

TS
Leehan666
tes
Spoiler for :
Bunyi jam wekerku yang meminta dielus kepalanya mulai berkicau dengan sangat merdu.Saati ini,Tubuhku yang lemas & serta merasakan kehangatan dipagi hari karena ditutupi selimut pun mulai menjulurkan tangannya mencari-cari jam weker yang berisik itu.Kemudian,indra perabaku menyentuh sesuatu yang bundar.
Mulus batinku.
Kemudian tanganku mulai meraba bagian belakang sesuatu itu.Saat itu mataku belum bisa melihat dengan benar.Selain karena sebagian besar tubuhku tertutup selimut.Bisa saja karena jiwaku belum seluruhnya terkumpul dengan benar.Walaupun begitu,jariku masih menjelajah ke berbagai sisi sesuatu itu tanpa berhenti.
Apa ini? gumamku terheran.
Aku berhenti sejenak.Wajar saja,tanganku sepertinya menyentuh sesuatu yang menonjol.Aku mulai heran,apa ini sebenarnya.Namun,seiring dengan rasa penasaranku yang semakin besar.Akhirnya,kugerakkan jariku.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah jariku.Suara yang terdengar sangat familiar bagiku,seorang pria.
Oi,oi...kau bercanda,bukan?Kenapa bisa ada suara dari dekat jariku.Jariku tak mungkin berbicara sendiri,bukan?Kalau begitu,darimana suara itu?Bagaimana bisa suara itu sampai ke gendang telingaku?Aku tidak sedang dalam keadaan mabuk kan?Umurku belum cukup untuk minuman berakhohol.Tidak,tidak,bahkan agamaku melarangku untuk meminum-minuman yang beralkhoholbatinku mulai panik tak terkendali.
Namun,dalam sekejap kepanikanku mulai tertutupi dengan rasa penasaranku.Apa yang terjadi jika jari ini kugerakkan naik-turun?Beriringan dengan tanyaku,lenganku bergerak naik-turun dengan berirama.Suara itu terdengar kembali dengan ketukan tertentu.Lenganku masih belum berhenti juga bermain-main.Padahal,kesadaranku sudah mulai pulih dengan perlahan-lahan.Otakku juga telah mengatakan harus berhenti sebelum semuanya di bawah kendali.
Tapi,ketika tanganku bermain-main di area itu sembari mendengar suara-suara yang indah itu.Ada kenikmatan yang tak dapat dikiaskan oleh kata.Kenikmatan yang khas dan unik serta mengingatkanku akan ayahku yang selalu bercerita tentang kenikmatan laki-laki.
Tanpa kusadari,cairan mulai membasahi tubuhku.Badanku yang awalnya menolak untuk bangun tiba-tiba merasakan rangsangan yang begitu kuat sehingga mengejutkanku.Sehingga mataku yang tadinya belum terbuka lebar menjadi terbuka sepenuhnya.
"Ah,kau Lian...Sudah jam berapa sekarang?" gumamku sambil menguap.
Lian terus memandangiku dengan tajam.Aku tak tau apa yang ada dipikirannya saat ini.Kulihat jam wekerku yang daritadi ku hidup-matikan dengan memainkan tombol tadi.
"Pantas saja air liurmu menetesi wajahku" aku menepuk dahiku."Sudah waktunya kau untuk makan pagi."
Aku melangkah menuju gudang dirumahku.Ruangan itu sangat lapang karena ditengah-tengah ruangan itu hanya adalah sebuah papan roulette dengan 26 bagian yang berbeda-beda.Kuputar papan itu kemudian kuambil dart yang ada didekat pintu gudang itu.Kubidik dart itu ke arah papan roulette yang berputar dengan cepat dan menunggunya berhenti.
"Hari ini G lagi" keluhku.
Aku berjalan ke sisi kanan ruangan itu.Disana terlihat berbagai perlengkapan yang sangat biasa untuk dimiliki seseorang.
"Arit,Barong,Clurit,Dadao,Falx,Katana,Kapak" sambil kulihat-lihat sebagian perlengkapan di dinding itu.
Beberapa perlengkapan itu kubeli dari pedagang Tionghoa di pelabuhan.Karena ia menawarkan perlengkapan tersebut dengan harga murah.Kubeli saja perlengkapan itu.Toh,memang terbukti benar-benar berguna dalam kegiatanku sehari-hari.
Setelah mengitari dinding itu,kuambil Golok yang ada ditengah-tengah dinding itu.Kututup pintu gudang lalu berjalan ke sisi kiri gudang itu.Di sana kau bisa melihat sebuah pintu yang kecil.Kubuka pintu bangunan yang kecil itu,lalu menyeret mahluk hidup yang ada didalamnya keluar.
Mahluk itu mencoba meronta-ronta melepaskan diri dari genggamanku.Aku yang awalnya tenang-tenang saja melihat rontaannya mulai kesal sendiri melihat tingkah lakunya yang tak bisa tenang itu.
"Bagaimana bisa mahluk yang derajatnya dibawahku melawanku?Seharusnya dia berterimakasih karena kubiarkan hidup sampai saat ini" gerutu batinku.
Mahluk itu masih meronta-ronta seakan minta dilepaskan.
Kuperkuat cengkraman tanganku dilehernya.Mahluk yang meronta-ronta tadi kini lebih meronta-ronta lagi.Ia gerakkan kakinya,lehernya,kepalanya.Apapun yang bisa ia gerakkan,ia gerakkan.Namun itu tidak berlangsung lama.Dalam sekejap,tubuhnya menjadi lemas dan tak bergerak lagi karena cengkramanku.
Kuhempaskan tubuh mahluk itu ke tanah.Kubaringkan sedemikian rupa sehingga tubuh mahluk itu terlentang dengan sempurna.Kuayunkan golokku dengan cepat hingga memisahkan kedua tubuhnya.Darahpun bermuncratan hingga mengenai mukaku.Namun mahluk itu tetap masih bergerak sekarat.Aku menatap golokku yang memerah.
"Belum kuasah,pantas saja ia tidak langsung mati" keluhku kembali.
Kulempar tubuh yang sekarat itu ke arah Lian.Tanpa basa-basi lagi,Lian langsung melahapnya tanpa dimasak,tanpa dipisah,tanpa sisa bahkan tanpa tulang.
Tubuh Lian yang tegap dan penuh bulu.Seakan melambangkan kekuasaan dan keagungan sang raja.Ya,Lian adalah salah satu raja yang kini sudah sangat dicari.Lian adalah keturunan Panthera yang sangat banyak diburu orang.Dari keluarga Panthera tigris sumatrae,Lian adalah harimau langka yang paling mudah beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.Bagaimana aku mendapatkannya?Maaf,ada beberapa hal yang lebih baik tidak kau ketahui di dunia ini.
Sambil mengamati Lian menyantap sarapannya.Aku mengambil bak besar lalu mengisinya dengan air.Kemudian aku mengambil kayu bakar yang ada dibelakang gudang untuk kubelah menggunakan golok yang berlumuran darah tadi.Sesudah itu,aku menumpuk kayu-kayu itu dibawah bak mandi.Sesudah airnya cukup hangat,aku merendamkan diriku di bak mandi tersebut.
Beberapa saat kemudian
Aku telah selesai berpakaian,membersihkan sisa-sisa sampah tadi pagi.Kulangkahkan kakiku ke depan rumahku,tepatnya di depan vespaku.Vespaku mulai terbatuk-batuk saat kunyalakan.Bersamaan dengan tanganku bergerak di pegangan vespa.Perjalananku ke Fanstuff University yang sejauh 40 km pun dimulai.
Tak banyak yang bisa kuceritakan di perjalanan itu.Sejauh kau memandang hanyalah hamparan dataran luas.Rumahku memang benar-benar terpencil.Mungkin aku bisa membayar kos-kosan yang murah disekitar kampus.Namun,Lian tanpa pengawasanku akan sangat berbahaya.Bisa-bisa saja Lian diburu oleh pemburu atau ia menyerang ke desa terdekat.Jikalau hal ini terjadi,bukan hanya PTA yang memusuhi penulis ini.Asosiasi penyayang satwa liar turut memusuhi penulis ini.
Setelah berkendara sejauh 30 km,Akhirnya aku sampai di pasar paling besar disekitar situ.Kuparkirkan vespaku di dekat terminal.Kemudian,aku melihat sosok yang tak asing lagi bagiku.
"Oi,bang Grey!" sapaku kuat kepada sosok yang sedang merokok di kursi terminal itu.Badannya sangat besar untuk orang berumur di akhir 20-an.Bajunya bisa dikatakan ngepas dengan badannya sehingga menambah kesan garang padanya.Singkatnya,umur tak sesuai dengan penampilan.Setelah memarkirkan vespaku,aku berjalan dengan santai ke tempatnya lalu duduk dibelakangnya.
"Rokok?" tawarnya padaku.
"Rokok lu menthol,ga ada geregetnya" sahutku sambil membeli sepuntung rokok dari anak kecil yang menjadi pedagang asongan disitu.
"Selera rokok lu yang aneh mah,umur 20-an rokoknya 'campur garam'" balasnya sewot.
Kuambil mancis dari anak kecil itu lalu menyalakan rokokku."Pagi-pagi gw perlu rokok yang 'berat',perjalanan 30 km itu tetap melelahkan walaupun kau telah terbiasa".
"Terus gimana jasa keamanan?udah ada hasil belum?" tanyaku.
"Lu bego kok ga ketolongan sih,pagi-pagi gini ngarep uang dari jasa keamanan" balasnya sambil menepuk jidat."Lagian,kalau lu berharap uang,tanya sektor hiburan sono."
"Kirain lu bakal terjebak lagi kayak minggu lalu" balasku."Ngomong-ngomong,gimana Nina sekarang?"
Nina,salah satu anak jalanan yang nyasar di terminal ini.Terminal ini memang tempat paling strategis apabila dibandingkan dengan terminal lainnya.Pasar tak jauh dari sini,perjalanan ke supermarket paling lama hanya memakan waktu 20 menit.Belum lagi banyaknya tempat-tempat yang menjadi objek wisata sejarah disini.Jadi bertambahnya 1-2 anak jalanan yang nongkrong disini bukan merupakan masalah.
"Ya,seperti itulah" jawabnya cuek."Emang kenapa sih?Perhatian banged lu ama dia,jangan-jangan lu pedofil kayak say koji lagi"
"Gw bukan pedofil dan lu salah orang" balasku kesal."Syaikh Puji yang pedofil itu.Saykoji itu mah yang di TV-TV,mukanya mirip banged ama lu,Bulat."
"Bro,jangan bilang gitu lah.Ntar saykoji bangga banged disama-samain dengan Grey Lawrence,si pitung dari burung hantu." ujarnya bangga.
"Udah ah,ga ada abisnya ngomong ginian ama lu.Dimana Nina sekarang?"
"10 menit yang lalu gw cek,masih tidur tuh anak."
Aku segera mengemas tasku,lalu membayar rokok yang kubeli tadi dan bergegas menuju vespaku.
"Bro,gw duluan!Masih ada kampus menunggu gw!"
"Hati-hati.Serius lu belajar biar ga malu-maluin gw!" teriaknya.
Kunyalakan vespaku dan memulai perjalanan kembali.Saat itu,pikiran sudah tak ada disitu lagi.Pagi itu benar-benar sepi.Selama aku tidak kebut-kebut,seharusnya tidak ada masalah.
Ditengah perjalanan,aku mulai mengingat-ingat pertemuanku dengan Nina.
Suatu hari.
"Hujan lagi,hujan lagi" keluhku.
Hari ini aku teramat sial.Vespaku mogok akibat melewati genangan air sehingga aku harus mengeringkan aksesorisnya.Belum lagi bajuku yang basah karena hujan lebat.Ditambah lagi tasku beserta isi-isinya turut bermandikan air langit.
"Aku benci hujan" gerutuku kembali.
Belum lagi tempat berteduh sudah diambil semua oleh orang-orang.Herannya lagi,masih ada mobil yang berhenti dan memakan tempat 4-5 motor.Bagaimana bisa orang yang kepalanya terlindungi oleh hujan masih ingin berhenti untuk berteduh?Pertanyaan yang tak bisa kujawab sampai sekarang.
"Kapankah hujan ini akan berhenti?" keluhku kembali.
0
1.2K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan