- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
MEREKA ADA DI SEKITAR KITA
TS
kingmaestro1
MEREKA ADA DI SEKITAR KITA
PROLOG
Halo kembali lagi bareng gue Ari, Matahari Senja. Pada bagian ini gue terlebih dahulu mau nyapa para kaskuser yang selama ini udah mantengin thread gue, gue minta maaf jika ada beberapa thread yang ngegantung. Bukan maksud gue buat kalian ngerasa diketangin tapi karna beberapa faktor yang pada akhirnya ngebuat gue mutusin untuk kaga lanjut lagi nulis, salah satunya tidak adanya izin dari pihak-pihak terkait.
Kali ini gue hadir kembali buat nyeritain pengalaman gue sewaktu gue kerja di proyek land clearing (pembukaan lahan) sebagai helper alat berat. Dimana tugas gue adalah merawat alat berat yang kebetulan saat itu gue mendapatkan Excavator sebagai armada perang, dan menjaga alat tersebut setelah selesai beroperasi. Tak jarang alat itu terparkir di dalam hutan dan terpisah dari kelompok.
Namanya hutan, tentu saja bukan hanya hewan buas, primata, dan hewan yang di kategorikan ke dalam hewan tidak buas. Tak jarang makhluk halus pun ikut tinggal di sana. Dalam penulisan thread ini gue bakal bahasa frontal terhadap menyebutan makhluk-makhluk tak kasat mata itu, tidak seperti di thread sebelumnya.
Seperti biasa, dalam thread ini tidak ada paksaan kepada pembaca untuk mempercayai apakah thread ini real atau fiktif, dan gue berharap di thread ini para pembaca bisa bersikap bijak dan menganggap ini hanyalah media sharing bukan untuk tes ilmu ataupun pamer ilmu dengan mengirimkan sesuatu ke gue, seperti thread sebelumnya.
Sebelum gue lanjut, gue mau ngucapin banyak terima kasih kepada para pembaca yang udah, like, komen dan share thread gue sebelumnya yaitu "KACAMATA SI ANAK INDIGO EDISI KKN" sehingga thread itu sempat menjadi Hot Thread dan pada akhirnya di unggah di youtube channel BRIZ (BERITA MISTIZ).
Selamat membaca dan sekali lagi gue berharap pembaca semua bisa bijak dalam membaca dan berkomentar di sini.
[INDEX]
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
PART 8
PART 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21: Sena's POV
Part 22
Diubah oleh kingmaestro1 28-07-2024 15:15
bebyzha dan 12 lainnya memberi reputasi
11
6.6K
151
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
kingmaestro1
#71
Part 21: Sena's POV
Nama ku adalah Nindira Sena Putri seperti yang di ceritakan Ari sebelumnya aku adalah seorang mahasiswa disebuah universitas, aku selalu merasa bahwa aku hanyalah manusia biasa tanpa daya tarik apapun yang cuma ingin menyelesaikan kuliah secepat yang aku bisa karena aku tidak mau membebani orang tua ku selamanya. Aku tak pernah berpikir bahwa apa yang aku lakukan membuat teman baik ku dari SMA dan seorang cowok memiliki dendam kepada ku.
Hari dimana aku mati itu adalah hari terburuk, usai nyawa ku terenggut sore itu seperti kata Ari mayat ku di bawa ke hutan yang menjadi areal proyeknya dan di gantung di atas pohon seolah olah kematian ku akibat bunuh diri. Tak banyak yang aku bisa ceritakan karena pastinya sudah banyak yang diceritakan Ari sebelum sebelumnya. Aku hanya akan menceritakan apa yang aku rasakan ketika aku mati sesaat sebelum bertemu Ari dan setelahnya.
Malam itu setelah arwah ku terpisah dari raga ku aku terus mengikuti kedua pelaku yang menyebabkan kematianku (meski sahabat ku itu merupakan pelaku tak langsung) membawa pergi jasad ku pergi, sambil melayang aku terus mengikuti mobil itu yang melaju ke arah yang berlawanan dari desa di mana aku tinggal. FYI, jarak antara kota tempat ku berkuliah dan desa tempat aku tinggal tidaklah jauh hanya berjarak sekitar 30 menit menggunakan kendaraan umum hal itu yang membuat ku memutuskan untuk tidak indekos di kota tempat aku berkuliah.
Setelah sampai di suatu hutan kebun karet mobil itu berhenti dan kedua orang tersebut keluar lalu menggotong mayat ku masuk menembus hutan itu, mereka terus berjalan tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah di rasa cukup jauh mereka berhenti sambil melihat ke atas, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan karena sejak mereka keluar dari dalam mobil tidak ada satu percakapan pun di antara mereka. Setelah sekitar sepuluh menit berlalu tiba tiba laki-laki yang hendak melecehkan ku tadi dan laki-laki itu juga yang telah merenggut nyawa ku berkata.
"Di pohon itu aja" ujarnya sambil menunjuk ke sebuah pohon yang terdapat banyak cabang yang besar.
Tampak si perempuan itu mengangguk setuju dengan usulan itu, bergegas ia membantu laki-laki itu yang sedang memanjat pohon itu sambil membawa mayat ku naik, lalu menyimpulkan tali yang mereka bawa pada cabang pohon yang paling rendah dan lalu menyimpulkan ujung tali yang satu nya ke leher ku, setelah nya ia menjatuhkan tubuh ku sehingga leher ku pun tergantung pada tali itu sekilas ku lihat tubuh mayat ku seperti menggelepar dan aku tidak lagi dapat merasakan suhu tubuh, detak jantung dan tarikan napasnya. Ya sebelum sampai ke tempat itu aku masih bisa merasakan itu semua meski saat itu aku telah menjadi arwah, aku tidak tahu kenapa dan aku mendapatkan jawabannya setelah di jelaskan Ari kelak.
Setelah itu kedua orang itu berlalu dari tempat itu dengan menghembuskan napas lega sepertinya itu semua telah di rancang oleh kedua orang itu untung menutupi penyebab kematian ku yang sebenarnya. Aku hanya bisa menangis sambil menatapi jasad ku, aku saat itu enggan menyusul kedua orang itu karena aku tak mau meninggalkan jasad ku dalam keadaan seperti itu.
Aku terus menangis meratapi nasib ku yang sungguh malang, entah apa salah ku, entah apa perbuatan ku yang dapat menyakiti kedua orang itu sehingga mereka tega merenggut nyawa ku seperti ini, apakah mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan kedua orang tua yang telah bersusah payah membanting tulang demi bisa membiayai kuliah ku?, apakah mereka tidak memikirkan bagaimana harapan orang tua? Kenapa di dunia ini harus ada orang sejahat mereka.
Tak terasa pagi pun datang, sayup dari kejauhan aku mendengar suara deru mesin dan ku lihat pohon-pohon di kejauhan berjatuhan, aku tak tahu apa yang terjadi tapi kemudian aku kembali mengabaikan itu semua dan terus saja menangis. Tak lama kemudian suara deru mesin itu aku dengar dan sudah berada tidak jauh dari tempat ku berada, tapi aku masih tidak bisa melihat suara mesin apa itu, setelah beberapa pohon yang berdiri tidak jauh dari ku tumbang aku baru bisa melihat mesin apa itu.
Ternyata itu adalah sebuah beko/backhoe( masyarakat awam di desa ku menyebutnya begitu belakangan aku baru tahu nama mesin itu dan bedanya dengan beko/backhoe dari Ari). Aku melihat beko itu menuju ke arah ku, aku segera menjauh dari benda tersebut takut tertabrak olehnya lalu kemudian aku sadar bahwa aku sudah mati.
"Oh iya aku kan udah mati" gumam ku pelan.
Kembali aku perhatikan beko itu yang tiba-tiba saja berhenti bergerak namun masih mengeluarkan deru mesin yang cukup mengganggu pendengaran ku, seorang laki-laki berusia sekitar 30an melongokkan kepalanya keluar dari sebuah ruangan yang aku tahu namanya cabin keluar menatap ke arah jasad ku, ia terlihat kaget bercampur rasa takut yang tergambar jelas di wajahnya, dengan terburu-buru ia mematikan beko itu lalu keluar dari cabin dan berlari meninggalkan bekonya.
"Aneh kenapa dia lari ya? Kan aku tidak menganggunya dan belum tentu juga dia bisa melihatku" tanya ku dalam hati.
Sekitar setengah jam kemudian aku lihat banyak orang yang menuju ke arah ku bergegas aku bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari pohon jasad ku tergantung.
"Aneh kenapa aku harus sembunyi kan aku udah mati" tanya ku lagi
Tapi aku sendiri tidak tahu kenapa aku merasa takut dengan mereka padahal mereka kan masih manusia.
"Permisi yuk, apo dio ayuk nangis di sikak"
Aku kaget mendengar suara yang berasal dari samping ku, cepat aku menoleh dan kulihat seorang laki-laki yang tidak bisa kutebak berapa umurnya, karena wajahnya itu tidak sesuai dengan badannya, wajahnya terlalu baby face untuk ukuran tubuhnya yang tergolong kekar itu. Aku tidak menjawab dan balik badan lalu berlari alias melayang secepat yang aku bisa sehingga aku menghilang dari pandanganya. Setelah aku rass cukup jauh aku berhenti lalu melihat kebelakang, laki- laki itu tidak terlihat aku penasaran dengannya yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
"Siapa dia? Dia manusia kan? Kenapa dia bisa melihatku?" kembali aku bertanya-tanya
Karena penasaran aku kembali melayang ke arah jasad ku berada dan memilih untuk mengawasi dari jauh. Sesampainya di sana aku melihat bahwa jasad ku sudah di turunkan oleh beberapa orang berseragam polisi, aku melihat laki-laki yang menyapa ku jongkok di dekat jasad ku dan memegang kepala ku, aku tak mengerti apa yang di lakukannya dan aku juga tidak bisa mendengar percakapan mereka karena jarak ku yang lumayan jauh.
Tak lama kemudian jasad ku di bawa masuk ke dalam ambulance dan orang-orang yang berseragam polisi itu masuk ke dalam mobil mereka bersama laki-laki yang mengendarai beko tadi dan laki-laki yang menyapa ku, dan kerumunan orang-orang pun bubar takala mobil polisi dan ambulance mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Aku mengikuti mobil itu pergi karena aku penasaran akan di bawa kemana jasad ku.
Ternyata ambulance itu membawa jasad ku ke sebuah rumah sakit, sedangkan mobil polisi yang membawa polisi-polisi itu dan 2 laki-laki tadi aku tidak tahu kemana karena fokus ku ada pada jasad ku yang di keluarkan dari ambulance dan di bawa masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Aku tentunya heran akan di apakan jasad ku itu, bergegas aku mengikuti langkah mereka yang membawa jasad ku.
Sepanjang jalan aku dapat melihat orang-orang di sekitar ku yang tampak tidak bisa melihat keberadaan ku, tapi tidak dengan seorang anak kecil yang bersembunyi di balik tubuh ibunya ia menatap takut ke arah ku, aku tidak tahu kenapa tapi aku tidak terlalu memikirkannya kembali aku mengikuti langkah mereka yang masuk ke sebuah ruangan yang belakangan aku ketahui bahwa itu adalah ruangan autopsi.
Aku enggan masuk ke dalam karena aku merasakan hawa di rumah sakit itu tidak nyaman sekilas aku melihat sosok-sosok yang sangat menakutkan aku lalu memutuskan untuk menunggu di luar rumah sakit itu saja karena aku sangat takut dengan sosok-sosok itu yang menatapku tidak suka.
Dua jam berlalu aku kembali melihat beberapa orang polisi yang sama seperti yang aku lihat di hutan itu, dan laki-laki yang menyapa ku ada di antara polisi itu aku tak tahu apa yang dilakukan mereka di rumah sakit ini, aku tidak berani mendekati laki-laki itu karena aku merasakan ada aura aneh pada laki-laki itu aku tidak tahu aura apa itu yang jelas aura itu tidak menakutkan tapi bisa membuat ku merasa segan dengan laki-laki itu.
Tak lama kemudian aku melihat jasad ku kembali di bawa masuk ke dalam ambulance dan laki-laki itu juga ikut masuk ke dalam ambulance. Tak lama kemudian ambulance itu meninggalkan rumah sakit itu di ikuti dengan dua mobil polisi aku bergegas mengikutinya dengan melayang. Ternyata jasad ku di bawa ke kediaman orang tua ku, aku heran bagaimana mereka bisa tahu di mana aku tinggal, yang jelas itu bukan dariku.
Kulihat kedua orang tua ku kaget dengan kedatangan ambulance dan dua mobil polisi itu setelah mereka menjelaskan semuanya ke kedua orang tua ku, dapat ku dengar kedua orang tua ku menangis bahkan tangisan ibuku terdengar sangat histeris begitu tahu apa yang terjadi dengan diri ku. Kembali kudengar laki-laki itu berusaha menghibur ibu ku yang tampak belum percaya dengan apa yang terjadi dan meminta keluarga ku untuk bisa mengikhlaskan kepergian ku dan meminta agar jasad ku segera di sholatkan dan di makamkan dengan layak.
Dua jam kemudian prosesi pemakaman ku selesai aku yang sedari tadi menyaksikan itu semua juga dapat melihat kalau laki-laki itu terus ada di sana dari awal hingga akhir. Setelah semuanya selesai ia pamit untuk pulang karena hari yang semakin sore, aku pun mengikuti laki-laki itu dari kejauhan. Ada setidaknya dua alasan yang membuat ku mengikutinya, pertama aku tidak kuat jika harus terus menerus melihat kesedihan keluarga ku terutama ibuku kedua karena aku sangat penasaran dengan laki-laki itu.
Malampun datang, akhirnya mobil yang mengantar laki-laki itu sampai di sebuah area perkebunan yang telah botak alias tidak ada lagi pohon-pohon yang menjulang tinggi di sana, ku lihat di depan sana ada sebuah beko yang di apit oleh dua alat berat yang aku tak tahu apa namanya dan sebuah tenda dari terpal biru berada tidak jauh dari alat tersebut.
Laki-laki itu keluar dari mobil yang berhenti cukup jauh dari tempat alat itu berada, setelah mengucapkan terima kasih laki-laki itu berjalan ke arah alat tersebut aku kembali mengikutinya dengan sedikit menjaga jarak. Sesampainya di sana aku melihat tiga orang laki-laki yang sepertinya adalah teman-teman dari laki-laki itu berhamburan keluar dari tenda itu, padahal aku hanya mendengar laki-laki itu hanya menyapa mereka, kemudian aku tahu bahwa mereka menyangka bahwa laki-laki itu adalah setan. Aku tertawa kecil mendengar itu semua.
Tak lama kemudian aku mendengar bahwa laki-laki itu hendak mandi, aku melihat ia berjalan ke arah yang berlawanan dengan tenda itu berada kembali aku mengikutinya, namun aku tidak berani mengikutinya sampai ke tempat ia mandi karena bagaimanapun juga aku adalah perempuan dan dia adalah seorang laki-laki.
Aku melayang ke atas sebuah pohon yang cukup tinggi, lalu aku duduk di sebuah cabang pohon itu. Kembali aku teringat akan apa yang telah menimpa diri ku dan kesedihan keluarga ku perlahan aku menangis, tak berselang lama telinga ku menangkap suara geraman dari sekeliling ku, ku edarkan pandangan ku kesekeliling ku dan dapat ku lihat sosok sosok mengerikan berada tak jauh dari ku, aku ketakutan setengah mati melihat mereka semua dan aku kembali menangis karena tidak tahu harus berbuat apa. Cukup lama aku menangis hingga aku mendengar sebuah suara dari bawah pohon
"Yuk jangan nangis di situ, nanti semua orang takut"
Aku melihat ke bawah dan kulihat laki-laki itu telah usai mandi.
Singkat cerita aku pun menceritakan apa yang menimpa ku kepada laki-laki itu yang aku ketahui namanya adalah Ari. Ia kelihatan sedih dengan apa yang menimpa ku itu, saat ia bertanya apa yang akan ku lakukan selanjutnya aku menjawab akan membunuh mereka yang telah membuat aku begini ia tidak setuju dan berkata bahwa ia memiliki cara yang lebih baik, mendengar itu tentunya aku tidak terima dan marah kepadanya sambil aku mengatakan bahwa ia sama saja dengan mereka yang telah membunuhku dan membela mereka. Seketika itu Ari pun marah dan membentak ku, jujur aku takut saat melihat ia marah padahal kan ia manusia sedangkan aku bukan lagi manusia, tapi saat ia marah dapat aku rasakan aura menenangkan yang tadi terpancar darinya berubah menjadi aura yang sangat mengintimidasi ku dan bahkan sosok sosok menyeramkan yang sedari tadi kulihat tak jauh dari kami pun ikut menghilang dan berganti dengan sosok harimau tinggi besar, kera besar dan serigala besar.
Aku hanya bisa menunduk menangis ketakutan segera Ari memeluk ku begitu ia melihat aku yang ketakutan dan dari nada suaranya aku tahu bahwa ia merasa bersalah karena telah marah dan membentak ku, namun aku berkata bahwa itu bukan salahnya tapi salah ku. Dan akupun berkata akan mengikuti caranya, ya aku kini percaya sepenuhnya pada Ari karena aku merasakan ada yang berbeda dari diri Ari dan dari perasaan ku sendiri
Hari dimana aku mati itu adalah hari terburuk, usai nyawa ku terenggut sore itu seperti kata Ari mayat ku di bawa ke hutan yang menjadi areal proyeknya dan di gantung di atas pohon seolah olah kematian ku akibat bunuh diri. Tak banyak yang aku bisa ceritakan karena pastinya sudah banyak yang diceritakan Ari sebelum sebelumnya. Aku hanya akan menceritakan apa yang aku rasakan ketika aku mati sesaat sebelum bertemu Ari dan setelahnya.
Malam itu setelah arwah ku terpisah dari raga ku aku terus mengikuti kedua pelaku yang menyebabkan kematianku (meski sahabat ku itu merupakan pelaku tak langsung) membawa pergi jasad ku pergi, sambil melayang aku terus mengikuti mobil itu yang melaju ke arah yang berlawanan dari desa di mana aku tinggal. FYI, jarak antara kota tempat ku berkuliah dan desa tempat aku tinggal tidaklah jauh hanya berjarak sekitar 30 menit menggunakan kendaraan umum hal itu yang membuat ku memutuskan untuk tidak indekos di kota tempat aku berkuliah.
Setelah sampai di suatu hutan kebun karet mobil itu berhenti dan kedua orang tersebut keluar lalu menggotong mayat ku masuk menembus hutan itu, mereka terus berjalan tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah di rasa cukup jauh mereka berhenti sambil melihat ke atas, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan karena sejak mereka keluar dari dalam mobil tidak ada satu percakapan pun di antara mereka. Setelah sekitar sepuluh menit berlalu tiba tiba laki-laki yang hendak melecehkan ku tadi dan laki-laki itu juga yang telah merenggut nyawa ku berkata.
"Di pohon itu aja" ujarnya sambil menunjuk ke sebuah pohon yang terdapat banyak cabang yang besar.
Tampak si perempuan itu mengangguk setuju dengan usulan itu, bergegas ia membantu laki-laki itu yang sedang memanjat pohon itu sambil membawa mayat ku naik, lalu menyimpulkan tali yang mereka bawa pada cabang pohon yang paling rendah dan lalu menyimpulkan ujung tali yang satu nya ke leher ku, setelah nya ia menjatuhkan tubuh ku sehingga leher ku pun tergantung pada tali itu sekilas ku lihat tubuh mayat ku seperti menggelepar dan aku tidak lagi dapat merasakan suhu tubuh, detak jantung dan tarikan napasnya. Ya sebelum sampai ke tempat itu aku masih bisa merasakan itu semua meski saat itu aku telah menjadi arwah, aku tidak tahu kenapa dan aku mendapatkan jawabannya setelah di jelaskan Ari kelak.
Setelah itu kedua orang itu berlalu dari tempat itu dengan menghembuskan napas lega sepertinya itu semua telah di rancang oleh kedua orang itu untung menutupi penyebab kematian ku yang sebenarnya. Aku hanya bisa menangis sambil menatapi jasad ku, aku saat itu enggan menyusul kedua orang itu karena aku tak mau meninggalkan jasad ku dalam keadaan seperti itu.
Aku terus menangis meratapi nasib ku yang sungguh malang, entah apa salah ku, entah apa perbuatan ku yang dapat menyakiti kedua orang itu sehingga mereka tega merenggut nyawa ku seperti ini, apakah mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan kedua orang tua yang telah bersusah payah membanting tulang demi bisa membiayai kuliah ku?, apakah mereka tidak memikirkan bagaimana harapan orang tua? Kenapa di dunia ini harus ada orang sejahat mereka.
Tak terasa pagi pun datang, sayup dari kejauhan aku mendengar suara deru mesin dan ku lihat pohon-pohon di kejauhan berjatuhan, aku tak tahu apa yang terjadi tapi kemudian aku kembali mengabaikan itu semua dan terus saja menangis. Tak lama kemudian suara deru mesin itu aku dengar dan sudah berada tidak jauh dari tempat ku berada, tapi aku masih tidak bisa melihat suara mesin apa itu, setelah beberapa pohon yang berdiri tidak jauh dari ku tumbang aku baru bisa melihat mesin apa itu.
Ternyata itu adalah sebuah beko/backhoe( masyarakat awam di desa ku menyebutnya begitu belakangan aku baru tahu nama mesin itu dan bedanya dengan beko/backhoe dari Ari). Aku melihat beko itu menuju ke arah ku, aku segera menjauh dari benda tersebut takut tertabrak olehnya lalu kemudian aku sadar bahwa aku sudah mati.
"Oh iya aku kan udah mati" gumam ku pelan.
Kembali aku perhatikan beko itu yang tiba-tiba saja berhenti bergerak namun masih mengeluarkan deru mesin yang cukup mengganggu pendengaran ku, seorang laki-laki berusia sekitar 30an melongokkan kepalanya keluar dari sebuah ruangan yang aku tahu namanya cabin keluar menatap ke arah jasad ku, ia terlihat kaget bercampur rasa takut yang tergambar jelas di wajahnya, dengan terburu-buru ia mematikan beko itu lalu keluar dari cabin dan berlari meninggalkan bekonya.
"Aneh kenapa dia lari ya? Kan aku tidak menganggunya dan belum tentu juga dia bisa melihatku" tanya ku dalam hati.
Sekitar setengah jam kemudian aku lihat banyak orang yang menuju ke arah ku bergegas aku bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari pohon jasad ku tergantung.
"Aneh kenapa aku harus sembunyi kan aku udah mati" tanya ku lagi
Tapi aku sendiri tidak tahu kenapa aku merasa takut dengan mereka padahal mereka kan masih manusia.
"Permisi yuk, apo dio ayuk nangis di sikak"
Aku kaget mendengar suara yang berasal dari samping ku, cepat aku menoleh dan kulihat seorang laki-laki yang tidak bisa kutebak berapa umurnya, karena wajahnya itu tidak sesuai dengan badannya, wajahnya terlalu baby face untuk ukuran tubuhnya yang tergolong kekar itu. Aku tidak menjawab dan balik badan lalu berlari alias melayang secepat yang aku bisa sehingga aku menghilang dari pandanganya. Setelah aku rass cukup jauh aku berhenti lalu melihat kebelakang, laki- laki itu tidak terlihat aku penasaran dengannya yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.
"Siapa dia? Dia manusia kan? Kenapa dia bisa melihatku?" kembali aku bertanya-tanya
Karena penasaran aku kembali melayang ke arah jasad ku berada dan memilih untuk mengawasi dari jauh. Sesampainya di sana aku melihat bahwa jasad ku sudah di turunkan oleh beberapa orang berseragam polisi, aku melihat laki-laki yang menyapa ku jongkok di dekat jasad ku dan memegang kepala ku, aku tak mengerti apa yang di lakukannya dan aku juga tidak bisa mendengar percakapan mereka karena jarak ku yang lumayan jauh.
Tak lama kemudian jasad ku di bawa masuk ke dalam ambulance dan orang-orang yang berseragam polisi itu masuk ke dalam mobil mereka bersama laki-laki yang mengendarai beko tadi dan laki-laki yang menyapa ku, dan kerumunan orang-orang pun bubar takala mobil polisi dan ambulance mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Aku mengikuti mobil itu pergi karena aku penasaran akan di bawa kemana jasad ku.
Ternyata ambulance itu membawa jasad ku ke sebuah rumah sakit, sedangkan mobil polisi yang membawa polisi-polisi itu dan 2 laki-laki tadi aku tidak tahu kemana karena fokus ku ada pada jasad ku yang di keluarkan dari ambulance dan di bawa masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Aku tentunya heran akan di apakan jasad ku itu, bergegas aku mengikuti langkah mereka yang membawa jasad ku.
Sepanjang jalan aku dapat melihat orang-orang di sekitar ku yang tampak tidak bisa melihat keberadaan ku, tapi tidak dengan seorang anak kecil yang bersembunyi di balik tubuh ibunya ia menatap takut ke arah ku, aku tidak tahu kenapa tapi aku tidak terlalu memikirkannya kembali aku mengikuti langkah mereka yang masuk ke sebuah ruangan yang belakangan aku ketahui bahwa itu adalah ruangan autopsi.
Aku enggan masuk ke dalam karena aku merasakan hawa di rumah sakit itu tidak nyaman sekilas aku melihat sosok-sosok yang sangat menakutkan aku lalu memutuskan untuk menunggu di luar rumah sakit itu saja karena aku sangat takut dengan sosok-sosok itu yang menatapku tidak suka.
Dua jam berlalu aku kembali melihat beberapa orang polisi yang sama seperti yang aku lihat di hutan itu, dan laki-laki yang menyapa ku ada di antara polisi itu aku tak tahu apa yang dilakukan mereka di rumah sakit ini, aku tidak berani mendekati laki-laki itu karena aku merasakan ada aura aneh pada laki-laki itu aku tidak tahu aura apa itu yang jelas aura itu tidak menakutkan tapi bisa membuat ku merasa segan dengan laki-laki itu.
Tak lama kemudian aku melihat jasad ku kembali di bawa masuk ke dalam ambulance dan laki-laki itu juga ikut masuk ke dalam ambulance. Tak lama kemudian ambulance itu meninggalkan rumah sakit itu di ikuti dengan dua mobil polisi aku bergegas mengikutinya dengan melayang. Ternyata jasad ku di bawa ke kediaman orang tua ku, aku heran bagaimana mereka bisa tahu di mana aku tinggal, yang jelas itu bukan dariku.
Kulihat kedua orang tua ku kaget dengan kedatangan ambulance dan dua mobil polisi itu setelah mereka menjelaskan semuanya ke kedua orang tua ku, dapat ku dengar kedua orang tua ku menangis bahkan tangisan ibuku terdengar sangat histeris begitu tahu apa yang terjadi dengan diri ku. Kembali kudengar laki-laki itu berusaha menghibur ibu ku yang tampak belum percaya dengan apa yang terjadi dan meminta keluarga ku untuk bisa mengikhlaskan kepergian ku dan meminta agar jasad ku segera di sholatkan dan di makamkan dengan layak.
Dua jam kemudian prosesi pemakaman ku selesai aku yang sedari tadi menyaksikan itu semua juga dapat melihat kalau laki-laki itu terus ada di sana dari awal hingga akhir. Setelah semuanya selesai ia pamit untuk pulang karena hari yang semakin sore, aku pun mengikuti laki-laki itu dari kejauhan. Ada setidaknya dua alasan yang membuat ku mengikutinya, pertama aku tidak kuat jika harus terus menerus melihat kesedihan keluarga ku terutama ibuku kedua karena aku sangat penasaran dengan laki-laki itu.
Malampun datang, akhirnya mobil yang mengantar laki-laki itu sampai di sebuah area perkebunan yang telah botak alias tidak ada lagi pohon-pohon yang menjulang tinggi di sana, ku lihat di depan sana ada sebuah beko yang di apit oleh dua alat berat yang aku tak tahu apa namanya dan sebuah tenda dari terpal biru berada tidak jauh dari alat tersebut.
Laki-laki itu keluar dari mobil yang berhenti cukup jauh dari tempat alat itu berada, setelah mengucapkan terima kasih laki-laki itu berjalan ke arah alat tersebut aku kembali mengikutinya dengan sedikit menjaga jarak. Sesampainya di sana aku melihat tiga orang laki-laki yang sepertinya adalah teman-teman dari laki-laki itu berhamburan keluar dari tenda itu, padahal aku hanya mendengar laki-laki itu hanya menyapa mereka, kemudian aku tahu bahwa mereka menyangka bahwa laki-laki itu adalah setan. Aku tertawa kecil mendengar itu semua.
Tak lama kemudian aku mendengar bahwa laki-laki itu hendak mandi, aku melihat ia berjalan ke arah yang berlawanan dengan tenda itu berada kembali aku mengikutinya, namun aku tidak berani mengikutinya sampai ke tempat ia mandi karena bagaimanapun juga aku adalah perempuan dan dia adalah seorang laki-laki.
Aku melayang ke atas sebuah pohon yang cukup tinggi, lalu aku duduk di sebuah cabang pohon itu. Kembali aku teringat akan apa yang telah menimpa diri ku dan kesedihan keluarga ku perlahan aku menangis, tak berselang lama telinga ku menangkap suara geraman dari sekeliling ku, ku edarkan pandangan ku kesekeliling ku dan dapat ku lihat sosok sosok mengerikan berada tak jauh dari ku, aku ketakutan setengah mati melihat mereka semua dan aku kembali menangis karena tidak tahu harus berbuat apa. Cukup lama aku menangis hingga aku mendengar sebuah suara dari bawah pohon
"Yuk jangan nangis di situ, nanti semua orang takut"
Aku melihat ke bawah dan kulihat laki-laki itu telah usai mandi.
Singkat cerita aku pun menceritakan apa yang menimpa ku kepada laki-laki itu yang aku ketahui namanya adalah Ari. Ia kelihatan sedih dengan apa yang menimpa ku itu, saat ia bertanya apa yang akan ku lakukan selanjutnya aku menjawab akan membunuh mereka yang telah membuat aku begini ia tidak setuju dan berkata bahwa ia memiliki cara yang lebih baik, mendengar itu tentunya aku tidak terima dan marah kepadanya sambil aku mengatakan bahwa ia sama saja dengan mereka yang telah membunuhku dan membela mereka. Seketika itu Ari pun marah dan membentak ku, jujur aku takut saat melihat ia marah padahal kan ia manusia sedangkan aku bukan lagi manusia, tapi saat ia marah dapat aku rasakan aura menenangkan yang tadi terpancar darinya berubah menjadi aura yang sangat mengintimidasi ku dan bahkan sosok sosok menyeramkan yang sedari tadi kulihat tak jauh dari kami pun ikut menghilang dan berganti dengan sosok harimau tinggi besar, kera besar dan serigala besar.
Aku hanya bisa menunduk menangis ketakutan segera Ari memeluk ku begitu ia melihat aku yang ketakutan dan dari nada suaranya aku tahu bahwa ia merasa bersalah karena telah marah dan membentak ku, namun aku berkata bahwa itu bukan salahnya tapi salah ku. Dan akupun berkata akan mengikuti caranya, ya aku kini percaya sepenuhnya pada Ari karena aku merasakan ada yang berbeda dari diri Ari dan dari perasaan ku sendiri
bauplunk dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup