- Beranda
- Komunitas
- Female
- Kids & Parenting
Tanamkan Nilai Moral dan Agama Pada Anak


TS
antonius joje
Tanamkan Nilai Moral dan Agama Pada Anak

Quote:
Kaskuser Sejati Tak Lupa Memberikan Rating Thread
Spoiler for rate:

Quote:
TEST REPOST
Biar test akurat ane masukin keyword "Moral Agama Anak"
Biar test akurat ane masukin keyword "Moral Agama Anak"
Spoiler for hasil test:


Quote:




Dalam kehidupan sehari-hari kerap kita temukan anak dengan kepribadian yang kurang terpuji misalnya sikapnya cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar dan jorok, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas beribadah dan tidak mau berperilaku hormat pada orang yang lebih tua. Kondisi demikian sudah barang tentu menimbulkan keprihatinan para orangtua. Lantas apa yang menyebabkan sikap si anak terbentuk demikian ? Hal ini bisa terjadi karena proses pengasuhan dan pembinaan yang salah pada anak, selain juga akibat dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi dan lingkungan sekitar yang kurang kondusif.
Disinilah peranan orang tua memegang posisi penting terhadap pembentukan karakater anak, seperti sikap, pengetahuan, penalaran dan sebagainya. Keluarga sebagai ajang sosialisasi dan mempunyai kedudukan multifungsional sehingga proses pendidikan keluarga sangat berpengaruh bagi anak. Setiap interaksi dengan anak merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai terutama nilai moralitas dab agama karena kedua nilai ini merupakan pendidikan fundamental bagi anak dalam bersikap untuk mengarungi kehidupannya kelak dimasa yang akan datang.
Quote:
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Quote:
1. Disiplin Yang Kaku

Dalam realita, terlepas diakui atau tidak, orangtua karena dalih kesibukan sering menerapkan disiplin kaku pada anak. Para orangtua cenderung bersikap otoristik, menuntut anak untuk menuruti perintah tanpa boleh banyak bertanya dan membantah. Anak diperlakukan seperti robot tanpa memikirkan efek psikologisnya pada anak.

Dalam realita, terlepas diakui atau tidak, orangtua karena dalih kesibukan sering menerapkan disiplin kaku pada anak. Para orangtua cenderung bersikap otoristik, menuntut anak untuk menuruti perintah tanpa boleh banyak bertanya dan membantah. Anak diperlakukan seperti robot tanpa memikirkan efek psikologisnya pada anak.
Quote:
2. Waktu yang Terbatas

Waktu yang diberikan oleh orangtua untuk memberi kasih sayang pada anak juga semakin sedikit, sehingga kedekatan anak dengan ayah ibunya juga jauh berkurang yang membuat anak merasa tidak nyaman dan merasa kurang diperhatikan. Sehingga si anak cenderung mencari pelampiasan untuk menuntaskan keinginan-keinginannya yang tidak didapatkan dari orangtuanya.

Waktu yang diberikan oleh orangtua untuk memberi kasih sayang pada anak juga semakin sedikit, sehingga kedekatan anak dengan ayah ibunya juga jauh berkurang yang membuat anak merasa tidak nyaman dan merasa kurang diperhatikan. Sehingga si anak cenderung mencari pelampiasan untuk menuntaskan keinginan-keinginannya yang tidak didapatkan dari orangtuanya.
Quote:
3. Dampak Negatif Teknologi dan Informasi

Hadirnya badai teknologi cenderung membuat anak malas dan berperilaku konsumtif. Di rumah, orangtua sering dipusingkan menghadapi perilaku anak yang memiliki hobi menonton televisi atau bermain game hingga berjam-jam notabene miskin akan unsur pendidikan. Ditambah lagi kondisi yang miris bermunculan bacaan-bacaan yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan sangat bebas beredar di pasaran. Anak dengan mudah memperoleh bacaan yang cenderung membentuk anak bermental buruk dan tidak menghargai lagi nilai-nilai moral dan agama. Belum lagi akses keterbukaan internet memudahkan anak untuk mengakses informasi yang belum layak mereka konsumsinya.

Hadirnya badai teknologi cenderung membuat anak malas dan berperilaku konsumtif. Di rumah, orangtua sering dipusingkan menghadapi perilaku anak yang memiliki hobi menonton televisi atau bermain game hingga berjam-jam notabene miskin akan unsur pendidikan. Ditambah lagi kondisi yang miris bermunculan bacaan-bacaan yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan sangat bebas beredar di pasaran. Anak dengan mudah memperoleh bacaan yang cenderung membentuk anak bermental buruk dan tidak menghargai lagi nilai-nilai moral dan agama. Belum lagi akses keterbukaan internet memudahkan anak untuk mengakses informasi yang belum layak mereka konsumsinya.
Quote:
4. Lingkungan Sekitar Tidak Kondusif

Di lingkungan, orangtua juga terlalu sulit untuk membatasi kebiasaan bermain anak dengan teman sebaya hingga lupa waktu, meskipun para orangtua juga menyadari pengaruh buruk dari dari teman bermoral jelek juga tidak mungkin dapat dihindari. Ibarat makan buah simalakama, bila anak dikekang akan membuat anak stres. Bila dibiarkan membuat anak terlalu rentan terhadap kebiasaan buruk teman-temannya.

Di lingkungan, orangtua juga terlalu sulit untuk membatasi kebiasaan bermain anak dengan teman sebaya hingga lupa waktu, meskipun para orangtua juga menyadari pengaruh buruk dari dari teman bermoral jelek juga tidak mungkin dapat dihindari. Ibarat makan buah simalakama, bila anak dikekang akan membuat anak stres. Bila dibiarkan membuat anak terlalu rentan terhadap kebiasaan buruk teman-temannya.
Quote:
PENANAMAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN SEBAGAI SOLUSI
Agar anak memiliki karakter positif maka sangat dibutuhkan kepedulian dan peran orangtua untuk menanamkan pengertian pada anak akan pentingnya berbuat baik, mengikuti aturan, membedakan mana yang benar dan salah serta berperilaku terpuji yang dikemas dalam bentuk penanaman nilai moral agama pada anak. Masa kanak-kanak menjadi proses pembentukan diri bagi setiap manusia, baik secara biologis, psikologis maupun sosiologis yang sangat signifikan bagi tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tahap ini juga merupakan masa ketidakberdayaan anak, ketergantungan terhadap orang dewasa sangat besar. Oleh karena sudah menjadi kewajiban orangtualah untuk melakukan pengasuhan dan pembinaan terhadap anak, agar ia dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi generasi yang berkualitas dari segala aspek. Menanamkan nilai moral dan keagamaan pada anak adalah salah satu tugas pokok yang harus dijalankan oleh para orangtua pada anaknya.
Penanaman nilai moral agama sangat ini sangat penting karena merupakan pondasi bagi kepribadian anak. Perlu dipahami bahwa anak terlahir dibekali neuron (sel syaraf) dalam otaknya. Oleh sebab itu, pada masa ini ia sangat memerlukan rangsangan pendidikan. Neuron-neuron yang tidak mendapat rangsangan pendidikan akan musnah lewat proses alamiah, dan proses ini berlangsung terus hingga remaja. Sangat disayangkan bila masa ini terlewatkan begitu saja.
Menanamkan nilai moral agama pada anak dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu:
Quote:
1. Kegiatan Latihan

Penanaman nilai moral agama harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, yang didalamnya terkandung unsur latihan. Sang ibu disarankan banyak berbuat kebajikan dan makan-makanan yang halal. Hal ini semata-mata bukan untuk sang ibu saja, namun juga berguna bagi sang bayi. Sama halnya, pada saat bayi lahir diperdengarkan suara adzan bagi umat Muslim di telinga sebelah kanan dan iqomah di telinga sebelah kiri. Ini bertujuan untuk mengenalkan kalimat tauhid (ke-Esaan Tuhan) pada anak. Masa anak adalah masa reseptif, di mana nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua direkan pada memorinya. Pada saat ini otak berkembang begitu pesat, sehingga tepat sekali untuk mengajarkan apa saja kepada anak terutama yang berkaitan dengan nilai moral agama.

Penanaman nilai moral agama harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, yang didalamnya terkandung unsur latihan. Sang ibu disarankan banyak berbuat kebajikan dan makan-makanan yang halal. Hal ini semata-mata bukan untuk sang ibu saja, namun juga berguna bagi sang bayi. Sama halnya, pada saat bayi lahir diperdengarkan suara adzan bagi umat Muslim di telinga sebelah kanan dan iqomah di telinga sebelah kiri. Ini bertujuan untuk mengenalkan kalimat tauhid (ke-Esaan Tuhan) pada anak. Masa anak adalah masa reseptif, di mana nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua direkan pada memorinya. Pada saat ini otak berkembang begitu pesat, sehingga tepat sekali untuk mengajarkan apa saja kepada anak terutama yang berkaitan dengan nilai moral agama.
Quote:
2. Kegiatan Aktivitas Bermain

Penanaman nilai moral agama dapat dilakukan melalui aktivitas bermain anak. Pada saat bermain pendidik/orangtua dapat memberikan motivasi pada anak untuk saling memaafkan. Sekedar contoh, pada saat anak-anak saling berebut dan bertengkar, maka orangtua harus memotivasi anak agar mau saling memaafkan. Dalam aktivitas bermain anak belajar mematuhi aturan yang berlaku dalam permainan serta belajar menerima hukuman jika seseorang bermain tidak mengikuti aturan.

Penanaman nilai moral agama dapat dilakukan melalui aktivitas bermain anak. Pada saat bermain pendidik/orangtua dapat memberikan motivasi pada anak untuk saling memaafkan. Sekedar contoh, pada saat anak-anak saling berebut dan bertengkar, maka orangtua harus memotivasi anak agar mau saling memaafkan. Dalam aktivitas bermain anak belajar mematuhi aturan yang berlaku dalam permainan serta belajar menerima hukuman jika seseorang bermain tidak mengikuti aturan.
Quote:
3. Kegiatan pembelajaran

Penanaman nilai moral agama ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan non formal maupun formal. Non formal artinya dilaksanakan di dalam lingkungan masyarakat, sedangkan formal artinya dilakukan di lingkungan sekolah. Di sekolah penanaman nilai moral keagamaan umumnya terintegrasi dengan kegiatan di sekolah dan masuk kurikulum.

Penanaman nilai moral agama ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan non formal maupun formal. Non formal artinya dilaksanakan di dalam lingkungan masyarakat, sedangkan formal artinya dilakukan di lingkungan sekolah. Di sekolah penanaman nilai moral keagamaan umumnya terintegrasi dengan kegiatan di sekolah dan masuk kurikulum.
0
8.5K
Kutip
49
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan