ijoklorofilAvatar border
TS
ijoklorofil
Curhat Penderitaan Gunain Nokia E5
Agan-Agan dan Sis.

Ane pendatang baru nih, selama ini cuma mantengin kaskus aja belom pernah post apapun di sini.


Ane mau curhat nih soal HP. Ane bikin nih thread soalnya kecewa banget sama produk nokia Nokia E5. Pada pertengahan Juni 2011 ane beli ponsel nokia seri E, E5 lebih tepatnya, Ambasador. Awalnya ane tertarik membeli nokia tersebut karena tergoda oleh aplikasi, spesifikasi, dan harganya yang 'lumayan' miring untuk sebuah smartphone yang ditunjang oleh kamera 5 megapixel dan aplikasi smartphone lainnya.
emoticon-thumbsup

Sebelum membeli, ane udah ngebandingin ponsel-ponsel yang menurut ane sekelas sama E5, termasuk BlackBerry, karena memang ane lagi perlu smartphone yang memungkinkan ane untuk mengolah data dan mengirim e-mail selama dalam perjalanan.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ane beli Nokia E5. Awalnya ane girang banget karena dengan Rp1.900.000,- ane bisa dapet smartphone dengan semua aplikasi yang ane perlu ditambah kamera penunjang dengan resolusi 5 megapixel. Seminggu pertama, semuanya lancar-lancar aja.

Ane bisa ngetik dan ngirim email tanpa harus bawa laptop. Selain itu, tanpa harus mengisi pulsa, ane bisa wifi-an. Pada minggu ketiga ponsel ane tiba-tiba hang pas ane lagi membuka buku telepon. Akibat hang, terpaksa ane copot baterai ponsel supaya ponsel bisa "di-restart" dan nyala lagi.

Ini awal mula timbulnya masalah pada Nokia E5 ane. Setelah kejadian ponsel hang kali pertama, beberapa hari kemudian ponsel ane hang lagi pas ane lagi sms-an. Trus, ane terpaksa copot baterai lagi supaya ponsel bisa menyala kembali. Memasuki minggu keempat setelah pembelian, ponsel ane bunyi karena ada sms masuk. Ane ambil tu ponsel buat liat sms yang masuk.

Baru juga membuka kunci tombol dan masuk ke menu utama, ponsel ane hang lagi. Merasa cukup terganggu dengab kondisi tersebut, akhirnya ane memutuskan untuk pergi ke Nokia Care Center.emoticon-Marah

Ane ke Nokia Care Center yang ada di Grand Indonesia. Orang yang ngelayanin bilang mungkin ada masalah dengan software-nya. Dia menjanjikan ponsel ane akan kembali bisa digunakan dalam beberapa jam, atau selambat-lambatnya 21 hari kerja. Benar aja, baru beberapa jam, ane udah dapet sms dari NCC yang mengabarkan ponsel ane udah bisa diambil.

Saat mengambil ponsel di NCC, orang yang ngelayanin bilang bahwa software yang ada dalam ponsel tersebut di-upgrade karena itulah yang menjadi penyebab ponsel ane sering hang.

Setelah keluar dari NCC, ponsel ane kembali bersahabat, semua bisa digunakan dengan baik. Hingga pada awal Agustus ponsel ane kembali hang pas ane lagi pake kameranya. Ane copot baterai lagi supaya ponsel bisa menyala kembali. Sejak saat itu, agak ketar-ketir sama tu ponsel.

Kemudian pas pertengahan Agustus, ane pake telepon selama 15 menit. Selesai telepon, ponsel ane jadi cukup panas. Karena ane harus ngirim sms, ane masuk ke menu utama pas setelah matiin telepon.

Ketika sedang buka aplikasi sms, ponsel kembali hang. Untuk kesekian kali ane copot baterai supaya ponsel bisa nyala kembali. Tapi, pas ane pencet tombol on, ponsel gak mau menyala. Saat itu ane berasumsi ponsel habis baterai. Akhirnya ane charge tu ponsel. Tapi ternyata tenaga listrik sama sekali tidak masuk ke dalam ponsel ane dan ponsel mati total.

Akhirnya pada tanggal 16 Agustus ane pergi ke NCC, kali ini ane pergi ke NCC Atrium Senin karena NCC Grand Indonesia sedang dalam tahap renovasi. Ane kecewa dengan orang yang melayani ane (sayangnya ane lupa catet nama orang tersebut) karena dia sama sekali tidak berupaya untuk mencari tahu dan mencoba menjawab pertanyaan ane seputar ponsel ane yang rusak.

Bukankah orang yang ditempatkan di sebuah customer care harus punya pengatahuan dasar tentang produk yang mereka tangani? Untuk apa ada customer care kalau customer hanya mendapatkan jawaban 'tidak tahu' setiap mengajukan pertanyaan? Akhirnya, ponsel ane ditinggal, orang tersebut mengatakan bahwa mungkin ponsel ane agak lama diperbaiki karena mungkin harus dibawa ke kantor pusat. Dia mengatakan paling lama akan memakan waktu 21 hari kerja, ane setuju dengan apa yang sudah dikatakan orang tersebut dan meninggalkan ponsel ane di sana.

Pada tanggal 24 Agustus, telepon lagi NCC Atrium karena ane agak khawatir gak ada kabar apapun tentang ponsel ane karena beberapa hari lagi semua kantor akan libur Idul Fitri. Akhirnya telepon dan tanya kabar ponsel.

Orang di sana mengatakan, "Kemarin orang kami menelpon Ibu untuk memberitahukan ponsel Ibu harus dibawa ke pusat, tapi Ibu tidak mengangkat telepon dengan estimasi waktu perbaikan 21 hari kerja. Kami ingin bertanya apakah Ibu setuju. Karena Ibu tidak mengangkat telepon, jadi ponsel Ibu masih ada di sini." Kesal dengan ketololan yang lagi ane ane denger, akhirnya ane maki-maki tu orang. Pas ane ninggalin ponsel di NCC berarti ane setuju sama estimasi waktu yang dikasih NCC, ngapain tu orang nanya lagi?

Apakah orang NCC terlalu pikun untuk mengingat bahwa mereka telah memberitahukan hal tersebut pada awal customer menemui mereka?
Hampir satu bulan dari tanggal 16 Agustus, ane dapat kabar dari NCC kalau ponsel udah bisa diambil. Segera ane ke TKP pas ada kesempatan pulang kantor lebih awal. Sampe di sana, ane dihadapkan pada ponsel ane yang udah ganti mesin.

Coba agan-agan sama sis bayangin, kualitas ponsel macam apa itu! Belum sampai 5 bulan ponsel ane harus ganti mesin yang artinya nomor IMEI mesin dan IMEI kardus berbeda. Apakah perusahaan besar seperti nokia tidak punya tim QC (quality control) hingga produknya bisa cacat seperti itu?

Kurang dari 5 bulan tapi sudah harus ganti mesin merupakan fakta bahwa nokia gagal menyensor produk gagalnya hingga bisa lolos ke pasaran. Apa mungkin saat ini nokia memang sudah gagal membuat produk berkualitas?
Pas ane tanya sama NCC Atrium kenapa bisa sampai ganti mesin, lagi-lagi ane hanya mendapatkan jawaban 'TIDAK TAHU'. Jawaban yang sangat memuaskan, bukan? Terus, tu orang bilang kalo dengan kasus ganti mesin yang ane alami, garansi ane yang masih cukup panjang berhenti begitu saja.

Dia bilang kalo ganti mesin memakan biaya besar, harusnya ane bayar 80% dari harga pembelian ponsel. Dan kalau ane mau menghidupkan kembali garansi ane, ane harus bayar perpanjangan garansi (kalau tidak salah sebesar Rp295.000,-). Ane cukup heran dengan kebijakan nokia tersebut. Apakah salah ane sampai-sampai ponsel tersebut harus ganti mesin sedangkan ane selalu menjaga dengan hati-hati (jangankan jatoh, kebentur benda lain aja belum pernah)? Apakah salah ane kalau ternyata produk nokia terlalu bobrok hingga harus ganti mesin dalam pemakaian kurang dari 5 bulan? Kenapa ane yang harus membayar kebobrokan nokia dengan 'mematikan garansi' ane?

Apakah salah ane kalau ternyata E5 hanya tampak seperti smartphone padahal nyatanya ponsel ini cukup lemot untuk menjalankan aplikasi-aplikasi yang ada?

Akhirnya, karena kesal, ane memutuskan untuk menjual ponsel ane. Seminggu setelah mengambil ponsel dari NCC, ane memutuskan untuk menjual ponsel ane, dan ini membuat saya cukup syok. Ponsel yang ane beli dengan harga Rp1.900.000,- dalam waktu kurang dari 5 bulan sudah mengalami penyusutan harga sebanyak Rp1.100.000,- karena ponsel ane hanya berani dibayar Rp800.000,-.

Ane kecewa banget, gan n sis. Dalam waktu kurang dari 5 bulan ane kehilangan Rp1.100.000,- dan harus merogoh kocek kembali untuk membeli smartphone baru. Ane sangat kecewa pada nokia dan itu membuat ane tidak merekomendasikan kepada orang-orang terdekat dan orang yang ane temui untuk membeli produk nokia.

Penyusutan Rp1.100.000,- dalam waktu kurang dari 5 bulan bukanlah sedikit. Itu artinya saya kehilangan lebih dari Rp200.000,- setiap bulannya. Dan peristiwa ini membuat saya kapok dan kemudian cerdas untuk membeli the real smartphone yang bisa menunjang pekerjaan ane. Bukan ponsel seperti E5. Karena menurut ane Nokia E5 just look like a smartphone, but doesn't smart at all. emoticon-Marah
0
7.5K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan