All, Gw cuma muak yah sama Team Foke-Nara maupun individualnya sendiri.
Kenapa harus maling teriak maling....
Kelihatan banget attitudenya ga bagus.
Gw sih cuma ambil contoh gampang... SBY periode pertama bagus.
Tapi pas periode kedua sekarang bobrok banget khan...
Sama lah kaya Foke, gw yakin babak kedua ini kl menang dia bakalan korupsi habis habisan.
Ga peduli mau kaya apaa ya... Jokowi-Ahok
Kl pun ada itu di lakukan oleh partai yang mendukung mereka.
Tapi dari sisi Individual mereka menurut gw BAGUS BANGET...
Jokowi sukses di solo & Ahok sukses di Bangka belitung.
Setidaknya track racord mereka baik.
Transparan sudah mereka tunjukkan waktu mereka masih menjabat di kotanya masing2...
Soooo....
Berhentilah untuk terus ngebuli di semua2 media kalo mereka bagus, janji2 bagus...
Bagus bagi siapa?
Bagi sebagian org yang ada di sekitar mereka? bagi pejabat2 dan pegawai pemerintahan?
Terus rakyat?
===
Gw bukan siapa2. Dapat hak pilih pun tidak krn gw anak bekasi. & Mengais rejeki di Jakarta
Tp serius bro, jakarta butuh perubahan.
Dan serius, Jokowi... Ni orang bener2 punya kemampuan untuk itu.
Quote:
Original Posted By "update"Responya mantab nieh dari teman2 sekalian.
Om gw di bandung terima order dari team sukses Foke 1000 pc/ bulannya seharga @Rp. 30,000.
Edan... kl dia menang putaran kedua. Bakalan mampus dan tambah parahlah jakarta utk dia ambilin duitnya sebagai dana korupsi.
Btw ge baru baca update-an Jokowi di solo dia pernah bersitegang dgn partai nya sendiri PDI-P di solo dgn salah satu Pejabat PDI-P juga untuk kota solo. Masalah ketransparanan & ketegasan.
So Jokowi sudah teruji. memang mengabdi pada rakyat. ga takut sm partai. Padahal PDI-P itu pemegang pemilih terbanyak untuk kota solo.
Quote:
Quote:
Original Posted By lheyow►Kalo masalah Track record...
Neh ane kasih...
Akademisi UI Beberkan 5 Kebohongan Fauzi Bowo
Pilkada DKI, akhirnya akademisi Universitas Indonesia pun angkat bicara. Mungkin memang sudah saatnya orang-orang terpelajar memberikan pencerahan agar kita-kita yang awam ini lebih cerdas dan lebih wise dalam ikut mengambil keputusan dalam memilih siapa yang akan menjadi pemimpin Kota tercinta ini.
Tanggal 6 kemarin saya menyempatkan diri datang ke seminar politik yang diadakan oleh Himpunan Alumni Pasca Sarjana (Himapasca) Politik UI untuk menyatakan keprihatinan atas ketidakpedulian masyarakat Jakarta terhadap Pilkada DKI Jakarta yang akan ditentukan tanggal 11 Juli 2012 mendatang. Seminar dibuat oleh senior-senior dari Himpunan Alumni Pasca Sarjana Politik UI.
Bang Agung Suprio sebagai Ketua Himpunan Alumni Pasca Sarjana Politik UI, bilang bahwa dirinya prihatin karena masyarakat Jakarta sepertinya terlalu sibuk dan tidak perduli siapa Gubernur yang akan terpilih. Ini berbahaya karena sudah jelas kondisi Jakarta yang semakin parah di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo 5 tahun terakhir tidak bisa diteruskan, bahkan tidak boleh diteruskan. Sudah jelas tidak ada satupun janjinya yang ditepati oleh Fauzi Bowo.
Namun, memang bukan cuma Bang Agung yang berpendapat demikian. Dua orang pengamat politik kawakan yang juga hadir dalam seminar tersebut: Prof. Tjipta Lesmana dan Dr. Andrinof Chaniago juga memberikan pernyataan yang sama. Bahwa jika mengedepankan akal sehat dan kepedulian terhadap Jakarta, dalam Pilkada DKI nanti, tidak mungkin masyarakat memilih Fauzi Bowo.
Dalam seminar tersebut terungkap pula kebohongan-kebohongan Fauzi Bowo yang selama ini saya ngga ngeh karena dikemas menarik dalam iklan tetapi isinya ngga ada yang bener! Inilah lima kebohongan yang dijembreng dalam seminar 6 Juli kemarin.
Kebohongan PERTAMA: Klaim Fauzi Bowo mengenai pendidikan gratis 12 tahun. Fakta dan data di lapangan justru menunjukkan bahwa biaya pendidikan khususnya sumbangan gedung, buku, dan lain-lain justru sangat memberatkan masyarakat. Apalagi ketika tingkat kemiskinan di Jakarta mencapai 12,7%, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Kebohongan KEDUA: Kebohongan mengenai kesehatan gratis untuk penduduk miskin. Fakta dan kesaksian masyarakat justru membuktikan bahwa jangankan mendapatkan pengobatan gratis, masyarakat justru dibebani dengan biaya siluman ketika harus mendapatkan Surat Keterangan Tanda Miskin (SKTM).
Kebohongan KETIGA: Pernyataan Fauzi Bowo bahwa Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan insiatif dan prestasi dari Pemda DKI. Padahal, BKT merupakan inisiatif dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan dikerjakan Pemerintah Pusat sesuai dengan laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Kebohongan KEEMPAT: Pernyataan Fauzi Bowo bahwa masalah kependudukan dan pendataan KTP yang sudah mulus. Buktinya, E-KTP justru ditunda setelah Pilkada. Kalau memang komit mau menyempurnakan kependudukan maka ujiannya di Pilkada DKI ini. Sebaliknya, DPT malah amburadul, sehingga patut dicurigai adanya kecurangan yang sengaja dilakukan untuk keuntungan incumbent.
Kebohongan KELIMA: Janji Fauzi Bowo bahwa MRT sudah selesai tahun 2013. Padahal tendernya saja baru mau mulai September tahun ini. Sangat memalukan bahwa sudah gagal tapi malah mau terus mendzolimi publik. Apalagi diskriminasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta terhadap kandidat gubernur lain selama Pilkada DKI ini.
Bagi saya, alangkah memalukannya jika seorang pengumbar kebohongan seperti Fauzi Bowo masih menjadi kandidat calon Gubernur dalam Pilkada DKI kali ini. Apalagi jika sampai menang dan terpilih kembali sebagai gubernur Jakarta. Ih, amit-amit deh ya!
Semoga akal sehat masih berlaku di ibukota kita tercinta. Dan kebohongan Fauzi Bowo mampu ditumbangkan oleh masyarakat yang bisa berpikir jernih dan peduli terhadap Jakarta dalam Pilkada DKI nanti.
Sumber
Kompasiana