Rabu, 13 Juni 2012

Pagar yang terbuat dari seng melingkar menutupi gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 103 Cijantung, Jakarta Timur. Di balik seng tersebut, banyak benda tercecer, seperti batu bata, kayu, dan gerobak pengangkut material.

Tak ada kegiatan belajar-mengajar di SMPN 103 yang terletak di Kompleks Kopassus TNI AD, Cijantung, karena gedung sekolah sedang mengalami renovasi. Pembangunan dimulai sejak 2011, namun hingga kini, hanya tampak besi-besi menjulang dan bangunan yang belum selesai.

Gedung sekolah itu rencananya dibangun berlantai tiga, namun hanya satu lantai yang sedang dikerjakan. Itu pun, menurut sejumlah warga yang tinggal di sekitar sekolah, sejak setahun lalu tak ada aktivitas pembangunan, apalagi kegiatan belajar-mengajar.

Kini, yang tampak hanya plakat yang bertuliskan "Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta, Kegiatan Renovasi Total Rehabilitasi SMPN 103, Pekerjaan Konstruksi, Tahun Anggaran 2011".

Pembangunan gedung SMPN 103 Cijatung tersebut terhenti sejak tahun lalu. "Sudah tidak ada aktivitas kerja, Mas, sejak hari raya tahun lalu," ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya saat ditemui Koran Jakarta, Selasa (12/6).

Numpang Belajar

Bagus, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Cijantug, yang sekolahnya disewa untuk tempat belajar siswa SMPN 103, menuturkan bahwa siswa SMPN 103 disebar di sekolah yang ada di daerah tersebut. "Muridnya menyebar, Mas, ada yang ditaruh di SD 01, ada juga yang di SD 02," ujar dia.

Ia menuturkan di sekolah tersebut, sudah lama tidak terlihat aktivitas para pekerjanya. Ia memperkirakan pembangunan sekolah tersebut dihentikan. "Sudah lama nggak ada pekerjaan itu, Mas, kira-kira setahun lah," tutur dia.

Senada dengan Bagus, Ahmad, warga Cijantung, mengatakan siswa yang belajar di SMPN 103 Cijantung disebar ke lima SD. Kelima SD tersebut masih berdekatan dengan sekolah tersebut. "Siswanya numpang di lima SD, Mas. SD tersebut ialah SD 01, 02, 07, 02 Kalisari, dan Barak Bujang yang ada di lokasi Kopassus," tutur dia.

Menurut Ahmad, siswa SMPN 103 yang numpang tersebut masuk pada siang hari karena pagi harinya dipakai oleh siswa SD tersebut. "Jadi, sekolahnya itu masuknya siang, Mas, karena pagi buat anak SD dan siang buat SMPN 103," kata dia. Muhamad Umar Fadoli/P-5
KORAN JAKARTA/M UMAR F

Original Posted By Frendy22►wah turut prihatin ane gan .. kasian bgt tu nasib para siswanya

Original Posted By yogaSeptiansyah►harusnya uang2 yang dianggarkan buat perjalanan dinas DPRD bisa buat bantu sekolah2 itu.

Original Posted By healerlord►Ya itulah pemerintah gan,,, GNP di Indonesia tidak akan naik selama G terpengaruh oleh para koruptor, yang seharusnya G dialokasikan ke pendidikan

Original Posted By tian86►turut berduka, semoga pemerintah memperhatikan ini

Original Posted By dmzsllucntakm►kasian banget ya tuh gan
kasian juga murid2nya smpe terhenti sekolah

Originally Posted By dmzsllucntakm

Original Posted By koko29►kasian banget gan

Original Posted By NGGAHIRAWIPAHU►udah coba lapor ke dinas yg bersangkutan gak gan

posted by nggahirawipahu™

Original Posted By yusranmaududi►Kasian bener gan

Original Posted By mjbr►Potret pendidikan di negeri ini, di Ibukota aja masih begini,
bagaimana dengan di daerah2 pelosok tanah air, pasti lebih parah

gimana mau maju pendidikan indonesia,
pendidikan mencerminkan rakyatnya, pendidikan rusak rakyat rusak, pemimpin gak amanah, moral bejat, dst

Original Posted By batako88►semoga semua murid di sana mendapat masa depan yang terbaik

Original Posted By defiwilly►parah bgt nich, kmna kan hasil pajak kami..
Mohon di buka juga gan..


Kaskuser yang baik selalu meninggalkan Jejak ya kan ?

=== defiwilly was here===