Kaskus

Entertainment

iskrimAvatar border
TS
iskrim
Banyak Iklan Memasukan Model Anak-Anak dan Dokter, Bukankah Dilarang?
Banyak Iklan Memasukan Model Anak-Anak dan Dokter, Bukankah Dilarang?

Akhir-akhir ini saya bertanya pada dirisendiri, kenapa iklan-iklan dibeberapa media sekarang sering menyertakan model anak-anak dan model seorang dokter, karena setahu saya katanya dilarang? Kayaknya sekarang aturan ini jadi abu-abu banget, nggak jelas lagi batasan-batasannya. Apakah ini sesuatu yang perlu dikhawatirkan atau justru nggak masalah?

Salah satu iklan yang beredar menampilkan anak-anak dengan aktifitas dan senyum manisnya atau seorang dokter dengan kacamata dan jas putihnya, dan sepertinya iklan-iklan ini berhasil bikin kita lebih tertarik. Padahal, penggunaan model anak-anak dan dokter dalam iklan bisa punya dampak yang lebih besar daripada yang kita kira, terutama dari sisi etika dan persepsi masyarakat.

Seingat saya dulu tahun 90-an, penggunaan model anak dan dokter di iklan memang diatur ketat untuk menghindari manipulasi emosional dan menjaga integritas profesi. Anak-anak sering kali dipandang sebagai kelompok rentan yang mudah terpengaruh, sementara dokter dianggap sebagai simbol otoritas dan kepercayaan.

Ketika ada iklan menggunakan kedua model ini, ada kekhawatiran bahwa pesan iklan bisa dianggap terlalu meyakinkan, mungkin menyesatkan bahkan dikatakan mengeksploitasi. Inilah sebabnya aturan ini dulu diberlakukan dengan ketat, tidak seperti sekarang.

Banyak Iklan Memasukan Model Anak-Anak dan Dokter, Bukankah Dilarang?

Di Indonesia, penggunaan model anak-anak dan dokter dalam iklan diatur oleh beberapa regulasi, termasuk dalam undang-undang tentang perlindungan anak, periklanan, dan profesi medis. Beberapa regulasi yang relevan antara lain seperti: Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, sampai Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) (detilnya ada di sumber referensi yang saya sertakan).

Dan semakin canggih dan kreatifnya iklan-iklan zaman now, batasan antara apa yang boleh dan tidak boleh semakin kabur saja. Penggunaan anak-anak dalam iklan kini sering dipandang sebagai cara efektif untuk menarik perhatian orang tua dan keluarga, sedangkan kehadiran dokter dipercaya bisa memberikan validasi ilmiah atau medis pada produk yang diiklankan, meskipun kadang-kadang validasi ini hanya sebatas image, bukan fakta sebenarnya.

Sebagai contoh, kita sering lihat iklan susu formula atau suplemen kesehatan yang menampilkan anak-anak bermain riang dengan tubuh yang sehat dan dokter yang seolah-olah memberikan rekomendasi. Ini memang berhasil menarik perhatian, tapi pertanyaannya, apakah ini etis? Ada risiko bahwa penonton, terutama mereka yang kurang paham, bisa salah mengartikan informasi yang disampaikan, apalagi jika iklan tersebut tidak memberikan penjelasan yang memadai atau memperjelas bahwa dokter yang digunakan hanyalah model, bukan tenaga medis asli!


Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa selama iklan tersebut tidak menyesatkan secara langsung, maka tidak ada masalah. Toh, semua orang tahu bahwa iklan adalah bentuk promosi, bukan sumber informasi medis atau parenting yang valid. Lagi pula, di era digital ini, penonton dianggap lebih cerdas dan kritis dalam menyaring informasi? Mereka tidak semata-mata percaya begitu saja apa yang mereka lihat di iklan. Tapi, apakah kita bisa yakin semua orang berpikir seperti ini? Bagaimana dengan mereka yang lebih mudah terpengaruh? Dan apa indikatornya?

Banyak Iklan Memasukan Model Anak-Anak dan Dokter, Bukankah Dilarang?

Menurut saya, mungkin yang perlu dilakukan saat ini adalah memperjelas lagi aturan mainnya. Bukannya melarang total penggunaan model anak dan dokter, tapi lebih pada memastikan bahwa iklan tersebut tidak menyesatkan atau memanfaatkan otoritas yang tidak seharusnya. Misalnya, dengan memberikan penyampaian informasi yang jelas bahwa dokter yang digunakan hanyalah model atau dengan memastikan bahwa informasi yang disampaikan sudah diverifikasi dengan benar (seperti tulisan Bahaya Merokok, di iklan rokok?)

Saya sadar, iklan memang bagian dari strategi bisnis, tapi, tanggung jawab moral dan etika harusnya tetap diutamakan, terutama jika melibatkan kelompok rentan seperti anak-anak, simbol kepercayaan seperti dokter, pejabat bahkan tokoh agama.

Disisi lain, kitanya sebagai konsumen harus lebih cerdas dan kritis dalam menyikapi iklan yang kita lihat, nggak semata-mata langsung percaya hanya karena ada model anak atau seorang dokter yang terlihat bahagia di sana karena pemakaian produk yang ditawarkan. Tetaplah menggunakan akal dan logika kita.



Banyak Iklan Memasukan Model Anak-Anak dan Dokter, Bukankah Dilarang?


Banyak Iklan Memasukan Model Anak-Anak dan Dokter, Bukankah Dilarang?
Original Thread © 2016 - 2024 iskrim
Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Opini, Ref1, Ref2, Ref3 | img : Dok. Pri, Gugel 



Rohmatullah212
dewimetal
septcember
septcember dan 14 lainnya memberi reputasi
15
599
63
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
ghiffardanaAvatar border
ghiffardana
#20
Jadi ingat dokter yang iklan air mineral dan obat nyamuk 🫣

Ada yang bisa tebak? 🤭
iskrim
iskrim memberi reputasi
1
Tutup