Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ridikancutAvatar border
TS
ridikancut
filosofi hubungan manusia dalam persepsi ane gan

Terkadang orang berfikir cara berfikir saya cukup aneh. Entah atas dasar apa mereka berfikir seperti itu. Mereka berfikir bahwa setiap manusia selalu mempunyai sesuatu yang bagus dari apa yang ada di dalam lubuk hati seseorang, dengan kata lain pada dasarnya setiap manusia adalah memiliki budi pekerti yang luhur dan mulia.
Mendapat asumsi seperti itu dari pengamatan saya terhadap beberapa orang yang ada di sekitar saya. Saya hanya bisa tertawa melihat betapa “NAIF” nya mereka memandang setiap manusia memiliki budi pekerti yang luhur di dalam setiap individu.

Lalu bagaimana mereka menjelaskan adanya konflik di setiap manusia, sifat manusia yang serakah, sikap merendahkan orang lain, merasa diri sendiri hebat, saling menjatuhkan, pemikiran yang materialisme, psikopat, pembunuhan, pencurian dan masih banyak lagi.
Beberapa factor yang saya yakini Manusia berprilaku layaknya SETAN bahkan lebih BRENGSEK DARI PADA SETAN karna factor belajar dari masa lalu.

Apa itu belajar?
Berikut ini pendapat para ahli psikologi dalam memandang Belajar:
1.Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
2.McGeoch (1956) memberikan definisi belajar “learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan.
3.Kimble memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent change in behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.
4.Horgen (1984) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman.

Bertitik tolak dari hal tersebut diatas dapat dikemukakan beberapa hal mengenai belajar sebagai berikut:
•Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change in behavior or performance). Setelah belajar individu akan mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku dalam arti luas dapat overt behavior atau covert behavior. Karena itu perubahan itu daoat dalam segi kognitif, afektif, dan dalam segi psikomotor.
•Perubahan perilaku itu dapat actual, yaitu yang menampak, tetapi juga dapat bersifat potensial, yang tidak menampak pada saat itu, tetapi akan nampak di lain kesempatan.
•Perubahan yang disebabkan karena belajar itu bersifat relative permanen, yang berarti perubahan itu akan bertahan dalam waktu yang relative lama, tetapi di pihak lain perubahan tersebut tidak akan menetap terus menerus, hingga suatu waktu hal tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat belajar.
•Perubahan perilaku baik yang bersifat aktual maupun potensial yang merupakan hasil belajar, merupakan akibat dari latihan dan pengalaman.

Dengan kata lain prilaku seseorang merupakan hasil belajar dari lingkungan Keluarga, lingkungan social (teman dan lain lain) serta di perkuat dan di perlemah oleh situasi.
Jika anda browsing seorang tokoh dan mencari biografinya, maka yang anda dapatkan adalah, mereka tidak akan pernah lepas dari keluarga, lingkungan social dan situasi.

Sebagai contoh, Indonesia adalah Negara yang sebagian besar masyarakatnya islam dengan bermadzhab imam syafi’i. maka yang akan anda dapatkan dari sosok beliau merupakan sosok ulama yang luas ilmunya dan bagus akhlaknya. Semua itu merupak hasil dari proses belajar yang sejak kecil telah di tanamkan nilai nilai agama islam di dalam kehidupanya, dan factor lingkungan social yang ada di sekitar beliau, Seperti imam malik sebagai gurunya dan lain lain.

Lalu apa yang anda fikirkan ketika saya menyebut prilaku adolf hitler dalam memimpin nazi dari Negara jerman? Dia adalah seorang pemimpin yang otoriter, haus kekuasaan, tidak segan membunuh orang yang ia anggap menentang dia, bahkan dia memiliki pasukan khusus agen pembunuh rahasia. Dia juga yang bertanggung jawab atas terbunuhnya jutaan umat bangsa yahudi. Apa yang membuatnya bagaikan setan perang? Tentu hal ini harus kita lihat dari kehidupannya dari masa lalu yang sangat pahit, mendapatkan perlakuan kasar (baik secara fisik ataupun mental) dari ayahnya sewaktu kecil, selalu di hina orang lain, gagal dan tidak bisa menggapai cita-citanya untuk bersekolah seni untuk menjadi seorang seniman, di anggap lemah, kebencian yang mendalam di saat dia masih anak anak ketika meminta seorang dokter dari kebangsaan yahudi tidak bisa menolong ibunya yang paling ia cintai di dunia ini sekarat dan akhirnya meninggal. lalu voila, kebencian dan dendam masa kecil membuatnya menjadi penjahat perang yang paling kejam di zamannya. Hal ini mengajarkan saya bahwa jangan pernah meremehkan dendam masa kecil.

Lalu inilah persepsi saya terhadap hubungan sesama manusia dan manusia sebagai makhluk yang belajar dari masa lalu. Bahwa pada dasarnya manusia akan saling membutuhkan dan tidak mampu hidup sendiri inilah kenapa manusia di sebut makhluk social. Manusia akan merasa memiliki kecocokan dengan manusia lain jika adanya hubungan mutualisme (saling menguntungkan) dan adanya kesamaan seperti, nasib, hobi, domisili, ekonomi, idiologi dan lain lain. Jika kedua hal itu sudah tidak ada lagi diantara kedua individu maka hubungan itu akan merenggang atau berpisah karna tidak ada lagi kecocokan bahkan bisa sampai menyakiti saling menyakiti. Proses belajar dari masa lalu sangat mempengaruhi prilaku seseorang, jika seorang individu memiliki sikap layaknya setan, maka kita bisa berasumsi bahwa di masa lalu ia tidak mendapat perhatian dari orang terdekat dan orang lain, tidak ada yang mengajarinya bagaimana cara menjadi manusia yang berprilaku normal dan bukan BERPRILAKU LAYAKNYA SETAN, seringnya mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari individu yang lain, salah bergaul, lingkungan social yang buruk dan masih banyak lagi. Semua itu hanya masalah waktu samapai kepribadian seseorang terbentuk secara permanen. hubungan manusia merupakan sesuatu yang terbatas dan singkat karna saya rasa tidak mungkin manusia akan selalu bersama karna mereka akan saling mengisi jika membutuhkan, lalu akan saling melupakan jika tidak ada lagi yang di butuhkan, kecocokan dan mendapatkan pengganti yang lebih baik. Ya bisa dibilang hubungan manusia bisa di ibaratkan seperti barang, jika sudah usang maka cari yang lain, jika mendapat yang lebih baik tinggalkan yang lama, tapi jika masih sayang, jadikan pajangan untuk di kenang (mungkin suatu saat anda akan butuh lagi) dan begitu seterusnya. Jika saya mengambil asumsi dari pernyataan saya tadi adalah, yang bisa dipercaya adalah diri sendiri, yang bisa diandalkan hanya diri sendiri, hidup hanya untuk diri sendiri, manusia di luar diri sendiri tidak lebih dari sebuah “alat” untuk melanjutkan hidup.

Jadi kesimpulan yang bisa diambil adalah jangan lihat seseorang dari “apa yang dia lakukan itu salah/aneh” tapi mulailah “apa yang menyebabkan dia melakukan hal seperti itu?” karna tidak akan pernah ada asap jika tidak ada api. Manusia akan terus belajar menjadi SETAN TINGKAT DEWA atau manusia yang mulia tergantung kepada lingkungan sosialnya. Dan jangan terlalu berharap pada sahabat, kekasih, saudara, keluarga dan orang yang ada di sekitar kita karna mereka tidak akan selamanya berada di samping anda, suatu saat mereka pasti pergi, dan anda harus berusaha sendiri. Hubungan manusia itu merupakan sesuatu yang singkat dan terbatas karna setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing (kalo udah mati kan di kuburnya sendirian, gak ada manusia lain yang nemenin). Semua ini merupakan hasil belajar dari pengalaman yang berharga.
maaf ya kalo ada yang baca orang psykologi, saya juga masih harus banyak belajar dalam menilai sesuatu. Saya merupakan manusia biasa yang mungkin saja salah. Tapi inilah pengetahuan, persepsi dan asumsi yang saya miliki.
maaf gan ane cuma sekedar sherring aja. .
0
3.4K
30
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan