aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance



Quote:


PROLOG


Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya




Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 11-05-2024 15:23
Mr. DAY
spaghettimi
f4r1ds
f4r1ds dan 12 lainnya memberi reputasi
13
6K
608
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
#128
Part 23


#kesepakatan


Tok ..tok ..tok


Sebuah ketukan pintu tidak memecahkan konsentrasi Merry yang sedang membaca mangga Attack on Titan volume 4. Akan tetapi karena terlalu asyik sampai sampai Merry tidak menoleh ke arah suara ketukan tersebut.


"Masuk aja "


Kreekk... Ngeeeekkk


Derit dari suara pintu dibuka terdengar jelas di telinganya, suara langkah kaki yang sudah ia kenal memasuki ruangan kamarnya akan tetapi tidak ada suara sama sekali. Merry seolah tidak memperdulikan siapa yang membuka pintu. Sebuah benda terdengar di letakan di atas meja. Namun Merry tidak melihatnya karena posisinya membelakangi pintu masuk kamar.


Tap


Kebiasaan makan sore Merry yang selalu diantar makanan ke kamarnya oleh pembantu membuat kebiasaan ini sudah disadari olehnya. Sang pembantu akan mengantarkan makanannya saat sore hari sekitar jam 5 sore. Apalagi kebiasaan ini disebabkan kesibukan orang tua Merry yang selalu pengusaha besar sehingga kuality time buat keluarga sangat minim . Akibatnya Merry hanya mengurung diri di kamar seharian dan menghabiskan waktu dengan membaca komik kesukaannya.


Seseorang yang sudah diduga adalah pembantunya kali ini tidak mengucapkan sepatah kata pun kepadanya. Sempat dalam benak Merry bertanya tanya akan tetapi karena sudah jadi kebiasaan maka Merry tidak begitu memperdulikan.


Brughhh


Pintu pun tertutup cukup keras hingga Merry sedikit terperanjat. Wajah kebingungan dan kesal cukup membuat emosi Merry naik.


"Sialan , pembantu kurang ajar. Banting pintu sembarangan" gerutu Merry lalu menoleh kearah pintu .


Wajah kesalnya tidak bisa tutupi lagi akan tetapi aneh memang pembantunya tidak biasanya bersikap seperti itu. Akan tetapi rasa kesal Merry pun sekejap hilang manakala ada suara seseorang berlari.


Dug dug dug


Suara lari itu seperti mondar mandir di di depan kamarnya. Merry pun bangkit menghampiri pintu tadi. Saat bangkit sempat matanya melirik ke arah meja yang tadi diletakan makanan.


"Loh koq gak ada apa apa?" Ucap Merry lirih dan kembali melirik ke area lain dan sama sekali tidak menemukan makanan yang biasanya ia dapatkan


Dia pun berjalan ke luar hendak memeriksa siapakah yang berlari bolak balik dari depan kamar. Saat pegangan daun pintu disentuh terdengar suara dari arah luar dengan cepat seperti berlari .


"Main kak....."


Suara anak kecil yang jelas sekali dibalik pintu dan bergerak seperti menuruni tangga sambil tertawa riang.


"Sial, mereka lagi. Tapi masa iya sih jam segini? " gumam Merry yang mulai ketakutan padahal suasana masih terang di luar kamar.


Saat pintu telah dibuka suasana lorong lantai dua begitu sunyi , tidak biasanya lampu sudah menyala jam segini. Merry pun berjalan menuruni tangga dan hendak ke arah dapur untuk menegur pembantu yang tadi menutup pintu dengan keras.


Langkah Merry begitu cepat apalagi perutnya sudah mulai terasa lapar. Sesampainya di dapur terlihat pembantunya sedang mencuci piring namun seperti di hentak hentakan dengan keras.


"Bi, ....." Bentak Merry cukup keras


Akan tetapi pembantunya sepetinya tidak bergeming dan terus melanjutkan aktivitasnya tanpa menoleh sedikit pun bahkan sekedar menjawab bentakan dari Merry.



"Bibi... Kenapa ga nyahut?" Bentak lagi Merry pada pembantunya lalu kegiatan cuci piring nya berhenti. Keduanya pembantu tadi yang memegang perabotan kini turun diantara kedua pahanya tanpa menutup keran.


"Bi... Tadi kenapa pintu kamar dibanting sih? Nanti aku laporin sama papah " ucap Merry dengan sedikit diturunkan bentakannya.


Akan tetapi sosok pembantu Merry mesih saja berdiri mengerjakan aktivitas nya tanpa reaksi apapun dari seruan merry.


"Bii.... " Ucap Merry terhenti manakala pembantunya mulai menoleh ke belakang.


Hal yang membuat aneh adalah pergerakan leher nya yang bergerak pelan memutar. Pergerakan tanpa membalikan badan membuat siapapun yang melihatnya pasti bergidik ngeri.


Seperti terpaku dan terhipnotis Seketika badan Merry kaku, napasnya terasa berat dan berkeringat dingin. Rasa ngeri dan takut serta heran bercampur menjadi satu. Mulut Merry menganga tanpa suara.


Wajah pucat pasi serta senyum menyeringai aneh terlukis diwajah sosok itu dengan tubuh yang masih menghadap ke wastafel akan tetapi wajahnya menghadap kepada Merry.


"S s set tt ..." Ucap Merry terbata bata sambil menunjuk mengarahkan ke arah sosok itu. Kaki dan tangan Merry yang mulai lemas tak kuasa menopang tubuhnya sendiri dan hampir jatuh namun tangan berusaha meraih kursi pada meja makan.


Deghhh


"Non.... Non Merry "

Tiba tiba saja terdengar seseorang memanggil namanya dari arah belakang. Mata Merry terbelalak lalu mencoba menoleh ke arah sumber suara dan sebuah tangan meraih bahu dan pinggang Merry yang hampir jatuh dengan cepatm


"Non.... Kenapa ? " Tanya sosok itu heran dengan ekspresi wajah Merry seolah shock


"Bi....irah? " Sahut Merry


Ternyata sosok yang ada dibelakang Merry adalah pembantu nya. Napas Merry cukup tersengal sengal dan tidak percaya dengan semua yang terjadi. Lalu kembali mata Merry melirik ke arah depan wastafel yang ada sosok tadi. Dan sosok itu sudah tidak ada di tempatnya.


"Non Merry kenapa ? Sakit? " Sahut Bu irah yang nampak kebingungan dengan ekspresi pada Merry.


Bi irah pun membopong tubuh Merry duduk di ruang tengah dan mendudukkannya diatas sopa.


Bi.... i .. it itu " ucap Merry yang menunjuk ke arah dapur .

"Aduhh non itu kenapa ? Pelan pelan saja. Bibi ambilin minum dulu ya?"


Tak lama bi irah pun kembali ke ruang tengah dengan membawa air minum


"Non Merry sejak kapan pulang? Koq bibi ga tau yah" ucap bi irah sambil mengarahkan minum ke mulut Merry


Sebuah tarikan napas setelah meminum seteguk air membuat Mery cukup memilki tenaga untuk menjawab setiap pertanyaan dari pembantunya.


"aku ga abis kemana mana seharian aku di kamar koq. Tadi bukannya Bi irah lagi cuci piring , lalu aku tegor tapi ga nyahut " Ucap merry menjelaskan


"Bibi barusan denger ada suara teriakan setelah beli sate. Ternyata Non Merry ada disini , non kenapa seperti ketakutan " ucap bi irah seraya mendekati tubuh Merry yang gemetaran.


"Tadi pas ada yang cuci piring dia dikira bi irah. Ternyata hantu serem wajahnya menyerupai bi irah tapi kepala nya kebalik" ucap Merry sambil menggidik ngeri.


Ekspresi pembantu itu pun terkejut melirik kanan kiri di ruang itu seperti mencari sesuatu akan tetapi dari raut wajahnya seperti ketakutan.


" Ih non tadi juga non Merry bilang ke bibi mau pergi keluar sama temennya dan akan pulang besok. Terus yang tadi siapa yah non? Ucap bi irah seraya mengusap pundaknya


" Ya ga tau bi. Ga beres ini rumah " ucap Merry sambil mengedarkan pandangannya


Pesss


Dalam obrolan tersebut tiba tiba lampu padam seketika. Ruangan menjadi gelap gulita.


"Bii biii ..... "


Tiba tiba saja suara bi irah menghilang semenjak lampu padam bahkan ketika tangan Merry ingin meraih tubuh dari sosok bi irah tidak didapati nya. Hanya udara kosong yang dia dapat padahal dia tahu betul bahwa posisi duduk bi irah persis ada disamping kirinya.


"Bi biii , Bi irah kemana ?" Seru Merry menanyakan posisi bi irah. Akan tetapi keberadaan bi irah seperti lenyap begitu saja di kegelapan.


Rasa takut pada Merry semakin menjadi jadi. Tubuhnya gemetar hebat dengan napas terengah engah, Apalagi kedua orangtuanya belum juga kembali. Sempat Merry berteriak memanggil manggil nama bi irah akan tetapi tetap saja tidak ada yang menyahut.


Tanpa diduga terdengar suara tawa dari ruangan lantai 2. Suara tawa tadi awalnya hanya samar lalu berubah jelas . Suara tawa dari sosok perempuan akan tetapi itu jelas bukan suara bi irah.


Meskipun gelap akan tetapi daya akomodasi mata sudah menyesuaikan dan mulai terlihat samar samar. Sebuah sosok berdiri di tepi tangga , badannya mirip perempuan akan tetapi tidak begitu jelas bagaimana rupa asli sosok itu.


Merry hanya tertegun dan menganga , jantungnya hampir saja copot seperti tadi , sedih dan bingung serta rasa takut membuatnya hampir pingsan.


Sebuah hp yang ada dikantong nya segera diraih dan mencoba menghubungi kedua orang tuanya akan tetapi tidak ada jawaban , lalu mencoba menelpon satpam yang ada diluar. Aka tetapi sama juga. Suara dering terdengar namun tidak ada jawaban.


Lalu Merry mencoba menelpon Bagas akan tetapi nihil juga. Hingga Merry hanyanbisa meringkuk ketakutan sambil menutup mata dan telinga karena sosok sosok di rumahnya bertambah bermunculan.


Sempat Merry mengirim pesan pada Bagas akan tetapi cukup lama baru dibalasnya.






Bagass .....!


Suara perempuan memanggil namaku memecah syahdunya malam. Akupun terkejut manakala mengenali suara itu.


Pelukan hangat tadi otomatis terlepas sesaat suara itu terdengar jelas membuyarkan rasa kedamaian berubah menjadi keterkejutan.


Mata ku menoleh ke arah suara itu. Ada sosok gadis berjarak 10 meter sedang berdiri mengarah pada ku. Tak jelas wajahnya dalam kegelapan malam akan tetapi postur tubuhnya aku sangat ingat betul siapa kah dia.


"Hes...ty ..." Ucap ku lirih


Tangan nya seperti meremas sebuah benda yang ku kira bungkusan lalu dilemparnya ke tanah, hentakan satu kali dari kakinya yang jenjang seperti menumpahkan kekesalan. Lalu badannya berbalik arah dan berlari ke jauhi kami.


Dengan perasaan yang berkecamuk akupun hendak menyusul dirinya akan tetapi sebuah tangan meraih lengan kiriku mengentikan pergerakan langkah ku.


"Kakang, biarkan saja. Berbahaya bila terlalu dekat dengannya. Jin penjaga nya sudah beberpa kali mencelakai mu dan juga siswa yang menyukai nya sempat mencelakai mu juga" ucap Anna yang membuat ku menoleh ke arahnya .


Wajah teduh Anna membuat ku tersadar akan sebuah rentetan kejadian yang hampir membuat kehilangan nyawa ku.


"Tapi Anna , aku harus menjelaskan semuanya. Aku anggap dia teman ku. " Ucap ku menjelaskan


"Sudahlah kakang, biarkan saja. Ada aku disini untuk mu" ucap Anna lalu memalingkan wajah ku ke arahnya


Sebuah serangan yang tidak diduga kecupan bibir Anna mendarat di bibir ku. Lalu memeluk ku begitu erat. Lumatan bibir nya membuatku merasa tersulut birahi. Tanpa terasa tanganku merangkul pinggang Anna. Kami pun bergumul dalam syahdu malam yang dingin berubah menjadi panas.


Akan tetapi


"Hentikan Anna..." Seketika Anna terkejut tubuhnya terdorong oleh kedua tangan ku akan tetapi aku malam menekan gununkan kembar miliknya.


Aku pun jatuh terlutut begitu hina nya diri ini menyadari bahwa apa yang aku lakukan sama rendahnya dengan ratu siluman. Kepala ku tertunduk dan kedua tangan ku jatuh diatas tanah , penyesalan selalu ada diakhir.


Sepetinya Anna pun memahami apa yang aku rasakan


"Maafkan aku kakang. Aku hanya ingin aku tidak terluka " ucap Anna lalu ikut terlutut di atas tanah.


Tangan Anna mencoba menyentuh bahu ku namun aku menolaknya dengan meraih tangannya dan meletakan di kedua pahanya.


"Bukan Anna, aku merasa tidak bisa membantu teman ku saja yang sekarang sedang kesulitan di rumahnya, ditambah lagi perbuatan ku tadi seperti bukan diriku" ucap ku pada Anna dan menoleh ke arah nya


"Baik kakang, aku akan melihat kondisi teman mu. Semoga saja dia baik baik saja" ucap Anna lalu membantu ku untuk bangkit lalu berdiri


"Terima kasih Anna , aku memohon bantuan mu"


"Tapi kakang. Sesuai kehendak junjungan ku, aku tidak bisa menolong selain keturunan mu" jawabnya


"Baiklah Anna, itu pun cukup" ucap ku lalu tersenyum padanya


"Apakah kau memiliki foto nya? Agar aku tahu posisi teman mu " Tanya Anna


"Wah aku ga punya fotonya , gimana dong"


"Pegang tangan ku kakang, lalu konsentrasi rupa wajahnya atau rumahnya " tutur Anna


"Baiklah " akupun memangguk lalu memejamkan kedua mata. Fikiran ku membayangkan wajah Merry dan letak rumahnya.


Kurang dari 2 menit Anna pun memberi kode pada ku. Bahwa dia sudah mengetahui lokasi rumahnya


"Kakang, aku pamit dulu , aura di rumahnya cukup pekat , aku akan melihat kondisi teman mu " ucap Anna lalu meletakan tangan kanannya di depan dada serta kain selendang biru nya yang terselip disela jari manis nya.


"Hati hati Anna, apapun itu katakan semua pada ku" ucap ku pada Anna


Sebuah senyuman dilayangkan Anna , namun masih saja Anna menggoda ku, sebuah kecupan di pipi kanan ku mendarat tanpa aku bisa menghindarinya lalu tubuh Anna menghilang bagaikan ninja.


Wussssshh


Spoiler for Kisah Selanjutnya :
Diubah oleh aguzblackrx 03-05-2024 03:47
sampeuk
kedubes
pulaukapok
pulaukapok dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup