Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ubudblendingAvatar border
TS
ubudblending
baru tau ane gan "Ternyata Einstein pernah menolak tawaran untuk jadi presiden israel
baru tau ane gan "Ternyata Einstein pernah menolak tawaran untuk jadi presiden israel
1933, tahun kemenangan Hitler. Pasukan Nazi pun menyerbu rumah Einstein di Caputh untuk mencari senjata yang mungkin disembunyikan di situ. Tapi, menurut The New York Times, Nazi hanya menemukan sebilah pisau roti.
Karena masih harus mengurus surat pindah ke Princeton, Einstein kembali ke Eropa, Maret. Ia tinggal di Vila Savoyard di Le Coq sur mer, pantai Bergia. Kediaman mereka dilengkapi dua penjaga yang dibayari pemerintah Belgia. Makalah-makalah Einstein di Berlin juga sudah diamankan dan dikirim ke Quai d'Orsay oleh angkutan diplomatik Prancis. Di Eropa ini juga ia memberi kuliah di Brussels. Setelah menjeguk putranya Eduard di Zurich, ia memberi kuliah di Oxford dan Glasgow di bulan Juni, dan sempat bertemu dengan Churchill. Saat inilah tawaran untuk beberapa posisi akademik datang dari Jerusalem, Leiden, Oxford, Madrid dan Paris. Bersama Mayer, Einstein menghasilkan dua makalah semivektor.
9 September, ia meninggalkan benua Eropa untuk selamanya. 17 Oktober dia tiba di New York, dan menyewa rumah di 2 Library Place yang mereka diami hingga tahun 1935.
1934, ia dan Elsa diundang tinggal dengan keluarga Roosevelt di Gedung Putih, ia menolak. Di Princeton, ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kecil dan tenang, dan mulai selalu menikmati musik. Di waktu senggang, ia akan tampak berperahu di danau Carnegie. Seumur hdiup dia tak pernah punya mobil dan tak bisa mengendarainya. Putri tirinya, Ilse, meinggal dunia di Paris karena sakit.
Jadi Warganegara AS
1935, di bulan Mei, ia dan keluarga berlayar ke Bermuda untuk memperoleh visa imigrasi, dan ini merupakan perjalanan terakhir ia ke luar AS. Pada musim gugur, mereka pindah ke Jalan Mercer 112 yang dia beli tunai dari Mary Merden. Ia bersama Boris Podolsky dan Nathan Rosen menulis bahwa mekanika kuantum itu konsisten secara logis.
Oktober adalah masa kerja awal di Princeton, dan ia pun membantu sahabatnya Mayer untuk mendapatkan posisi associate professor di institut itu, dan sejak itu Mayer kembali ke keahliannya semula, matematika murni.
1936, Elsa meninggal dunia karena radang hati, menyusul Marcel Grossman, sahabat terbaiknya, yang membantunya mendapatkan kerja di kantor paten, yang membuat tesis doktornya pun dia anugerahkan untuk Grossman. Tapi, ada kabar gembira, putranya, Hans Albert mendapat gelar doktor dari ETH dan menjadi profesor teknik hidrolik di Universitas California, Berkley sampai tahun 1971.
1939, aturan-aturan rasis Mussolini memaksa saudari Einstein, Maja Winteler meninggalkan kediamannya di Florence, dan menumpang di rumahnya. Tahun ini ia tak berbicara bidang politik, bahkan sampai 1945, dengan alasan dia belum menjadi warga AS. Namun, ia banyak menulis surat kepada Roosevelt agar segera membangun persenjataaan bom atom, untuk mengimbangi Jerman. Kelak, dia menyesal mengusulkan hal ini ketika tahu Jerman ternyata gagal mengembangkan bom atom.
1940-1947, di Trenton, Einstein, Margot, dan Helen Dukas disumpah jadi warga AS oleh hakim Philip Forman, 1 Oktober 1940. Sebuah salinan makalah dari tahun 1905 ditulis ulang lagi olehnya untuk dilelang dan laku 6 juta dolar, yang ia sumbangkan untuk dana perang. 10 Desember 1945, ia menulis pidato untuk PBB, "Perang sudah dimenangkan tapi perdamaian belum". Banyak yang menilai pidato itu penyesalan terdalam dia atas dijatuhkannya bom atom di Jepang. Ia berpendapat perdamaian dunia dapat diterapkan dengan metode Gandhi, bukan dengan kekerasan.
1948, Mileva meninggal dunia di Zurich, 4 Agustus 1948. Einstein mulai merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya. Ia lalu diperiksa ahli bedah, Rudolf Nissen, dan diketahui ada pertumbuhan abdominal yang merupakan aneurysm dalam aorta perut. Ia pun dirawat di rumah sakit Yahudi di Brooklyn.
1949, ia berusia 70, dan di bulan Januari meninggalkan rumah sakit. Namun, selama 1,5 tahun berikutnya, aneurym itu masih terus tumbuh, meski tak mematahkan minatnya pada fisika. Ia masih memusatkan diri terus pada unfied field theory dan pertanyaan-pertanyaan tentang prinsip teori kuantum. Ia berikutnya menerbitkan 8 makalah tentang hal itu, lalu tentang mekanika kuantum, dan biografi. Ia juga masih aktif memberikan seminar. Berikutnya kian terungkap kemajuan elektrodinamika kuantum dan penemuan partikel baru. Hal ini kian memperlebar jurang pemisah antara fisika Einstein dan fisika generasi lebih muda.
1950, 18 Maret, ia menandatangani surat wasiat dan menunjuk temannya, Otto Nathan, sebagai pelaksana. Semua surat-surat, manuskrip dan hak ciptanya menjadi milik Hebrew University. Nathan dan Helen Dukas berhak atas rumahnya, dan buku-bukunya dipercayakan pada Helen. Cucu Einstein, Bernard Caesar memperoleh biolanya. Pewaris yang lain adalah putranya Hans Albert dan Eduard.
1951-1954, saudarinya, Maja, meninggal dunia di rumah Einstein karena stroke. Tahun berikutnya, 1952, Paul Winteler meninggal dunia di Geneva. Hebatnya, ketika presiden Israel Chaim Weizmann meninggal, Einstein mendapat tawaran mutlak untuk menggantikan, tapi ia menolak melalui duta besar Israel di Washington. Di tahun 1954, ia bertemu terakhir kali dengan sahabatnya, Niels Bohr.
1955, Maret, sahabat terbaiknya semasa kuliah, Michaele Besso meninggal. 11 April, ia mengirim surat terakhir dengan tanda tangan kepada Bertrand Russel yang menyatakan setuju untuk menandatangani manifesto yang mendesak semua bangsa untuk menghentikan persenjataan nuklir.
13 April, dia menulis naskah pidato untuk kemerdekaan Israel yang akan disiarkan seluruh tv dan radio. Sayang, ketika menuliskan, "Karena ambisi-ambisi politis, yang muncul di mana-mana, masih banyak yang meminta korban..." ia ambruk, aneurysm-nya kambuh. Dokter pribadinya, Guy K Dean bersama rekannya Rudolf Ehrmann, dan radiolog di Berlin, Gustav Bucky segera datang.
14 April, radiolog dan ahli aorta Frank Glenn datang dari New York Hospital. Kepada Dean, Einstein bertanya, "bagaimana aku akan meninggal?" Namun, ia akhirnya menolak diberi suntikan morfin dan upaya pembedahan. Di ruang operasi itu ia berkata pelan, "Aku akan pergi jika aku menghendakinya. Merupakan suatu hal yang tak bermakna sama sekali jika aku memperpanjang kehidupan secara artifisial. Aku telah mengerjakan bagianku, dan sudah saatnya untuk pergi. Aku akan melakukannya secara elegan."
15 April, dia dimasukkan Princeton Hospital.
16 April, Hans Albert tiba di Princeton dari Berkeley untuk menjeguk ayahnya. 17 April, Einstein masih sempat menelpon Helen Dukas, untuk membawakan bahan-bahan tulisannya beserta semua perhitungannya yang terakhir, dan membereskannya.
Lalu tibalah, 18 April, pukul 1.15 dini hari, dia meninggal. Rumah sakit menyatakan sebab kematiannya sebagai pembengkakan aorta.
Pukul 2 siang, jenazahnya di bawa ke Mather Funeral Home di Princeton, dan dari sana dikremasikan di Ewing Crematorium di Trenton yang dihadiri 12 orang, Salah seorang memberikan kata sambutan singkat dengan mengutip bait-bait dari epilog "zu Schillers Glocke" karya Goethe. Abu jenazahnya lalu ditaburkan di sebuah tempat yang atas permintaannya, dirahasiakan.
Ia meninggal dengan semesta keharuaman nama, sampai kini, wujud dedikasi kerjakeras dan cinta pada keilmuan yang luar biasa. Ia pantas menjadi panutan.


jika berkenan, ane g nolak kalo ada yang ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)
0
1.7K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan