Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance



Quote:


PROLOG


Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya




Quote:


Spoiler for Jangan di Buka:
Diubah oleh aguzblackrx Kemarin 05:18
merlianarian457
imron444
vickotebee
vickotebee dan 15 lainnya memberi reputasi
16
7.4K
701
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
#150
Part 27
#Dia Kembali

Pagi tiba, rutinitas sekolah sudah dimulai kembali. Akan tetapi Merry masih belum bisa masuk sekolah , buktinya aku masih duduk sendirian dibangku paling belakang. Sesuai janji aku akan kembali ke rumahnya Merry namun aku sudah mempersiapkan air doa yang diberikan Mbah Wawan.

Menurut beliau teman ku terkena gangguan makhluk halus sehingga membuatnya termenung sebagian kesadarannya hilang dibawa makhluk halus. Karena itu bukan urusan ku melainkan keluarga nya aku hanya bisa membantu sebisa ku saja. Semoga saja dengan doa Merry cepat kembali pulih seperti semula.

Saat di kelas , Hesty masih tidak berubah , dia lebih sibuk dengan buku novel nya. Introvert seperti dia begitu susah untuk diterka isi hati nya. Saat masuk kelas dia sudah terlihat memegang sebuah buku novel.

Untuk mencairkan suasana akupun berniat mengajak makan dikantin nanti saat jam istirahat. Selama pelajaran berlangsung suasana kelas tampak normal dengan pelajaran yang cukup berat, matematika dan fisika merupakan pelajaran yang cukup sulit bagiku.

Sampailah waktu istirahat tiba, seperti kemarin Hesty nampak sudah siap dengan air mineral nya hendak keluar kelas. Dengan sigap aku menghampirinya , meski ragu dan canggung aku rasa perlu memperbaiki hubungan ini bagaimana pun caranya.

"Hay... Hmmm mau ke kantin ?" Ucap ku membuka obrolan

Hesty yang sudah berdiri memandang ku cukup datar.

"Aku mau ke perpus" jawab nya cukup datar

Dari pada ngajak ke kantin fikirku lebih baik mengikuti dirinya saja

"Oh, hmm boleh ikut?" Tawar ku pada Hesty

Matanya menoleh ke arah luar seperti memikirkan sesuatu .

"Hmm ... Kamu suka baca juga? " Tanya Hesty terbalik

"Baca? Iya suka hehe , beneran boleh ?" Ucap ku berbohong

"Ya , terserah kamu mau atau gak" ucap Hesti

Misi ku akhirnya berhasil , nampak Hesty sedikit berubah lebih menerima ku kali ini, mungkinkah dia sudah melupakan kejadian tempo hari ? kami pun berjalan menuju perpustakaan sekolah yang harus melewati ruang kantor dan TU.

Setelah masuk ke ruang perpustakaan seperti biasa kami melakukan registrasi, tidak banyak siswa yang masuk ke perpustakaan, di jaman serba canggih ini. Kebanyakan siswa lebih memainkan hp dan bermain game. Akan tetapi Hesty berbeda dia seperti sangat menyukai buku .

Aku hanya mengikuti nya saja dan berpura pura memilih milih buku. Satu buku diambilnya sebuah buku bertulisan sastra Indonesia dengan ukuran lebih besar dari buku lainnya.

"Buku apaan tuh hes ? Tanya ku padanya yang sedang membuka lembar demi lembar kertas yang nampak sudah menguning

"Buku sastra, kamu mau baca apa Gas?" Jawab nya sambil menyebut nama ku.

Dengan sigap akupun mengambil buku yang tidak jauh dari posisiku. Tanpa melihat covernya aku mengambil buku itu dan langsung menunjukan ke pada nya

Hesty pun malah tertawa , buku yang cukup tebal itu belum sama sekali aku melihat covernya. Hanya saja cukup berat. Dengan tawa nya membuat air wajahnya kembali ke mode awalnya. Cantik manis dan bersahabat.

"Masa sih iseng baca kamus ?" Tanya Hesty

Aku yang baru sadar lalu melirik buku tersebut , malu itulah yang ku rasakan jelas jelas memang buku kamus bahasa Indonesia setebal itu tidak untuk dibaca melainkan untuk disadur dengan buku lainnya.

"Oh iya ya, kirain buku cerita hehe" jawab ku terkekeh dengan tangan menggaruk.garuk kepala meski tidak gatal.

Akupun mencari buku lain dan menemukan buku sejarah peradaban , aku memang lebih suka tentang fakta sejarah apalagi sejarah dunia beserta bangunannya.

"Kita duduk disana aja " ajak Hesty yang membuat ku senang

Setelah duduk posisi kami saling berhadapan tentu saja aku bisa melihat seluruh wajah cantik Hesty . Bibir tipis nya membuat ku tidak bisa berkedip dalam arti lain.

Seperti terbius oleh buku mata jelita nya memandang satu demi satu barisan huruf didalam buku tersebut.

"Gas, gimana keadaan Mery ?" Tanya Hesty sambil fokus membaca buku sastra itu.

Aku yang mendengar pertanyaan nya cukup canggung apalagi Hesty pernah merasa cemburu dengan Merry.

"Dia sedang sakit. Tapi aneh penyakitnya , dia kadang bengong dan kadang ngamuk ga jelas . Kata keluarga nya sudah dibawa ke dokter dan tidak ada penyakit. " Jelas ku pada Hesty lalu matanya melirik ke arah ku . Buku yang dibacanya kemudian ditutup

"Jadi kamu udah ke rumahnya ?" Tanya Hesty yang membuat jantung ku berdegup takut salah berucap

"Iya kemarin sih udah " jawab ku singkat dengan perasaan gerogi

"Anter aku yah ke rumahnya nanti sepulang sekolah, kasian juga " sahut Hesty yang membuat ku tersenyum lega

"Ok, bareng sama aku aja di motor " ajak ku pada Hesty

"Iya... Sekalian kita mampir ke toko buah" ucapnya

"Sebenarnya kemarin aku lihat kamu jalan sendiri sore hari pas aku sepulang dari rumah merry , anehnya kamu ga nyahut " ucap ku yang membuat kening Hesty mengkerut

" Masa sih? Aku kan ga kemana mana kalau udah sore hari. Bagas lihat dimana?" Tanya Hesty heran

"Kan rumah Hesty dan Merry kan satu komplek hanya saja beda gang . Saat aku keluar gang dari rumah Merry aku melihat Hesty yang lagi jalan sendirian masuk ke rumah kosong " jawab ku

"Terus kamu kejar ? "

"Pas aku kejar , yang muncul makhluk berkepala anjing " jawab ku pada Hesty

Hesty yang mendengarnya pun terkejut

"Kau melihatnya juga gas? . Itu makhluk sempat muncul di depan rumah dan disamping rumah ku , udah beberapa hari ini semenjak kita pulang dari kemah " jawab nya

"Apa tujuannya yah? Terus kamu diserang ga?" Tanya ku pada Hesty yang nampak sedikit khawatir

"Kemunculannya kemarin dihadang oleh jin penjaga ku. Untung saja jin penjaga ku bisa mengatasinya hanya saja dia terluka kemarin dan dalam pemulihan " ucap Hesty yang tak kalah membuat ku terkejut.

"Aku khawatir banyak kasus pembunuhan di kota ini dan kota lain itu ada hubungannya dengan makhluk itu " sambung Hesty yang membuat ku kembali terkejut

"Haaa? Kota kita dan kota lain juga?" Ucap ku tak percaya

"Kemarin youtuber mati di kota Wonosobo Jawa tengah Dan dari semua kasus merupakan konten kreator horor , aku yakin mereka kelompok yang sama yang melakukan pembunuhan itu" ucap Hesty menjelaskan

"Kemarin saja aku hampir kehilangan nyawa , padahal aku buka konten kreator , apakah ada modus lain?" Tanya ku pada Hesty

"Satu lagi, sebagian besar korban mengaku dirinya anak indigo " ucap Hesty yang semakin menguatkan motif pembunuhannya

"Jadi pelakunya mencari korban konten kreator dan anak indigo , kita dalam bahaya Hes " ucap ku pada Hesty

"Iya. Itu yang aku khawatir kan. Tapi Angga dia sama sekali tidak memliki jin penjaga seperti kita " ucap Hesty .

Mendengar nama siswa itu membuat ku merasa tidak nyaman karena sikapnya yang aneh terhadap Hesty apalagi beberapa kali aku menemui mereka berduaan.

"Semoga aja kita dalam lindungan Allah , " ucap ku berharap menatap mata indah Hesty

"Iya, makanya kita harus waspada "

Obrolan kami pun berhenti karena bell masuk sudah tiba. Lalu kami kembali ke kelas akan tetapi karena belum makan apa apa aku mengajak Hesty untuk mampir di kantin sekolah untuk membeli satu bungkus roti. Hesty pun tersenyum padaku dan menepuk pundak.

Sebungkus roti diberikannya pada ku, roti terebut sengaja di kantonginya sejak tadi sebelum ke perpustakaan. Akupun sangat senang dengan perubahan Hesty seperti awal kami bertemu. Baik dan manis.

Pembelajaran berlangsung seperti biasa kali ini aku bisa lebih semangat karena tidak diduga kali ini aku tidak sendirian di bangku. Hesty bisa bisanya dia duduk disebelah ku. Perasaan ku semakin melambung tinggi seperti balon gas yang terbang tanpa henti. Tentu saja kami kembali menjadi bulan bulanan anak anak.

Alasan Hesty duduk bersama ku karena pelajaran seni budaya akan praktek menggambar. Dimana Hesty tidak begitu piawai dalam menggambar sehingga dia meminta bantuan ku agar dibuatkan sketsa nya. Jadi Hesty nantinya hanya memberikan sentuhan warna yang dia inginkan saja.

Akupun tidak menolak nya dan senang saja dengan permintaanya yang dirasa tidak berat.

Pelajaran hari ini pun ditutup dengan pelajaran fisika. Pelajaran paling sulit yang aku pelajari, anehnya nampaknya Hesty sangat menyukai fisika. Dilihat dari beberapa kali dia bertanya pada guru tentang materi yang dibahasnya. Kalau aku sendiri justru lebih suka pelajaran seni tadi. Menggambar merupakan favorit ku sejak SD.

Setelah bell pulang kami pun janjian di gerbang sekolah setelah suasana siswa sepi tujuannya Agar Aryo tidak melihat kami berdua. Itukah saran dari Hesty .

Suasana sekolah lumayan sudah lengang, banyak siswa telah pulang dengan membawa kendaraan dan menaiki angkot. Akupun sengaja menunggu di parkiran dan membiarkan geng Aryo keluar gerbang. Akupun menuju gerbang dan menunggu Hesty keluar dari persembunyiannya (kantin).

"Gimana aman?" Tanya Hesty

"Udah aman. Para kambing udah lewat " mendengar ucapan ku Hesty pun terkekeh

"Anak orang masa disebut kambing ?, kalau orangnya denger kamu yang repot " ucap Hesty memperingatkan

"Sekarang aku udah bisa bela diri, kalau mereka menganggu bisa aku hadapin " jawab ku pede menepuk dada ku

"Huss jangan takabur. Nanti celaka , udah ah keburu sore " timpal Hesty menepuk pundaku satu kali

"Iya tuan putri ," jawab ku singkat

Lalu kami pun berangkat menuju toko buah yang dijanjikan. Sebuah toko buah berukuran besar, banyak sekali buah buahan yang dijajakan tertata rapih . Aku sempat berfikir kenapa Hesty mau membeli buah buahan padahal Merry adalah orang berada dan mungkin di rumahnya banyak.

Hesty memilih buah apel merah, jeruk, Pir dan buah jeruk Sunkist masing-masing 1 kg. Setelah semua dibayar kami pun bertolak ke rumah Merry . Secara tidak langsung kami menuju rumah Hesty juga.

Sesampainya di depan rumah Merry kami disambut oleh bapak satpam , dibawah kumis tebanya tersungging senyuman khas nya.

"Eh dek Bagas, ayo masuk " seru pak satpam lalu membuka pintu gerbang

"Gimana pak boleh masuk ?"

"Iya. Boleh , kebetulan ibu sedang ada di rumah kecuali bapak gak ada " ucap pak satpam

Lalu beliau meminta kami untuk menunggu di pos penjagaan dan masuk ke dalam rumah untuk konfirmasi dari orang tua Merry bahwa ada teman teman satu kelasnya.

Setelah mendapat izin kamipun dipersilahkan masuk ke dalam rumah yang cukup megah itu. Kami disambut oleh ibu nya Merry cukup ramah .

"Oh ini teman temannya Merry ya?" Tanya mamah Merry


"Iya Tante, kami mau jenguk Merry , sekarang bagaimana keadaanya ?" Tanya Hesty

"Bisa dilihat oleh adek sendiri, sekarang papah nya Merry lagi mencari orang pintar . Kondisi Merry aneh nak" jawab mamah nya Merry dengan nada sendu


"Aneh gimana Tante?"

"Tatapannya kosong, kadang teriak teriak, kadang normal terus begitu lagi dan berulang. Yang Tante khawatirkan itu susah makan." Ucap mamahnya Merry

Setalah obrolan kecil kami pun dipersilahkan untuk masuk ke kamar nya, kali ini Merry sedang duduk di pinggiran kasurnya dengan memakai pakaian piyama.

Kedatangan kami seperti tidak disadari , tatapannya kosong ke arah tembok berwarna putih .

Mamahnnya Merry meninggalkan kami berdua di kamarnya Merry , beliau memberi saran agar mengajak Merry untuk kembali ke dalam kehidupan sehari-hari nya.

Setelah mamah Merry keluar kamar , Hesty sempat memandang kasihan pada nya karena tubuh teman satu kelasnya itu tampak lebih kurus dalam hitungan hari. Wajahnya pucat pasi seperi mayat.

"Mer, apa kamu sudah baikan? " Tanya Hesty membuka pembicaraan

Tidak ada reaksi dari Merry dia hanya tetap mematung tanpa sepatah kata pun.

Aku yang terikat dengan air pemerintah bah Wawan segera dikeluarkan nya lalu sesuai petunjuk bah Wawan air itu harus diminumkan dan di usapkan ke wajah nya.

Sebuah botol plastik bening ku ambil dari dalam tas ku. Tak lupa gelas yang ada di meja disisinya oleh air doa. Sebelum memberikannya ku bacakan dengan surat alfatihah 3 kali dan meniupkannya.

Aku yang merasa kurang enak, meminta pada Hesty untuk memberikan minum air doa yang ku bawa, dengan sigap air itu di raihnya lalu di arahkan ke mulut Merry.

Akan tetapi baru saja gelas itu di dekatkan, tiba tiba saja gelas itu melayang dan jatuh ke lantai

"Prannkkk "

Seketika wajah muram Merry menatap kami berdua , matanya melotot merah , lalu kedua tangan Merry malah mencekik leher Hesty dan berkata

"Jangan ikut campur bila kalian ingin selamat" ucap Merry dengan suara yang berat

Ekspresi hesty terkejut dan merasa kesakitan dengan cekikan yang dirasa cukup kencang itu. Kedua tangannya sempat mencoba untuk melepaskannya akan tetapi karena cukup kuat Dengan sigap akupun segera melepaskannya cengkraman di leher Hesty hingga akhirnya dapat dilepaskannya. Kami pun sedikit menjauhi Merry.

Setelah itu akupun melakukan perintah yang kedua yaitu mengusapkannya air doa di wajah nya. Dengan sigap aku ambil air sedikit dan dibacakannya air doa itu dengan surat alfatihah dan solawat nabi. Karena mengusapkannya dirasa tidak mungkin maka aku mengambil air segenggam dan mempercikan airnya tepat diwajah Merry. Meski reaksinya tetap sama akan tetapi itu cukup sudah usaha yang bisa aku lakukan.

Hesty nampak sibuk mengambil benda di dalam tasnya , Beberapa buah yang sempat dipisahkan oleh Hesty diletakkannya disekitar pojokan kamar Merry. Entah apa yang dilakukannya

"Hes. Apa yang kamu lakukan? Buah nya koq diletakan di beberapa sudut kamar sih?" Tanya ku heran

"Buah itu tak akan bisa melepaskan pengaruh makhluk yang ada dalam diri Merry, akan tetapi bisa untuk mengalihkan perhatian mereka sementara waktu dan membiarkan merry mengambil buah itu dan memakannya saja. Makhluk makhluk disini senang dengan apel merah " jelas Hesty . Akupun. Hanya termanggut manggut meski kurang paham.

Kamu pun berdamai dengan makhluk yang ada didalam tubuh Merry dengan membiarkan merry kembali dengan sikapnya mematung memandang ke arah tembok. Untung saja keributan kecil tadi seperti tidak didengar oleh pemilik rumah.

"Gas, kita harus mencari sebagian Sukma Merry yang hilang , apa kau mau membantu ku?" Tanya Hesty

"Gimana caranya? " Tanya ku balik

"Kau sudah bisa merogo Sukmo?" Tanya Hesty

"Belum Hes, bukannya itu ilmu tingkat tinggi , " jawab ku

"Sekalian belajar , Untuk lebih aman , lebih baik di rumah ku saja , disini banyak mahluk gaib lain yang akan menganggu prosesi nya " ucap Hesty

Mendengar ajakannya aku sempat ragu dengan jin penjaganya yang pernah mencelakaiku .

"Jin penjaga mu gimana? Aku takut malah sama dia " ucap ku pada Hesty

"Tidak masalah , dia sedang masa pemulihan jadi sedang tidak ada di rumah dalam beberapa hari " jawab Hesty

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku menyanggupi permintaan Hesty . Tapi demi keselamatan teman ku , aku rela berkorban dan menunjukan keberanian ku.

Setelah itu kamipun pamit pada orang tua merry. Sedangkan Merry masih bersikap seperti itu karena memang bukan dia seutuhnya saat ini. Untungnya setelah diberikan air doa dia lebih tampak tenang dan tidak mengamuk seperti tadi.

"Maaf ya dek Bagas dan dek Hesty, terima kasih udah mau jenguk , terima kasih buahnya ya. Jadi ngerepotin " ucap mamah nya Merry

"Ga apa apa Tante, kami juga hanya bisa berusaha saja. Semoga besok Merry bisa kembali ke sekolah . Insya Allah besok atau lusa kami kembali kesini " ucap ku pada mamahnya Merry

Saat kami keluar rumah dan diantar oleh mamahnya Merry sampai pintu depan. Terdengar suara tawa dari lantai 2 tepatnya dari kamar Merry. Suaranya seperti seorang yang sedang bercanda dengan orang lain.

Aku dan Hesty sempat saling memandang akan tetapi mamah Merry seperti tidak memperdulikan suara itu atau beliau memang tidak mendengar suaranya?

Spoiler for trailer :

Spoiler for spoiler:
Diubah oleh aguzblackrx 11-05-2024 23:29
kedubes
DigaMylife
qthing12
qthing12 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup