Sebanyak 20 persen penderita gangguan jiwa yang dirawat di RS Jiwa Menur berusia di bawah 20 tahun. Mereka tergolong mengalami depresi berat.

Setiap hari, RS Jiwa Menur rata-rata menerima 200 pasien rawat jalan. Sedangkan dalam satu bulan, rata-rata merawat 300 orang pasien. Menurut dr Adi Wirachjanto Direktur RS Jiwa Menur, 20 persen diantaranya berusia remaja atau di bawah 20 tahun. Bahkan, dalam tahap rehabilitasi gangguan jiwa beberapa waktu lalu, dari 100 peserta 20-25 orang diantaranya masih usia sekolah.
"20 persen pasien yang ditangani di Menur adalah mereka yang berusia di bawah 20 tahun. Dan kalau sudah dirawat biasanya sudah berat," kata Adi pada suarasurabaya.net, Rabu (10/10/2012).

Diakui Adi, sejak dulu angka penderita gangguan jiwa memang cukup tinggi. Hanya saja mereka biasanya tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. RS jiwa dianggap hanya diperuntukkan bagi mereka yang gila atau kelainan jiwa berat.

Tidak seperti sakit biasa yang bisa dilihat dari gejala fisik dan sembuh dengan berobat. Gangguan jiwa seringkali tidak nampak. Depresi misalnya. Pada tingkat ringan, bisa ditandai dengan sulit tidur ataupun perasaan cemas. Jika tidak diatasi, sulit tidur dan cemas itu bisa terjadi berhari-hari. "Ini sudah masuk depresi sedang," ujar Adi.

Apabila berkelanjutan, depresi bisa masuk ke tingkat berat. Menyakiti diri sendiri atau orang lain, melakukan kkeerasan hingga bunuh diri merupakan perwujudannya.

Karena itu, bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang mengambil tema Depresi: Suatu Krisis Global, Adi pun menghimbau ke masyarakat agar tidak alergi dengan psikiater, psikolog atau bahkan RS jiwa. Jika sudah merasa mengalami depresi ringan, segeralah berkonsultasi dengan ahlinya. Deteksi dan penanganan sejak dini bisa membantu mencegah gangguan jiwa berat.(git)