[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/1912579/partai-terbuka-tak-laku-pks-ubah-strategi-politik[/url]
Quote:
Burhanuddin Muhtadi
Partai Terbuka Tak Laku, PKS Ubah Strategi Politik
Oleh: R Ferdian Andi R
nasional - Jumat, 5 Oktober 2012 | 14:15 WIB
inilah..com, Jakarta - Jika mengamati gerakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belakangan, mengingatkan pada aksi partai ini awal didirikan. Partai ini kembali aktif merespons isu-isu ke-Islaman. Bukankah PKS telah berubah menjadi partai terbuka?
Selamat tinggal partai terbuka. Kata itu tepat menggambarkan kondisi PKS saat ini. Setelah resmi mendeklarasikan sebagai partai terbuka, PKS seolah memutar jarum jam. Alih-alih mengukuhkan pilihan menjadi partai terbuka, justru PKS kembali memakai isu-isu kesilaman dalam aksi politiknya.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Burhanuddin Muhtadi menilai ada pergeseran orientasi PKS setelah mendeklarasikan sebagai partai terbuka. "PKS sadar, deklarasi sebagai partai terbuka ternyata bumerang," kata Burhan saat dihubungi di Denpasar, Bali, Kamis (4/10/2012) malam. Berikut wawancara lengkapnya:
Apakah Anda melihat terjadi pergeseran orientasi PKS belakangan terkait pilihan politik yang diresmikan dalam Munas PKS 2010 lalu sebagai partai terbuka?
Saya melihat PKS mulai menyadari ada bumerang ketika menjelang Pemilu 2009 PKS terlalu banyak memakai pendekatan yang terlalu terbuka. Karena di saat bersamaan, PKS mengalami resistensi oleh kader mereka.
Apakah yang dilakukan PKS belakangan sebagai bentuk koreksi dari pilihan politik sebelumnya?
Yang terlihat belakangan, PKS melakukan dua cara. Pertama, PKS terkesan ingin mengembalikan kepercayaan dari basis tradisionalnya. Komitmen politik PKS dalam Munas 2010 lalu, berusaha dinetralkan dengan diwujudkan respons PKS terhadap isu-isu yang dekat dengan Islam seperti merespons Rohingya di Myanmar, usulan lambang palang merah dengan bulan sabit, termasuk pengerahan massa yang diklaim ratusan ribu orang dalam merespons film Innocence of Muslims.
Nah, hal seperti itu, dalam dua tahun terakhir ini kurang terlihat dari PKS. Belakangan, isu itu kembali dimunculkan. Karena dalam kenyataannya, isu PKS sebagai partai terbuka ternyata mendapat resistensi dengan kader. Eksperimen partai terbuka ternyata tidak dibeli oleh masyarakat.
Kedua, memasangkan kembali orang-orang dari faksi keadilan yang yang tidak memiliki resistensi baik dari internal maupun eksternal seperti Hidayat Nurwahid (HNW) menjadi Ketua Fraksi PKS. Penempatan HNW sebagai Ketua Fraksi dan Cagub DKI itu membangkitkan kader. HNW juga kader yang lebih minimalis kontroversinya.
Begitu juga mengganti Nasir Djamil sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR dengan Almuzammil Yusuf yang memang orang yang sisi kontroversinya kecil. Ini perubahan strategi atas kekurangberhasilan pilihan PKS sebagai partai terbuka.
Apakah PKS akan berhasil dengan cara ini?
Harus dengan survei melihat berhasil tidaknya PKS. Ini kan relatif baru. Yang pasti, dalam riset terakhir LSI, PKS mendapat dukungan di angka 4-5 persen. [mdr]
Baguslah kalau segera sadar strateginya salah. Daripada "mengharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan"*
*menkominfo pasti tahu apa arti peribahasa ini