Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

martinyusAvatar border
TS
martinyus
Kecelakaan Kereta Api, Seorang anak SMP tewas dengan kepala putus
Tabing, Padek—Kecelakaan kereta api kembali terjadi di Padang. Kemarin (8/1), kereta api wisata Sibinuang sarat penumpang jurusan Pariaman-Padang menggilas dua penumpangnya di depan SD Angkasa Tabing, sekitar pukul 16.00 WIB. Akibatnya, Deki Septriali, 13, warga Pegambiran tewas mengenaskan dan Qorri Tegar Maulana, 13, warga Parakgadang mengalami luka robek di kepala dan kaki patah.

Deki dan Tegar mengalami kecelakaan saat menumpangi kereta api Sibinuang dari Pariaman ke Padang dengan masinis Aldo dan asisten masinis Khairulnas. Menurut keterangan para saksi, Deki bergelayut di depan pintu gerbong 3 dengan nomor gerbong K300811. Sementara Tegar, duduk di depan pintu. Ketika itu, penumpang penuh sesak.

Sesampai di depan SD Angkasa Tabing sekitar pukul 16.00 WIB, karena kuatnya getaran, Deki terpeleset. Deki pun menarik tangan Tegar, namun gagal. Keduanya sama-sama terjatuh. Malang bagi Deki, siswa SMP Baiturahmah itu masuk ke kolong kereta api hingga tubuh dan kepalanya putus. Sementara Tegar, siswa SMPN 9 Padang, terpelanting jauh hingga mengakibatkan kedua kakinya patah.

Melihat itu, Samin, 15, warga Parupuk Tabing dan Dendi, 25, sontak bersorak minta tolong. Warga sekitar, termasuk pengendara, berdatangan ke lokasi memberikan pertolongan.

Tegar, korban patah kaki menceritakan, ketika itu tangannya tiba-tiba ditarik Deki yang kehilangan keseimbangan saat bergelantung di pintu kereta. Ia mengaku tidak kenal dengan Deki. ”Awak ndak kenal jo inyo do, Pak. Wak jatuh dek diegang nyo pak, tu wak tapalantiang, (Saya tidak kenal dengan dia,pak. saya jatuh karena dipegangnya pak, terus saya terpelanting)” isak Tegar di ruang Resusitasi IGD RSUP M Djamil Padang kepada Padang Ekspres.

Menurut Kapolsek Kototangah, Kompol Junaldi Taher, mayat Deki sudah diambil pihak keluarga di RSUP M Djamil. Sedangkan Tegar, masih dirawat intensif karena mengalami patah kaki.

Manajer Hukum dan Humas PT KAI Divre Sumatera Barat Sy Romeo mengatakan akan memberi santunan kepada kedua keluarga korban. Korban tewas mendapat santunan Rp 25 juta dari PT Jasa Raharja meninggal, dan korban kecelakaan mendapat biaya perawatan maksimal Rp 10 juta. Tak hanya itu, dapat santunan lagi dari PT Jasindo Rp 35 juta.

Atas kejadian itu, Sy Romeo mengingatkan seluruh penumpang kereta api agar menempati tempat yang sudah disediakan. ”Tidak dibenarkan duduk dekat pintu dan mengeluarkan anggota badan, apalagi sampai pindah-pindah gerbong, ini membahayakan diri sendiri,” katanya.

Sementara itu, Pembina Polsus Kereta Api Sumbar, AKBP Yuhardi mengatakan, setiap keberangkatan kereta api sudah ada satu polisi dan dua polisi khusus (polsus) kereta api.
Setiap keberangkatan selalu diberitahu bahaya-bahaya yang bisa menimpa sebagaimana yang dialami dua siswa tersebut. ”Tapi yang namanya anak-anak selalu saja berbuat ulah, selain sering pindah-pindah gerbong juga duduk-duduk dekat pintu,” tukasnya.

Anak Piatu

Kabar tewasnya Deki sontak membuat keluarga terpukul. Deki di keluarganya dikenal anak penurut. Remaja yang memiliki hobi sepakbola itu, juga dikenal ramah di lingkungan tempat tinggalnya, di Jalan Berlian 3 No 147 Pegambiran. Di ruang instalasi kamar jenazah RSUP M Djamil, terlihat puluhan keluarga dan tetangga menunggu jenazah Deki. Ayahnya, Ali Umar, 54, tampak tersandar lemah melihat putranya tewas dengan kepala terpisah.

Menurut kakak sepupu korban, Daus, 24, adiknya Deki pergi bersama teman-temannya naik kereta api wisata menuju Pariaman. ”Tak ada firasat aneh ketika Deki dipanggil Allah.
Tetapi, sebelum berangkat, Deki berkunjung ke rumah tantenya Asmaniar di Pegambiran untuk ambil pakaian kakak perempuannya. Padahal, sejak kecil tidak pernah berkunjung ke rumah tantenya itu,” kata Daus kepada Padang Ekspres.

Deki sejak kecil telah piatu. Ibunya meninggal karena sakit. ”Inyo anak piatu, indak ba mande. Kami ko lah yang jadi mande nyo lai inyo tingga samo neneknyo di Pagambiran. Tapi iko nan tajadi, (Dia anak piatu, tidak punya ibu. Kami yang menjadi ibu angkatnya dan tinggal sama neneknya di Pengambiran”. Tapi ini yang terjadi) kata Asmaniar sambil meratapi kepergian keponakannya itu. Deki akan dimakamkan hari ini di pandam pekuburan keluarga di Palinggam.

Asisten Kecelakaan Keja PT Kereta Api Indonesia Sumbar, Hamdani mengatakan akan menguruskan asuransi korban dari pihak Jasa Raharja bernilai Rp 25 juta dan Asuransi Jasindo bernilai Rp 35 juta. ”Ini akan menjadi hak keluarga korban,” tukasnya.
Spoiler for images:
0
5K
11
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan