- Beranda
- Komunitas
- News
- Civitas Academica
SMA Plus PGRI Cibinong (PESAT)


TS
JackHack
SMA Plus PGRI Cibinong (PESAT)
Welcome on official thread
SMA PLUS PGRI Cibinong (PESAT)
SMA PLUS PGRI Cibinong (PESAT)
Thread ini didedikasikan bagi para warga SMA PLUS PGRI Cibinong (PESAT), baik yang masih menjadi pelajar atau pun para alumnus - alumnus SMA PLUS PGRI Cibinong. Dengan adanya thread ini, diharapkan para warga SMA PLUS PGRI Cibinong bisa saling berbagi cerita, foto - foto, unek2 atau hanya untuk sekedar ber chitchat ria bersama warga SMA PLUS PGRI Cibinong lain nya.
cheers! no junk n no alkohol
















santai dulu ya kita liat latar belakangnya dulu

Quote:
berhubung latar belakang sekolah kita ga berhasil di dapet gw kasih sepintas kata aja ya dari blog seseorang yang udah pernah dateng ke sekolah kita
Spoiler for Sedikit tentang pesat:
Sebagai obat penasaran, kami senang saja saat diajak mengamati sudut-sudut sekolah. Di ruang yang paling depan: kursi-kursi berjajar rapi memanjang. Sepertinya kursi itu hendak berkata bahwa setiap orang adalah tamu istimewa. Ruang tamu dengan pintu yang selalu terbuka.
Kami melewati ruang istimewa lagi: ruang oval. Atapnya tinggi menjulang, berupa lingkaran bentuk oval warna keemasan. Di dalamnya, meja-meja terjajar rampat membentuk lingkaran oval. Di muka ruangan, meja tinggi dan kursi besarâseperti meja hakim di pengadilanâmenghadap lingkaran meja oval itu. Di tepi kiri-kanan ruangan, piala warna keemasan tertata rapat sepanjang ruangan. Penilaian sekilas ruangan itu: bersih, rapi dan berwibawa. âIni ruang guru. Salah satu cara untuk menghargai pendidikan itu dengan lebih dahulu menghargai guruâ begitu alasan Pak Basyar seakan hendak membela guru.
âDisini biasanya juga kami gunakan untuk mengadakan seminar terbatas. Jika ada pakar datang, kami minta untuk berbicara di depanâ, terang Pak Basyar sambil menunjuk ke meja kursi besar yang ada di muka ruangan. Sebuah ruang yang hendak diantar dalam aura akademis, bukan ruang padat serupa pasar penuh rumpian.
Di salah satu sudut sekolah kami jumpai ruang bertajuk research center. Disinilah para siswa yang disebut Kelompok Pembinaan Khusus (kopasus) IT melakukan kajian terhadap perkembangan IT. Ada meja tertata melingkar dengan beberapa monitor layar datar berdiri tegak menantang. Ada dua orang siswa duduk melantai sambil tangannya cekatan merakit komputer. Mungin ini workshop bagi para kopasus IT.
âJika komputer sekolah rusak siswa Kopasuslah yang memperbaikinya. Jadi kita tidak mengeluarkan biaya perawatan komputer. Sekolah yang berbasis IT itu bukan menyediakan komputer yang tersambung di segala ruang. Kalau ada biaya siapapun bisa. Yang saya lakukan adalah membina dan membentuk tim IT dari kalanganguru dan siswa.â Kata Pak Basyar sambil mengajak ke ruangan lain.
Sejenak kami tercengang. Beberapa siswa khidmat menatap komputer di depannya sambil mengutak-atik foto, animasi dan video. Di dalam ruangan itu, tersekat ciut studio radio sekolah: Pesat FM. Dua orang siswa sedang bercuap-cuap merdu menyapa pendengarnya.
Pada halaman yang dikitari oleh gedung sekolah itu, pohon sawo dengan buah ranum merimbuni siapa saja yang duduk di bawahnya (pada tiap pohon sawo dilingkari oleh tempat duduk beton segi delapan). Saat itu sekelompok siswa memenuhi tempat duduk di bawah pohon sawo itu, dengan bukunya masing-masing. Ini hari sedang pelajaran matematika. Terdengar celoteh, tawa riang, dan aksi dorong di antara mereka. Sungguh hebat, pelajaran matematika dijalani dengan riang tawa.
Sekolah bolehlah mungil, ruang kelas bolehlah membatasi interaksi. Namun, proses belajar yang dilakukan di sekolah ini menyeka batas-batas ruang sosial mereka. Sepertinya, siswa membuat halaman dan gedung sekolah ini sebagai ruang kelas mereka. Jadi tak heran jika sekolah ini tak memendam kesunyian. Siswa bisa ditemukan dimana-mana!
Masih bersama Pak Basyar, kami susur kelas demi kelas. Kami mengintip satu persatu kelas itu. Kami saksikan jelas, dinding-dinding kelas hampir-hampir tertutup rapat oleh gambar-gambar. Ya, ada grafiti di dalam kelas!
Di salah satu kelas, siswa saling berkelompok dengan duduk berhadap-hadapan. Ya, ini bukan kelas tradisional yang seluruh siswanya wajib menghadap ke depan. Dalam belajar, interaksi antar orang yang terlibat dalam belajar itu tetap utamaâuntuk membentuk suasana belajar dan proses pembelajaran.
Tampaknya, Pak Basyar dan para pendidik di sekolah itu menyadari ungkapan John Dewey. Dalam Democracy and Education ia berkata bahwa sebaiknya sekolah menyediakan lingkungan yang dimurnikan bagi anak (Counts, 2006). Dimurnikan berarti juga menyisihkan segala paham, nilai, sikap dan perilaku yang tidak menguntungkan bagi anak dalam melakukan proses belajar. Termasuk paham, nilai, sikap dan perilaku yang rujukannya hanya diukur dalam takaran orang dewasa. Disini anak bisa lebih berekspresi (menggrafitikan dinding kelas), berinteraksi (belajar bersama dengan menyenangkan) dan beraktualisasi (mengkais-kais potensi dirinya dalam IT dan keminatan yang lain). Ya, lingkungan di sekolah ini memang murni untuk anak didiknya sendiri.
Ini tidak butuh waktu lama bahwa akhirnya kami terkagumi oleh suasana belajar di sekolah itu: belajar multimedia, belajar di ruang terbuka, belajar kelompok. Semua itu dilakukan dalam rangka melibas sekat pembatas ruang belajar yang masih dianut kebanyakan sekolah selama ini. Benar-benar plus!
Sumber
Kami melewati ruang istimewa lagi: ruang oval. Atapnya tinggi menjulang, berupa lingkaran bentuk oval warna keemasan. Di dalamnya, meja-meja terjajar rampat membentuk lingkaran oval. Di muka ruangan, meja tinggi dan kursi besarâseperti meja hakim di pengadilanâmenghadap lingkaran meja oval itu. Di tepi kiri-kanan ruangan, piala warna keemasan tertata rapat sepanjang ruangan. Penilaian sekilas ruangan itu: bersih, rapi dan berwibawa. âIni ruang guru. Salah satu cara untuk menghargai pendidikan itu dengan lebih dahulu menghargai guruâ begitu alasan Pak Basyar seakan hendak membela guru.
âDisini biasanya juga kami gunakan untuk mengadakan seminar terbatas. Jika ada pakar datang, kami minta untuk berbicara di depanâ, terang Pak Basyar sambil menunjuk ke meja kursi besar yang ada di muka ruangan. Sebuah ruang yang hendak diantar dalam aura akademis, bukan ruang padat serupa pasar penuh rumpian.
Di salah satu sudut sekolah kami jumpai ruang bertajuk research center. Disinilah para siswa yang disebut Kelompok Pembinaan Khusus (kopasus) IT melakukan kajian terhadap perkembangan IT. Ada meja tertata melingkar dengan beberapa monitor layar datar berdiri tegak menantang. Ada dua orang siswa duduk melantai sambil tangannya cekatan merakit komputer. Mungin ini workshop bagi para kopasus IT.
âJika komputer sekolah rusak siswa Kopasuslah yang memperbaikinya. Jadi kita tidak mengeluarkan biaya perawatan komputer. Sekolah yang berbasis IT itu bukan menyediakan komputer yang tersambung di segala ruang. Kalau ada biaya siapapun bisa. Yang saya lakukan adalah membina dan membentuk tim IT dari kalanganguru dan siswa.â Kata Pak Basyar sambil mengajak ke ruangan lain.
Sejenak kami tercengang. Beberapa siswa khidmat menatap komputer di depannya sambil mengutak-atik foto, animasi dan video. Di dalam ruangan itu, tersekat ciut studio radio sekolah: Pesat FM. Dua orang siswa sedang bercuap-cuap merdu menyapa pendengarnya.
Pada halaman yang dikitari oleh gedung sekolah itu, pohon sawo dengan buah ranum merimbuni siapa saja yang duduk di bawahnya (pada tiap pohon sawo dilingkari oleh tempat duduk beton segi delapan). Saat itu sekelompok siswa memenuhi tempat duduk di bawah pohon sawo itu, dengan bukunya masing-masing. Ini hari sedang pelajaran matematika. Terdengar celoteh, tawa riang, dan aksi dorong di antara mereka. Sungguh hebat, pelajaran matematika dijalani dengan riang tawa.
Sekolah bolehlah mungil, ruang kelas bolehlah membatasi interaksi. Namun, proses belajar yang dilakukan di sekolah ini menyeka batas-batas ruang sosial mereka. Sepertinya, siswa membuat halaman dan gedung sekolah ini sebagai ruang kelas mereka. Jadi tak heran jika sekolah ini tak memendam kesunyian. Siswa bisa ditemukan dimana-mana!
Masih bersama Pak Basyar, kami susur kelas demi kelas. Kami mengintip satu persatu kelas itu. Kami saksikan jelas, dinding-dinding kelas hampir-hampir tertutup rapat oleh gambar-gambar. Ya, ada grafiti di dalam kelas!
Di salah satu kelas, siswa saling berkelompok dengan duduk berhadap-hadapan. Ya, ini bukan kelas tradisional yang seluruh siswanya wajib menghadap ke depan. Dalam belajar, interaksi antar orang yang terlibat dalam belajar itu tetap utamaâuntuk membentuk suasana belajar dan proses pembelajaran.
Tampaknya, Pak Basyar dan para pendidik di sekolah itu menyadari ungkapan John Dewey. Dalam Democracy and Education ia berkata bahwa sebaiknya sekolah menyediakan lingkungan yang dimurnikan bagi anak (Counts, 2006). Dimurnikan berarti juga menyisihkan segala paham, nilai, sikap dan perilaku yang tidak menguntungkan bagi anak dalam melakukan proses belajar. Termasuk paham, nilai, sikap dan perilaku yang rujukannya hanya diukur dalam takaran orang dewasa. Disini anak bisa lebih berekspresi (menggrafitikan dinding kelas), berinteraksi (belajar bersama dengan menyenangkan) dan beraktualisasi (mengkais-kais potensi dirinya dalam IT dan keminatan yang lain). Ya, lingkungan di sekolah ini memang murni untuk anak didiknya sendiri.
Ini tidak butuh waktu lama bahwa akhirnya kami terkagumi oleh suasana belajar di sekolah itu: belajar multimedia, belajar di ruang terbuka, belajar kelompok. Semua itu dilakukan dalam rangka melibas sekat pembatas ruang belajar yang masih dianut kebanyakan sekolah selama ini. Benar-benar plus!
Sumber
nih gambar sekolah kite
Quote:
Gambarnya cuma 1 ga ada lagi gw mohon sumbangan pic nya ya

Spoiler for pesat:
tambahan agan fikidorks

Spoiler for pesat:
Spoiler for pesat:
tambahan agan kamardesign
Spoiler for Gedung Baru:

Spoiler for Gedung Baru:

Spoiler for Gedung Baru:

Spoiler for Ruang Kelas:

Spoiler for Mesjid:

Spoiler for Kantin:

Spoiler for Tempat Parkir:

Trit bakal terus di perbaharui jadi sering-sering maen ke sini ya

Quote:




sennatha396850 dan dellesology memberi reputasi
2
38.5K
Kutip
606
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan