahkan 1300 personilnya untuk mengamankan peringatan peristiwa bom bali I yang akan berpusat di Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran Bali pada hari Jumat (12/10) mendatang.
Kepolisian Daerah Bali juga mengatakan selain mengerahkan personil dari wilayah Bali, mereka juga telah mendapat bantuan 118 orang petugas dari Mabes Polri dan 1000 personil dari TNI.
Wakil Kepala Kepolisian Bali, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan polisi menemukan adanya indikasi penyerangan yang akan menyasar sejumlah tamu penting yang hadir di acara ini.
"Dari informasi yang kita kumpulkan ada indikasi gerakan-gerakan tertentu yang mengarah sasaran terutama VVIP yang hadir dalam acara ini," kata Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana kepada sejumlah wartawan di Bali pada hari Rabu (10/10).
Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Hariyadi kepada wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho, mengatakan penjagaan sangat ketat di Bali akan diterapkan karena adanya kedatangan sejumlah tamu penting dari Austrlalia pada peringatan tersebut seperti PM Australia, Julia Gillard, Mantan PM John Howard, Anggota Parlemen Tony Abbott.
Dari Kompas
CANBERRA, KOMPAS.com Wakil Kepala Kepolisan Daerah Bali mengukuhkan kepada media Australia, Fairfax Media, mengenai adanya kelompok teroris yang akan mengancam perayaan 10 tahun peringatan bom Bali. Oleh karenanya, polisi akan memberi prioritas guna mengamankan peringatan peristiwa tersebut.
Ancaman tersebut muncul pada Rabu (10/10/2012) pagi menjelang kedatangan Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan mantan Perdana Menteri John Howard guna memperingati 10 tahun bom Bali, Jumat (12/10/2012). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan hadir dalam peristiwa ini.
"Tentu akan ada penjagaan keamanan meliputi mereka yang hadir, peristiwa, dan lokasinya," kata Wakapolda Bali Brigjen (Pol) Ketut Untung Yoga Ana kepada Fairfax. Wakapolda menambahkan, TNI dan penduduk setempat juga akan dikerahkan untuk mengamankan peringatan tersebut.
Brigjen (Pol) Ketut Untung Yoga Ana menolak memberi komentar mengenai kemungkinan sasaran maupun kelompok teroris mana yang mengeluarkan ancaman. "Dari informasi yang kami kumpulkan, ada indikasi mengenai gerakan teroris yang berencana menyerang VIP yang hadir," kata Wakapolda.
"Kami sudah siap siaga menghadapi ancaman seperti ini, dan kami masih mengejar mereka yang mungkin terlibat. Kami yakin akan bisa mengamankan upacara nanti." kata Yoga Ana, seperti juga dilaporkan kantor berita Australia AAP.
Pernyataan Yoga Ana ini menurut AAP berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali I Made Pastika. Made Pastika mengatakan, ancaman yang ada tidak lebih "serius" dari yang ada. Ketika ditanya apakah peringatan perjalanan oleh Australia ke Indonesia dalam tingkat "ancaman tinggi terhadap serangan teroris" merupakan hal yang wajar, Pastika menjawab "tidak".
Namun, menurut laporan korespoden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, Pastika juga mengatakan bahwa untuk pulau seperti Bali banyak sekali pintu kedatangan, tidak mungkin bisa mengamankan pulau ini sepenuhnya, bahkan oleh pasukan keamanan terbaik di dunia sekalipun. Lebih dari 1.500 polisi dan tentara akan ditempatkan di berbagai kawasan untuk pengamanan, baik di lokasi utama peringatan, yaitu Jimbaran dan di lokasi bom, di Kuta, di mana diperkirakan ribuan orang akan hadir dalam upacara hari Jumat sore.
PM Julia Gillard bersama Presiden Yudhoyono dan mantan PM John Howard akan hadir di Jimbaran hari Jumat lagi. Pemerintah Australia mengatakan tahu adanya ancaman teroris dan akan mengeluarkan komentar kemudian.
Yang Peduli Bali, silahkan Rate 5.

Yang ga setuju, jangan Bata,rate 5,atau bahkan Nyendolin ane

Yang Pasti silahkan Komen.
Komen adalah pembentuk generasi Kaskuser yang cerdas

0
1.4K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan