Puasa? Bukan berarti menghentikan segala aktivitas kita, termasuk touring . Sebelumnya ada beberapa rekan yang jauh-jauh hari sudah saya kontak untuk ajakan touring kali ini. Ada yang langsung setuju ada pula yang menolak, tak apalah kan juga tidak ada paksaan . Setelah menentukan hari dan tanggal terkumpulah 4 rekan dari forum Kaskus. Seiring waktu berjalan beberapa rekan mengundurkan diri termasuk salah satu rekan saya, bro Gibran karena salah satu keluarganya meninggal dunia pada hari H kita berangkat. Turut berduka cita bro , semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya, Amin.

Jum’at, 3 Agustus 2012.



Kali ini rekan saya adalah Bro Agus (ID Kaskus Gushext) sesama penjinak kebo (;dibaca Byson). Tikum di SPBU Mlati Jl.Magelang pukul 14.00. Tetapi karena kelambatan saya dalam persiapan waktu menjadi molor 1 jam. Hehe,, terima kasih bro bisa ontime, yang buat acara malah telat . Sembari berangkat ke tempat tikum saya melipir ke SPBU 44.55.108 Jogokaryan, Yk mengisi BBM separuh tangki dan di Indomart Jl.Magelang untuk membeli beberapa konsumsi untuk berbuka & sahur di puncak nanti. Sampai pada pukul 15.00 tepat kami berangkat bersama menuju kota Magelang . Kondisi lalu lintas pada sore hari itu sangat padat, dimana-mana macet apalagi memasuki Pasar Muntilan, luar biasa! Sampai pada traffic light besar Soekarno-Hatta, Magelang kami berbelok kanan ke arah Bawen-Secang. Hanya truk-truk besar bermuatan dan mobil luar kota yang mendominasi saat itu. Sampai di sebuah pertigaan sesudah RM. Risa Lestari kami berbelok ke kanan arah Gunung Telomoyo. Lurus saja mengikuti jalan yang sudah mulai berkelak-kelok ini. Kami juga melewati sebuah air terjun Sekar Langit di kiri jalan, tetapi karena bukan tujuan kami ya hanya lewat saja . Dulu pernah masuk ke kawasan air terjun tersebut, hanya saja musti berjalan kaki -/+ 3km, kalau saat puasa gini mah ogah saja.. kalau bisa ke puncak dengan kendaraan, kenapa musti jalan kaki? Hehe..
Di perjalanan saya sempat bertanya dengan penduduk sekitar arah Gunung Telomoyo, setelah mendapat panduan yang ternyata sudah tak jauh lagi kami mulai riding pelan sembari mencari jalan arah gunung tersebut. Di GPS jalan menuju gunungnya tidak terbaca, karena itu sebelum naik nanti rencananya akan saya rekam jalur tersebut.



Gunung ini memiliki ketinggian di 1.894 mdpl yang terletak di Kab. Semarang dan Kab.Magelang. Setelah memasuki kawasan Gunung Telomoyo, sebenarnya terdapat sebuah TPR yang dikelola oleh masyarakat setempat. Pada saat itu waktu menunjukan pukul 16.30 dan TPR tersebut tidak ada yang berjaga, hanya saja pintu terbuka sebelah . Beberapa meter dari TPR kami berhenti sejenak untuk terakhir kalinya berkomunikasi via HP dengan keluarga karena di puncak nantinya pasti sinyal tidak bersahabat.



O iya, perlu saya ceritakan juga. dulu sebelumnya saya pernah naik ke Gunung Telomoyo sekitar 3 tahun yang lalu dengan menggunakan mobil jip. Sampai di puncak sempat berkenalan dengan penjaga gedung repeater Telkomsel (di puncak hanya ada sinyal Telkomsel) dengan Bapak Raselan . Kebetulan waktu lalu saya sempat betukar nomer handphone dengan beliau karena saya pikir pasti suatu hari akan berguna. Dan benar saja, alhamdullilah saat nomer beliau saya hubungi masih nyambung , untung tidak ganti nomer. Setelah mendapat ijin untuk bermalam di puncak nanti kini kembali saya membuka gas dan saatnya menjejaki jalan beraspal yang semakin memprihatinkan kondisinya .



Semakin ke atas, kondisi jalan semakin kacau. Hancur deh pokoknya, mungkin jika di perkirakan 30% mulus 70% rusak . Butuh konsentrasi yang tinggi agar dapat menstabilkan posisi motor di saat melewati tanjakan yang tidak beraspal. Dengan kontur jalan yang sangat berkelok harus berhati-hati apalagi mendekati puncak, kabut kian tebal siap menerjang . Untuk foto-foto jalannya saya share waktu pulangnya saja karena ingin menikmati dahulu tanjakan dan lebatnya hutan di area Gunung Telomoyo ini. Di sepanjang jalan tidak ada rumah penduduk, lampu penerangan, apalagi warung-warung. Pokoknya sangat alami, ini nih yang saya suka .







Akhirnya sampai juga kami ke tujuan, dan bertemu dengan penjaga lain yang ternyata bukan Pak Raselan sendiri melainkan orang lain. Lalu setelah kami menjelaskan maksud tujuan kami dan menyebutkannya dari Pak Raselan, kami di persilakan masuk. Terimakasih pak.