- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hikmah Kesaktian Pancasila


TS
andhikasukma
Hikmah Kesaktian Pancasila



Selamat Pagi Kaskuser

Ane newbitol kembali lagi membawa sedikit wacana tentang beberapa point penting dalam memperingati hari kesaktian pancasila
disini akan ane kupas sedikit point2 hikmah dari
"Kesaktian Pancasila"
naahh bentar lagi kan 1 oktober adalah hari kesaktian pancasila
Langsung aja yuuuukkkkk

Quote:
Inilah makna atau hikmah dari Kesaktian Pancasila
Quote:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa kita adalah bangsa beragama, bangsa yang percaya akan satu Tuhan. Namun aplikasi kemasyarakatan dalam hal kebebasan beragama masih dipertanyakan. Masih banyak masyarakat menganggap keyakinan kelompoknya jauh lebih baik dari kelompok lain. Sehingga dengan mudahnya menganggap bahwa hanya agama-nya atau Tuhan-nya saja yang paling benar, dan dengan mudah-nya menyalahkan agama lain-nya bahkan kalau bisa meng-hancurkan-nya.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan makna yang terkandung dalam 7 butir-butir Pancasila yaitu : 1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME). 2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Bangsa kita adalah bangsa beragama, bangsa yang percaya akan satu Tuhan. Namun aplikasi kemasyarakatan dalam hal kebebasan beragama masih dipertanyakan. Masih banyak masyarakat menganggap keyakinan kelompoknya jauh lebih baik dari kelompok lain. Sehingga dengan mudahnya menganggap bahwa hanya agama-nya atau Tuhan-nya saja yang paling benar, dan dengan mudah-nya menyalahkan agama lain-nya bahkan kalau bisa meng-hancurkan-nya.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan makna yang terkandung dalam 7 butir-butir Pancasila yaitu : 1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME). 2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Quote:
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Aplikasi kemasyarakatan dan bernegara dari sepuluh butir-butir Pancasila pada sila ke-dua ini yakni : (1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. (2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. (3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. (4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. (5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. (6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. (7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. (8) Berani membela kebenaran dan keadilan. (9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. (10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain, juga sudah mulai memudar.
Aplikasi kemasyarakatan dan bernegara dari sepuluh butir-butir Pancasila pada sila ke-dua ini yakni : (1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. (2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. (3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. (4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. (5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. (6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. (7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. (8) Berani membela kebenaran dan keadilan. (9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. (10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain, juga sudah mulai memudar.
Quote:
Persatuan Indonesia
Seperti-nya makna sila Persatuan Indonesia itu sedang rapuh, yang gampang pecah kapan saja. Apa masih kurang Timor Leste, pulau Sipadan dan Ligitan yang sudah terpisah dari Indonesia? Atau karena kepentingan tertentu pulau yang berada di kepulauan Sumatera juga terancam dijual?.Bagaimana seandainya Nanggroe Aceh Darussalam, Papua, Maluku pada akhir-nya harus lepas juga dari bumi nusantara ini. Masihkah Pancasila bisa berperan sebagai pemersatu? Masihkah butir-butir sila ke-tiga yakni ; (1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. (2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. (3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. (4) Mengembangkan r
asa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. (5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. (6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. (7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa., dapat menjadi pemersatu ditengah banyak faham ideologi luar yang mulai merasuk ke jiwa generasi muda sekarang melalui teknologi media audiovisual?.Seperti-nya makna sila Persatuan Indonesia itu sedang rapuh, yang gampang pecah kapan saja. Apa masih kurang Timor Leste, pulau Sipadan dan Ligitan yang sudah terpisah dari Indonesia? Atau karena kepentingan tertentu pulau yang berada di kepulauan Sumatera juga terancam dijual?.Bagaimana seandainya Nanggroe Aceh Darussalam, Papua, Maluku pada akhir-nya harus lepas juga dari bumi nusantara ini. Masihkah Pancasila bisa berperan sebagai pemersatu? Masihkah butir-butir sila ke-tiga yakni ; (1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. (2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. (3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. (4) Mengembangkan r
Quote:
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Kerakyatan, hikmah, bijaksana, musyawarah atau perwakilan suatu istilah yang sudah sering terdengar sebagai bentuk hubungan sosial ditengah kehidupan bermasyarakat. Namun makna yang diharapkan sesuai dengan butir-butir sila ke-empat Pancasila yakni 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. (4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. (6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. (8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. (9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. (10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan., masih jauh dari tujuan dasar bernegara.
Kerakyatan, hikmah, bijaksana, musyawarah atau perwakilan suatu istilah yang sudah sering terdengar sebagai bentuk hubungan sosial ditengah kehidupan bermasyarakat. Namun makna yang diharapkan sesuai dengan butir-butir sila ke-empat Pancasila yakni 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. (4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. (6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. (8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. (9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. (10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan., masih jauh dari tujuan dasar bernegara.
Quote:
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Fenomena kehidupan masyarakat yang serba susah hampir setiap hari bisa kita temui. Kemiskinan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran, rakyat yang makan nasi aking, kelaparan, antrian minyak tanah, penggusuran di-mana-mana, berbanding terbalik dengan rumah-rumah megah yang berdiri dengan angkuh-nya, mobil-mobil mewah yang berseliweran di jalanan Indonesia, dan mall-mall sebagai ajang pamer gengsi. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Apakah ini yang dinamakan keadilan sosial? apakah keadilan sosial itu sudah terpenuhi? atau-kah kita yang salah mengartikan arti yang sebenar-nya dari keadilan sosial?
Haruskah makna butir-butir sila ke-lima yakni : (1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. (2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. (3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. (4) Menghormati hak orang lain. (5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. (6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. (7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. (8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. (9) Suka bekerja keras. (10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. (11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial., terabaikan?
Revitalisasi dengan balutan kain ihram
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila tidak sepenting mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri, demikian pernyataan yang sering disebut. Ironisnya, seperti juga diakui oleh Ketua DPR Agung Laksono, nilai-nilai luhur Pancasila sudah semakin luntur di kalangan masyarakat Indonesia sehingga Pancasila perlu direvitalisasi. Revitalisasi nilai-nilai Pancasila hanya bisa terjadi jika ada aktualisasi nilai-nilai positif Pancasila oleh segenap masyarakat bangsa ini. Hari kesaktian Pancasila tidak membutuhkan perayaan dengan pesta dan lomba yang lucu. Hendaknya nanti pada hari kesaktian pancasila kita meramaikannya dengan kajian tentang Pancasila itu sendiri. Apakah Pancasila itu sakti? bagaimana agar Pancasila tampak kesaktiannya? apakah perlu revisi? atau memang pancasila tidak sakti? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang bisa muncul terkait kesaktian Pancasila yang jawabannya terpulang ke masing-masing individu sesuai interpretasi yang dipahami.
Fenomena kehidupan masyarakat yang serba susah hampir setiap hari bisa kita temui. Kemiskinan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran, rakyat yang makan nasi aking, kelaparan, antrian minyak tanah, penggusuran di-mana-mana, berbanding terbalik dengan rumah-rumah megah yang berdiri dengan angkuh-nya, mobil-mobil mewah yang berseliweran di jalanan Indonesia, dan mall-mall sebagai ajang pamer gengsi. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Apakah ini yang dinamakan keadilan sosial? apakah keadilan sosial itu sudah terpenuhi? atau-kah kita yang salah mengartikan arti yang sebenar-nya dari keadilan sosial?
Haruskah makna butir-butir sila ke-lima yakni : (1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. (2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. (3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. (4) Menghormati hak orang lain. (5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. (6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. (7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. (8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. (9) Suka bekerja keras. (10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. (11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial., terabaikan?
Revitalisasi dengan balutan kain ihram
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila tidak sepenting mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri, demikian pernyataan yang sering disebut. Ironisnya, seperti juga diakui oleh Ketua DPR Agung Laksono, nilai-nilai luhur Pancasila sudah semakin luntur di kalangan masyarakat Indonesia sehingga Pancasila perlu direvitalisasi. Revitalisasi nilai-nilai Pancasila hanya bisa terjadi jika ada aktualisasi nilai-nilai positif Pancasila oleh segenap masyarakat bangsa ini. Hari kesaktian Pancasila tidak membutuhkan perayaan dengan pesta dan lomba yang lucu. Hendaknya nanti pada hari kesaktian pancasila kita meramaikannya dengan kajian tentang Pancasila itu sendiri. Apakah Pancasila itu sakti? bagaimana agar Pancasila tampak kesaktiannya? apakah perlu revisi? atau memang pancasila tidak sakti? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang bisa muncul terkait kesaktian Pancasila yang jawabannya terpulang ke masing-masing individu sesuai interpretasi yang dipahami.
Quote:



Quote:
Quote:
0
5.8K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan