- Beranda
- Komunitas
- News
- Ilmu Marketing & Research
[Teori] Perjalanan Ilmu Marketing di Enam Dekade


TS
Marketeers
[Teori] Perjalanan Ilmu Marketing di Enam Dekade
Pagi gan,
Postingan Marketeers yang pertama nih. Banyak yang bisa dishare, tp utk yg kali ini, emg harus dipilih yg cocok sesuai dgn nam forum ini "Ilmu marketing"
Ini ada artikel judulnya "Perjalanan Ilmu Marketing di Enam Dekade" Oleh Waizly Darwin. Sudah bbrp kali pernah dimuat di Majalah Marketeers, tujuannya adl utk ngasih tahu kalau memang konsep ilmu marketing itu memang berubah dari waktu-ke-waktu.
Konsepnya berubah karena lingkungan teknologi, sosbud, dsb juga berubah. makanya konsepnya berubah, dan dunia prakteknya juga berubah.
Satu hal yang signifikan yang menyinari lanskap global di dekade 50an adalah diluncurkannya Colored TV di Amerika. Meskipun TV berwarna pada awalnya masih menjadi barang mahal ketimbang TV hitam-putih, namun perubahan teknologi inilah yang pada akhirnya (di beberapa dekade selanjutnya) membuat mass-marketing menjadi lebih hidup. Iklan TV yang sejak tahun 1941 (iklan 10 detik jam Bulova) sudah muncul di Amerika lewat TV hitam putih kemudian tampil berwarna.
Setelah usainya Perang Dunia II, di tahun 1950an kita melihat bagaimana terjadinya transisi politik, ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. Lanskap ekonomi global di saat itu bisa dibilang dipicu oleh recovery-based economy. Ketika itu pula, ex-servicemen atau bekas tentara perang berbondong-bondong pulang ke rumahnya, kembali ke lapangan pekerjaan dan punya mulai punya uang lagi untuk belanja.
Ketika itu para bekas tentara dan pejuang pulang ke rumah untuk pula mulai berkeluarga, dan tanpa ngerem ber-reproduksi sehingga membuat bom angka populasi. Fenomena ini yang disebut baby boomer, sebuah istilah untuk populasi yang terbit setelah era perang dunia kedua usai. Generasi inilah yang me-reshape dunia bisnis dan marketing di dekade-dekade selanjutnya.
Beberapa konsep yang kita kenal sampai sekarang muncul di era post-war.
Marketing Mix.Ide awal dari konsep ini datang dari seorang Professor dari Harvard Business School, Neil Borden, yang ketika itu mengatakan bahwa seorang marketer yang handal adalah bak seorang bartender yang pandai ngemix segala resep dan mengorganisir segala sesuatu yang dapat membawa efek langsung ke konsumen.
Ada 11 hal yang menurut Borden, harus di-mix oleh marketer, mulai dari product planning, pricing, branding, distribution channels, personal selling, advertising, promotions, packaging, display, servicing, physical handling, dan fact finding and analysis. Beruntung sekali konsep ini kemudian disederhanakan oleh Jerome McCarthy yang mencetus ide 4P di tahun 1960. Sebab, kalau tidak, bukan tak mungkin para marketer harus menghapal dengan baik 11 hal yang dicetus oleh Borden tersebut.
Product-life Cycle. Konsep ini lahir diinspirasi oleh teori evolusi, yang diterjemahkan untuk konteks produk atau brand. Teori PCL ini yang kemudian dipakai oleh marketer hingga sekarang untuk membantu menganalisa product management.
Brand Image. Professor Sidney Levy dari kampus Kelloggs Graduate School of Management menulis dan membawakan dua thesisnya tentang The Product and the Brand dan juga Symbols by Which We Buy dalam seminar oleh American Marketing Association (AMA). Teori brand image ini memperjelas tugas pemasar bahwa menonjolkan identitas yang jelas terhadap brandnya di mata konsumen sangatlah penting, supaya terciptanya image di mata konsumen. Pendeknya, identitas adalah urusan pemasar ke konsumen. Image adalah yang didapatkan konsumen terhadap pemasar. Konsep ini berkembang lagi dan menjadi populer setelah tahun 1960an, setelah diperkenalkan lebih dalam oleh David Ogilvy (the father of modern advertising).
Marketing Segmentation. Konsep ini muncul setelah diluncurkannya artikel tentang Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies yang diterbitkan oleh Journal of Marketing.
Teori segmentasi, yang sampai sekarang dipakai oleh kebanyakan pemasar, pada dasarnya memuat inti bahwa konsumen tidak diciptakan sama. Ada perbedaan-perbedaan mendasar yang dapat ditemui di satu konsumen ke yang lain. Ada perbedaan geografis, demografis, psikologis, gaya hidup, dan sebagainya, maka dari itu penting untuk pemasar untuk melihatnya lebih dalam.
Perbedaan di konsumen itu yang mendasari prinsip segmentasi, bahwa mereka yang punya kesamaan dikelompokan menjadi satu dan dipisahkan dengan kelompok yang lain. Sehingga pendekatan marketing ke satu kelompok segmen, dengan segmen yang lain harus disesuaikan menurut karakteristiknya masing-masing.
The Marketing Concept. Core Concept dari ilmu pemasaran pertama kali justru dicetuskan oleh kalangan praktisi, bukan akademisi. General Electric (GE) yang ketika itu sudah menjadi perusahaan raksasa, lewat CEO-nya John B. McKitterick mengatakan di sebuah seminar yang diselenggarakan oleh AMA di tahun 1957, bahwa konsep pemasaran adalah customer-oriented, integrated, profit-oriented philosophy of business.
Dalam arti kata lain, sebuah perusahaan memiliki konsep marketing apabila ia punya fokus tinggi terhadap market, berorientasi terhadap konsumen, menjalankan prakteknya di pasar secara terkoordinir, dan memiliki tujuan untuk profitabilitas.
Perusahaan lain yang juga terkenal memiliki dan menjalankan konsep pemasaran di kala itu adalah Procter & Gamble (P&G). Pemasaran yang dijalankan oleh P&G ketika itu didasari oleh pemikiran bagaimana menciptakan profit dengan cara mengisi kebetuhan konsumen. Dalam arti kata pemasaran sama dengan tiga kata yaitu filling needs profitably.
P&G sejak tahun 1954 juga mulai menjalankan praktek pemasaran yang terkoordinir dan integrated lewat aktivitas pemasaran yang mereka sebut ketika itu above-the-line dan below-the-line.
Postingan Marketeers yang pertama nih. Banyak yang bisa dishare, tp utk yg kali ini, emg harus dipilih yg cocok sesuai dgn nam forum ini "Ilmu marketing"
Ini ada artikel judulnya "Perjalanan Ilmu Marketing di Enam Dekade" Oleh Waizly Darwin. Sudah bbrp kali pernah dimuat di Majalah Marketeers, tujuannya adl utk ngasih tahu kalau memang konsep ilmu marketing itu memang berubah dari waktu-ke-waktu.
Konsepnya berubah karena lingkungan teknologi, sosbud, dsb juga berubah. makanya konsepnya berubah, dan dunia prakteknya juga berubah.
Quote:
Perjalanan Marketing di Enam Dekade
Sebagaimana yang dikatakan oleh Kotler dalam presentasinya berjudul The Future of Marketing, ada enam arus besar lanskap global sepanjang enam dekade belakangan. Mulai dari era Post-war di dekade 50an, era Soaring di dekade 60an, era turbulent di dekade 70an, era The Uncertain di dekade 80an, era One-to-One di dekade 90an, sampai era Financial Driven di era 2000an. Di tengah lanskap global yang melanda dunia pemasaran tersebut, muncul pula beraneka-ragam konsep yang kalau dikumpulkan membentuk konsep marketing sebagai disiplin ilmu.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Kotler dalam presentasinya berjudul The Future of Marketing, ada enam arus besar lanskap global sepanjang enam dekade belakangan. Mulai dari era Post-war di dekade 50an, era Soaring di dekade 60an, era turbulent di dekade 70an, era The Uncertain di dekade 80an, era One-to-One di dekade 90an, sampai era Financial Driven di era 2000an. Di tengah lanskap global yang melanda dunia pemasaran tersebut, muncul pula beraneka-ragam konsep yang kalau dikumpulkan membentuk konsep marketing sebagai disiplin ilmu.
Spoiler for 1. Dekade 1950an: Era Postwar:
Satu hal yang signifikan yang menyinari lanskap global di dekade 50an adalah diluncurkannya Colored TV di Amerika. Meskipun TV berwarna pada awalnya masih menjadi barang mahal ketimbang TV hitam-putih, namun perubahan teknologi inilah yang pada akhirnya (di beberapa dekade selanjutnya) membuat mass-marketing menjadi lebih hidup. Iklan TV yang sejak tahun 1941 (iklan 10 detik jam Bulova) sudah muncul di Amerika lewat TV hitam putih kemudian tampil berwarna.
Setelah usainya Perang Dunia II, di tahun 1950an kita melihat bagaimana terjadinya transisi politik, ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. Lanskap ekonomi global di saat itu bisa dibilang dipicu oleh recovery-based economy. Ketika itu pula, ex-servicemen atau bekas tentara perang berbondong-bondong pulang ke rumahnya, kembali ke lapangan pekerjaan dan punya mulai punya uang lagi untuk belanja.
Ketika itu para bekas tentara dan pejuang pulang ke rumah untuk pula mulai berkeluarga, dan tanpa ngerem ber-reproduksi sehingga membuat bom angka populasi. Fenomena ini yang disebut baby boomer, sebuah istilah untuk populasi yang terbit setelah era perang dunia kedua usai. Generasi inilah yang me-reshape dunia bisnis dan marketing di dekade-dekade selanjutnya.
Beberapa konsep yang kita kenal sampai sekarang muncul di era post-war.
Marketing Mix.Ide awal dari konsep ini datang dari seorang Professor dari Harvard Business School, Neil Borden, yang ketika itu mengatakan bahwa seorang marketer yang handal adalah bak seorang bartender yang pandai ngemix segala resep dan mengorganisir segala sesuatu yang dapat membawa efek langsung ke konsumen.
Ada 11 hal yang menurut Borden, harus di-mix oleh marketer, mulai dari product planning, pricing, branding, distribution channels, personal selling, advertising, promotions, packaging, display, servicing, physical handling, dan fact finding and analysis. Beruntung sekali konsep ini kemudian disederhanakan oleh Jerome McCarthy yang mencetus ide 4P di tahun 1960. Sebab, kalau tidak, bukan tak mungkin para marketer harus menghapal dengan baik 11 hal yang dicetus oleh Borden tersebut.
Product-life Cycle. Konsep ini lahir diinspirasi oleh teori evolusi, yang diterjemahkan untuk konteks produk atau brand. Teori PCL ini yang kemudian dipakai oleh marketer hingga sekarang untuk membantu menganalisa product management.
Brand Image. Professor Sidney Levy dari kampus Kelloggs Graduate School of Management menulis dan membawakan dua thesisnya tentang The Product and the Brand dan juga Symbols by Which We Buy dalam seminar oleh American Marketing Association (AMA). Teori brand image ini memperjelas tugas pemasar bahwa menonjolkan identitas yang jelas terhadap brandnya di mata konsumen sangatlah penting, supaya terciptanya image di mata konsumen. Pendeknya, identitas adalah urusan pemasar ke konsumen. Image adalah yang didapatkan konsumen terhadap pemasar. Konsep ini berkembang lagi dan menjadi populer setelah tahun 1960an, setelah diperkenalkan lebih dalam oleh David Ogilvy (the father of modern advertising).
Marketing Segmentation. Konsep ini muncul setelah diluncurkannya artikel tentang Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies yang diterbitkan oleh Journal of Marketing.
Teori segmentasi, yang sampai sekarang dipakai oleh kebanyakan pemasar, pada dasarnya memuat inti bahwa konsumen tidak diciptakan sama. Ada perbedaan-perbedaan mendasar yang dapat ditemui di satu konsumen ke yang lain. Ada perbedaan geografis, demografis, psikologis, gaya hidup, dan sebagainya, maka dari itu penting untuk pemasar untuk melihatnya lebih dalam.
Perbedaan di konsumen itu yang mendasari prinsip segmentasi, bahwa mereka yang punya kesamaan dikelompokan menjadi satu dan dipisahkan dengan kelompok yang lain. Sehingga pendekatan marketing ke satu kelompok segmen, dengan segmen yang lain harus disesuaikan menurut karakteristiknya masing-masing.
The Marketing Concept. Core Concept dari ilmu pemasaran pertama kali justru dicetuskan oleh kalangan praktisi, bukan akademisi. General Electric (GE) yang ketika itu sudah menjadi perusahaan raksasa, lewat CEO-nya John B. McKitterick mengatakan di sebuah seminar yang diselenggarakan oleh AMA di tahun 1957, bahwa konsep pemasaran adalah customer-oriented, integrated, profit-oriented philosophy of business.
Dalam arti kata lain, sebuah perusahaan memiliki konsep marketing apabila ia punya fokus tinggi terhadap market, berorientasi terhadap konsumen, menjalankan prakteknya di pasar secara terkoordinir, dan memiliki tujuan untuk profitabilitas.
Perusahaan lain yang juga terkenal memiliki dan menjalankan konsep pemasaran di kala itu adalah Procter & Gamble (P&G). Pemasaran yang dijalankan oleh P&G ketika itu didasari oleh pemikiran bagaimana menciptakan profit dengan cara mengisi kebetuhan konsumen. Dalam arti kata pemasaran sama dengan tiga kata yaitu filling needs profitably.
P&G sejak tahun 1954 juga mulai menjalankan praktek pemasaran yang terkoordinir dan integrated lewat aktivitas pemasaran yang mereka sebut ketika itu above-the-line dan below-the-line.
0
2.5K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan