Calon Wakil Gubernur Nachrowi Ramli memasang badan untuk para simpatisan dan pendukung pasangan nomor urut satu itu. Nara, sapaan Nachrowi, bahkan memerintahkan kadernya untuk melawan siapapun yang menghina, dan mencaci pasangan Foke-Nara.

"Tolong kalau mereka berikan suara-suara yang kurang baik, saya perintahkan lawan, saya yang tanggung jawab nanti," kata Nara saat pidato kampanye di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (27/6/2012).

Nachrowi juga mengatakan, calon incumbent ini kerap diserang dengan kata-kata yang provokatif seperti sering berbohong. Bagi Nara, jika ada yang masih belum percaya dengan kesuksesan pasangan ini, ada baiknya simpatisan Foke-Nara untuk memberikan penjelasan.

"Kalau ada yang bilang 'bohong', ya kita jelasin. Terus bilang 'ganti' emang gampang main ganti-ganti saja, kalau skrupnya salah gimana? Ya ambrol kan. Biar rakyat yang pilih, jangan main ganti-ganti aja," katanya seraya disambut tepuk tangan peserta kampanye.

Nachrowi mengungkapkan, dia bersama Fauzi Bowo akan melakukan kampanye sesuai aturan yang berlaku. "Kita mah sopan, tapi kalau ada yang kurang ajar bukan kita beli lagi, tapi kita borong, Habisin sampai ampas-ampasnya!Yang kurang ajar, Hajar! Yang bandel, Beri!. Masak kampung kita di pencundangi sama orang lain," kata dia menggebu.

Dijelaskannya, visi-misi Foke, sapaan Fauzi Bowo sudah jelas. Kinerja lima tahun sebelumnya, kata Nara, juga sudah sangat berhasil. "Lawan politik harus tahu apa yang dicapai di lima tahun Foke. Kalau masih ada yang enggak percaya, panggil. Kasih tahu ke dia," kata Nara.

Nachrowi bahkan menuding, lawan politik yang menggunakan cara menyerang seperti itu tidak mengerti berpolitik taktis dan hanya mengutamakan kemenangan saja. "Kita ngerti mereka cuma mau menangnya saja dan jelek-jelekin kita. Kewajiban kita untuk menjelaskan ke mereka. Kalau kita maju di pilkada ini ya untuk teruskan pembangunan kita," tegasnya. (sumber)





Macet = Sejahtera
Nachrowi Sebut Kemacetan Identik dengan Kesejahteraan

"Kalau mau jujur dan kita berpikiran positif, kemacetan justru bisa diartikan berkah untuk warga Jakarta,” kata Nachrowi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/9/2012).

"Aspek positif yang pertama dari kemacetan adalah semakin banyaknya warga Jakarta yang memiliki kehidupan yang baik sehingga mampu memiliki kendaraan bermotor, artinya juga kondisi ekonomi, politik, keamanan dan lain-lainnya baik. Kan mungkin penjualan kendaraan bermotor terutama yang baru terus meningkat. Sisi ini yang selama ini tidak pernah dilihat masyarakat,” ujarnya.




Kunjungi juga: Mati Ketawa ala Foke