- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Empu Sungkowo - Satu-satunya empu keris Yogyakarta


TS
rahmah.nurul
Empu Sungkowo - Satu-satunya empu keris Yogyakarta
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam agan-agan semua, kali ini ane mau share tentang Empu Sungkowo, yang diberitakan sebagai empu keris satu-satunya di yogya.
silahkan menyimak gan
PERHATIAN
TS tidak pernah menolak
dan menolak
serta
and 
akhir kata,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam agan-agan semua, kali ini ane mau share tentang Empu Sungkowo, yang diberitakan sebagai empu keris satu-satunya di yogya.
Spoiler for sebelumnya:
no repost diantara kita 
boleh di cek gan, ane udah ngecek dengan berbagai keyword, dari empu keris, empu sungkowo, mpu sungkowo

boleh di cek gan, ane udah ngecek dengan berbagai keyword, dari empu keris, empu sungkowo, mpu sungkowo
Spoiler for mohon:
rate

serta budayakan komeng yang bermanfaat gan

serta budayakan komeng yang bermanfaat gan

silahkan menyimak gan

Quote:
Empu Sungkowo Harum Brojo benar-benar seorang empu keris tulen di dusun Gatak. Dia membuat keris dengan jiwa-raganya. Keris dibikin satu per satu dengan laku khusus, diracik dengan batu meteor pada sebuah tungku sederhana. Pun, dia merampungkan keris sesuai dengan jiwa pemesan. Langka.
Quote:
SUNGKOWO Harum Brojo memang punya gen empu yang sudah kawak (lama). Kakek buyut dari kakek buyut dari kakek buyutnya, begitu terus hingga 16 generasi, adalah Mpu Supa. Ya, Sungkowo adalah keturunan ke-17 pembuat keris Sengkelat yang legendaris pada zaman Majapahit itu.

Kebanggaan tentang silsilah tersebut tergambar jelas pada pohon silsilah keluarga yang digantung di tembok ruang tamunya. Nah, darah empu yang menetes paling dekat ke tubuh pria 56 tahun tersebut berasal dari ayahnya, Empu Djeno Harum Brojo.
Setidaknya, dua kerabat Keraton Jogjakarta mengakui keandalan keris karya Sungkowo. Yang pertama adalah Bupati Puralaya Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hastono Nagoro. "Sangat bagus buatannya. Di Jogja, saya rasa, dia (Sungkowo, Red) adalah satu-satunya yang bagus kualitas kerisnya," ucap pria yang juga kolektor keris pusaka tersebut.
Pujian juga datang dari Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo, pengageng (petinggi) Keraton Jogjakarta yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut.
berarti gan
Daftar pemesanan yang tak pernah berhenti membuktikan kualitasnya dan tdk sembarangan bisa mesen gan. Mulai mantan Dirjen Otda Ryaas Rasyid, sejumlah kepala daerah, pihak keraton, hingga orang asing pun pesan keris kepada dia.
Daftar pesanan Sungkowo begitu panjang. Kalau Anda pesan sekarang, keris baru jadi pada 2013. Sebab, membuat keris memang tak instan. Tak ada alat cetak besi untuk keris, misalnya. Paling cepet 40 hari.
Maklum, sebagai seorang empu, Sungkowo tak pernah membuat keris secara masal.
Sungkowo menjelaskan, dalam pembuatan keris beneran, mutlak keris harus custom, sesuai dengan pemesan. Untuk itu, Sungkowo menyatakan harus melakukan penjiwaan terhadap keris pesanan tersebut.
Sebelum membuat keris, Sungkowo memanjatkan doa awal. Apa doanya? Empu Sungkowo tak mau menyebutkannya. Doa tersebut adalah langkah awal di antara 53 langkah lain sebelum keris itu jadi dan diserahkan kepada pemesan.
Setelah berpuasa tiga hari, dia memasuki ruang tempa.
Pamor adalah tekstur di badan keris. Warnanya, biasanya, kontras hitam-putih. Pun, corak itulah yang akhirnya punya nama tertentu.
Pamor tersebut sejatinya tercipta karena perbedaan titik lebur mineral-mineral pembuat keris. Sejumlah literatur mencatat, keris setidaknya terdiri atas tujuh macam bahan. Yaitu besi, baja, nikel, titanium, klorin, karbon, dan meteor.
Guratan itu lahir dari teknik yang sangat rumit. Bahan dicampur, dileburkan, ditempa, ditekuk, ditempa lagi, dilapisi, ditekuk lagi, begitu seterusnya. Pamor bisa muncul tanpa direkayasa (pamor tiban), juga bisa direncanakan (pamor rekan).
Selain ditentukan oleh dapur dan pamor, tingkat kesulitan pembuatan dipengaruhi tangguh (spesifikasi atau gaya pembuatan) keris. Misalnya, ada tangguh Majapahit yang terdiri atas 2.048 lapis. Artinya, besi ditempa dan ditekuk hingga lebih dari dua ribu kali. Yang paling banyak adalah tangguh gaya Sendang Sedayu. Yakni, 4.096 lapis.
Meski proses panjang sudah dilalui dan keris jadi secara fisik, tidak berarti prosesnya usai. Ada satu tahap finishing yang hanya bisa dilakukan oleh empu keris. Yakni, "merasakan" keris tersebut. Bentuk, luk, simetris tidaknya keris, semuanya diperiksa. Kalaupun secara estetis sudah oke, bila si empu kurang sreg, tetap saja keris itu diamati terus. Baru setelah sreg, dia memandikan keris tersebut dan menyiapkan warangka.
Soal gagang dan warangka keris, harganya variatif, mempertimbangkan bahan. Ada yang berasal dari kayu murahan berharga ratusan ribu rupiah hingga kayu tertentu yang berharga belasan juta rupiah..
Karena rasa dan cinta itu, Sungkowo mengatakan bahwa menjadi empu lebih merupakan panggilan. Dia pun merasa tak perlu mengisi kata "empu" di blangko KTP untuk keterangan profesi. (bener-bener salut ane gan
) Tak takut nanti ada pemesan kurang ajar yang merampas keris setengah jadi dan menusukkannya seperti cerita Ken Arok" Empu Sungkowo tergelak. "Wis ra ono kuwi. Keris sekarang lebih berfungsi sebagai pemberi sugesti, bukan senjata," tegas dia.
Spoiler for penampakan:

Kebanggaan tentang silsilah tersebut tergambar jelas pada pohon silsilah keluarga yang digantung di tembok ruang tamunya. Nah, darah empu yang menetes paling dekat ke tubuh pria 56 tahun tersebut berasal dari ayahnya, Empu Djeno Harum Brojo.
Setidaknya, dua kerabat Keraton Jogjakarta mengakui keandalan keris karya Sungkowo. Yang pertama adalah Bupati Puralaya Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hastono Nagoro. "Sangat bagus buatannya. Di Jogja, saya rasa, dia (Sungkowo, Red) adalah satu-satunya yang bagus kualitas kerisnya," ucap pria yang juga kolektor keris pusaka tersebut.
Pujian juga datang dari Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo, pengageng (petinggi) Keraton Jogjakarta yang juga adik Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut.

Daftar pemesanan yang tak pernah berhenti membuktikan kualitasnya dan tdk sembarangan bisa mesen gan. Mulai mantan Dirjen Otda Ryaas Rasyid, sejumlah kepala daerah, pihak keraton, hingga orang asing pun pesan keris kepada dia.
Daftar pesanan Sungkowo begitu panjang. Kalau Anda pesan sekarang, keris baru jadi pada 2013. Sebab, membuat keris memang tak instan. Tak ada alat cetak besi untuk keris, misalnya. Paling cepet 40 hari.
Maklum, sebagai seorang empu, Sungkowo tak pernah membuat keris secara masal.
Sungkowo menjelaskan, dalam pembuatan keris beneran, mutlak keris harus custom, sesuai dengan pemesan. Untuk itu, Sungkowo menyatakan harus melakukan penjiwaan terhadap keris pesanan tersebut.
Sebelum membuat keris, Sungkowo memanjatkan doa awal. Apa doanya? Empu Sungkowo tak mau menyebutkannya. Doa tersebut adalah langkah awal di antara 53 langkah lain sebelum keris itu jadi dan diserahkan kepada pemesan.
Setelah berpuasa tiga hari, dia memasuki ruang tempa.
Pamor adalah tekstur di badan keris. Warnanya, biasanya, kontras hitam-putih. Pun, corak itulah yang akhirnya punya nama tertentu.
Pamor tersebut sejatinya tercipta karena perbedaan titik lebur mineral-mineral pembuat keris. Sejumlah literatur mencatat, keris setidaknya terdiri atas tujuh macam bahan. Yaitu besi, baja, nikel, titanium, klorin, karbon, dan meteor.
Guratan itu lahir dari teknik yang sangat rumit. Bahan dicampur, dileburkan, ditempa, ditekuk, ditempa lagi, dilapisi, ditekuk lagi, begitu seterusnya. Pamor bisa muncul tanpa direkayasa (pamor tiban), juga bisa direncanakan (pamor rekan).
Selain ditentukan oleh dapur dan pamor, tingkat kesulitan pembuatan dipengaruhi tangguh (spesifikasi atau gaya pembuatan) keris. Misalnya, ada tangguh Majapahit yang terdiri atas 2.048 lapis. Artinya, besi ditempa dan ditekuk hingga lebih dari dua ribu kali. Yang paling banyak adalah tangguh gaya Sendang Sedayu. Yakni, 4.096 lapis.
Spoiler for contoh:

Meski proses panjang sudah dilalui dan keris jadi secara fisik, tidak berarti prosesnya usai. Ada satu tahap finishing yang hanya bisa dilakukan oleh empu keris. Yakni, "merasakan" keris tersebut. Bentuk, luk, simetris tidaknya keris, semuanya diperiksa. Kalaupun secara estetis sudah oke, bila si empu kurang sreg, tetap saja keris itu diamati terus. Baru setelah sreg, dia memandikan keris tersebut dan menyiapkan warangka.
Soal gagang dan warangka keris, harganya variatif, mempertimbangkan bahan. Ada yang berasal dari kayu murahan berharga ratusan ribu rupiah hingga kayu tertentu yang berharga belasan juta rupiah..
Karena rasa dan cinta itu, Sungkowo mengatakan bahwa menjadi empu lebih merupakan panggilan. Dia pun merasa tak perlu mengisi kata "empu" di blangko KTP untuk keterangan profesi. (bener-bener salut ane gan

Spoiler for sumber:
PERHATIAN
TS tidak pernah menolak

dan menolak

serta


akhir kata,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
-Terima Kasih Atas Kunjungan Agan dan Sist Sekalian-


0
6.9K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan