Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
Agama Manichaeisme | Agama (yang pernah) Terbesar di Dunia
            


Pada abad ke-3 M, lahirlah seorang nabi yang dipercaya sebagai nabi terakhir yang telah dinubuatkan kedatangannya di dalam Taurat dan Injil, yang akan menjadi penerus Al-Masih / Mesias, yang akan membawa terang dan kedamaian dunia. Dialah nabi yang disebutkan oleh Yesus di dalam Injil sebagai Parakleitos("Sang Penghibur"). Dialah sang nabi yang menyempurnakan seluruh ajaran para nabi dan para pendiri agama-agama besar terdahulu. Anjay keren gak bahasa gua? emoticon-Leh Uga

Jika kamu mengira nabi terakhir ini adalah Muhammad, maka kamu salah. Muhammad itu hidup di abad ke-7 M. Nabi terakhir yang dimaksud di sini adalah Mani dari Persia. Gua yakin pasti banyak di antara kita yang tidak tahu siapa itu Mani. Mani adalah tokoh relijius dari Persia yang mengklaim dirinya sebagai nabi terakhir yang telah dinubuatkan Taurat dan Injil, yang telah dinubuatkan Yesus sebagai Parakleitos ("Sang Penghibur"), yang telah dinubuatkan Zarathustra sebagai Ahravan (titisan Ahura Mazda), dan yang telah dinubuatkan oleh Sang Buddha sebagai Buddha Maitreya (Buddha terakhir yang muncul di akhir zaman). Klaim ini tentu saja tidak bisa kita bantah, sebagaimana kita juga tidak bisa membantah klaim bahwa Muhammad juga nabi terakhir yang dinubuatkan di dalam Taurat dan Injil, atau klaim bahwa Yesus adalah Mesias yang telah dinubuatkan di dalam Taurat. Namanya juga iman, masa mau kamu bantah.

Maka pertanyaan selanjutnya, iman apa? Agama apa?

Untuk itulah thread ini saya tulis, untuk membahas tentang sebuah agama yang pernah menjadi agama terbesar di dunia, yang bahkan mengalahkan Kekristenan.

INDEX:
1. Pendahuluan.
2. Biografi Nabi Mani Menurut Tradisi.
3. Doktrin Utama dan Misi Agama.
4. Tokoh-Tokoh Supranatural (Mitologi).
5. Sistem Konversi / Perpindahan Agama.
6. Ritual Peribadatan dan Perayaan.
7. Peraturan (Syari'at) dan Suluk.
8. Sejarah: Asal-Usul Kepercayaan Manichaeisme.

9. Sejarah: Masa Kenabian Mani.
10. Kitab-Kitab Suci Manichaeisme.
11. Keduabelas Murid/Rasul Mani.
12. Penyebaran Manichaeisme ke Timur.
13. Penyebaran Manichaeisme ke Barat (1).
14. Penyebaran Manichaeisme ke Barat (2).
15. Daftar Tokoh Manichaean dari Abad 3 s.d. 7.
16. Daftar Tokoh Manichaean dari Abad 8 s.d. 10.
17. Skisma Manichaeisme.
18. Kemunduran dan Kepunahan Manichaeisme.
19. Sejarah Penelitian Sejarah Manichaeisme.
20. Trivia.
Diubah oleh tyrodinthor 26-04-2024 05:40
fcvked
Gttkaca2
littlesmith
littlesmith dan 20 lainnya memberi reputasi
21
2.6K
82
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
#1
Pendahuluan

Keping Segel/Meterai Mani (circaabad ke-3 M) yang disimpan di Cabinet des Médailles, Paris


Agama ini sebenarnya tidak memiliki nama baku ataupun nama resmi. Namun, banyak orang di abad ke-3 menyebut agama ini sebagai "Ajaran Mani" (yang dalam bahasa Syria disebut Ayin Mani) atau "Agama Terang" (yang dalam bahasa Syria disebut Dina Nuhra), karena nama nabinya adalah Mani, dan ajarannya seputar "terang" dalam arti literal. Sedangkan sejarahwan lebih suka menggunakan istilah "Maniisme" atau "Manikeisme" (kadang dieja sebagai "Manichaeisme" dan "Manichaeanisme"). Pada bahasa-bahasa klasik di zaman itu, agama ini disebutkan menurut lidah masing-masing bahasa tsb. Misalnya, dalam bahasa Mandarin Pertengahan, agama ini disebut Monijiao/Mani-chao (摩尼教) yang artinya "Aliran Mani", dan kelak akan menjadi salah satu mazhab Manichaeisme di Cina. Dalam bahasa Yunani, agama ini disebut Maniceoì (Μανικεοι) yang artinya "Orang-orang Mani". Atau pada beberapa literatur Kekristenan berbahasa Yunani menyebut agama ini secara peyoratif sebagai gnosticus haeresis (Γνωστικός αίρεις) yang artinya "penyesat/bidat gnostik". Pada literatur Kekristenan berbahasa Syria, pengikut agama ini ditulis secara peyoratif sebagai msiha magnaya (ܡܫܝܗܐ ܡܓܢܐܝܝ) yang artinya "orang-orang Kristen yang gila". Istilah ini muncul ketika Anastasius dari Sinai menemui komunitas Manichaean yang melingkarkan rantai salib di lehernya. Lalu pada literatur Arab klasik, agama ini disebut sebagai Al-Manuwiyyah (المانوية), yang artinya "Sekte Mani", dan pengikutnya disebut Manuwi (مانوي). Sedangkan istilah peyoratif pada literatur Muslim Arab klasik, para pengikutnya seringkali ditulis sebagai zindiq (زنديق) yang artinya "penyesat/penista agama", yang mana istilah ini adalah serapan dari sebuah kata dalam bahasa Persia zandik (𐭦𐭭𐭣𐭩𐭪) yang artinya "penyesat". Menariknya, istilah zandik juga yang digunakan oleh orang-orang Zoroastrian untuk menyebut para pengikut Manichaeisme. Terkadang, para penulis di masa lalu juga seringkali menyebut mereka dengan stigma. Misalnya, dalam bahasa Yunani, para pengikut Mani disebut lephcei rompa (λευκή ρόμπα) yang artinya "jubah putih", karena kebiasaan kalangan The Elects yang mengenakan jubah dari kain lenan panjang menjumbai berwarna putih. Sementara dalam bahasa Arab, para pengikut Mani juga disebut al-'imamatul-hamra' (العمامة الحمراء) yang artinya "sorban merah", yang tampaknya merujuk pada para pengikut Mani dari Cina yang tergabung dalam pasukan Seljuk mula-mula dimana mereka ditandai dengan kebiasaan mengenakan sorban merah. Keberadaan "sorban merah" ini juga tercatat pada catatan Dinasti Ming, yang merujuk pada salah satu tarekat Manichaeisme Cina yang tergabung pada salah satu komunitas keagamaan sinkretisme Teratai Putih (Pai-Len-Chiao) yang melancarkan pemberontakan melawan Dinasti Yuan pada tahun 1351-1368. Pada catatan itu, pemberontakan ini disebut Pemberontakan Sorban Merah (Hong-tsin-chi-i).

Jadi sebenarnya agama apa ini? Secara sederhana, Manichaeisme adalah sebuah agama yang meyakini bahwa alam ini pada hakikatnya terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu Alam Terang dan Alam Gelap. Alam Terang dikuasai oleh roh-roh terang, yang dipimpin oleh satu wujud adikodrati Roh Terang tertinggi yang disebut "Bapa Keagungan". Alam Gelap dikuasai oleh roh-roh gelap, yang dipimpin oleh satu wujud adikodrati Roh Gelap tertinggi yang disebut "Raja Kegelapan". Singkatnya, kedua alam ini adalah dua sisi yang saling berseberangan, dimana Alam Terang menjadi sumber segala kebaikan, kehidupan, kecerdasan, kedamaian, dan kasih-sayang. Sedangkan Alam Gelap menjadi sumber segala keburukan, kejahatan, kebinasaan, kebencian, permusuhan, dan hawa nafsu. Dalam pandangan Manichaeisme, keduanya sebenarnya sama derajatnya, cuma beda alam saja. Pada suatu waktu sebelum alam semesta kita tercipta, Raja Kegelapan bersama pasukan-Nya (roh-roh gelap) melakukan serangan ke Alam Terang. Mereka hendak menguasai Alam Terang. Namun, Bapa Keagungan bersama pasukan-Nya (roh-roh terang) melakukan perlawanan. Peperangan antara Alam Gelap melawan Alam Terang ini berakhir pada kemenangan di pihak Alam Terang. Karena kebinasaan adalah sumber energi dari roh-roh gelap, maka kematian roh-roh gelap ini dipandang sebagai "kekuatan kehidupan" sehingga untuk mencegah kebangkitan mayat-mayat roh-roh gelap ini, maka mayat-mayat roh-roh gelap ini kemudian dimakan oleh roh-roh terang. Celakanya, mayat-mayat roh-roh gelap yang telah dimakan roh-roh terang ini justru mengeras dan memerangkap roh-roh terang. Dengan kata lain, roh-roh terang bermanunggal dengan mayat-mayat roh-roh gelap hingga berubah wujud menjadi alam semesta, bintang-bintang, bulan, matahari, dll. Sementara itu, mayat salah satu roh gelap yang terkuat, yaitu mayat Setan Raksasa, dimakan oleh salah satu roh terang yang disebut Roh Hidup. Celakanya, mayat Setan Raksasa ini menjelma menjadi satu wujud yang menjadi bencana, karena wujud ini memiliki kehendak bebas. Tahukah kamu Setan Raksasa ini menjelma jadi apa? Yap! Dia menjadi dua pasang manusia pertama yang dipercaya dalam tradisi Yudaisme dan Kekristenan sebagai nenek-moyang kita, yaitu Adam dan Hawa. Kedua pasang manusia pertama ini beranak-pinak menjadi kita sekarang, yaitu manusia.

Jadi, dalam ajaran Manichaeisme, manusia terdiri dari tubuh fisik yang merupakan sisa-sisa Setan Raksasa (roh gelap) dan tubuh non-fisik yang merupakan Roh Hidup (roh terang) yang terperangkap di dalam tubuh fisik, sisa-sisa roh gelap. Begitupula realitas alam semesta apapun yang hakikatnya fisika tidak lain adalah roh-roh terang lainnya yang terperangkap di dalam sisa-sisa roh-roh gelap. Kehadiran manusia menjadi bencana, karena pada dasarnya tubuh fisik manusia adalah mayat roh terkuat di Alam Gelap, dan secara alami tubuh fisik kita ini mempengaruhi perilaku kita. Sehingga, dalam pandangan Manichaeisme, manusia itu secara alami adalah makhluk jahat dan berasal dari Alam Gelap. Manusia secara alami dikuasai oleh roh gelap. Kuasa roh gelap ini begitu kuat, membuat manusia menjadi bertambah banyak. Lebih celaka lagi, apabila dibiarkan, maka manusia pada akhirnya akan memberontak melawan Alam Terang. Dan yang lebih lebih lebih celaka lagi, roh terang di dalam diri manusia itu secara alami tidak memiliki kuasa mengatur diri manusia. Karena roh terang ini terperangkap/terpenjara di dalam tubuh fisik manusia, sehingga manusia secara alami tidak menyadari kehadiran roh terang jauh di dalam diri manusia itu sendiri. Hawa nafsu menjadi kendaraan roh gelap untuk mencapai eksistensi dirinya, yang membuat manusia memiliki kehendak bebas. Semakin tidak sadar manusia akan roh terang di dalam dirinya, maka semakin hawa nafsu manusia bergejolak, dan manusia akan selalu berbuat dosa. Apabila manusia itu mati, tubuh fisik roh gelap manusia itu akan berubah menjadi benda fisik lainnya, sedangkan roh terang manusia akan binasa.

Oleh sebab itulah, Bapa Keagungan mengutus banyak manusia pilihan-Nya untuk mengajarkan manusia lainnya agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya dan agar manusia dapat memperoleh pencerahan berupa kesadaran sejati akan roh terang. Hanya melalui utusan-utusan-Nya ini, diharapkan roh terang di dalam diri setiap manusia dapat membebaskan diri ketika manusia itu mati sehingga dapat mencegah roh terang manusia itu jatuh ke dalam jurang kebinasaan. Tidak hanya mengutus, Dia juga menjelma jadi manusia. Para utusan dan jelmaan Bapa Keagungan ini di antaranya telah dikenal dalam sejarah sebagai pendiri banyak agama, yaitu Sang Buddha, Zarathustra, dan Yesus. Dia menjelma menjadi Sang Buddha dan Yesus Kristus. Dia juga memperkenalkan diri-Nya kepada Nabi Zarathustra sebagai Ahura Mazda (Hormuzd), dan memperkenalkan diri-Nya kepada Nabi Musa sebagai Yahweh. Para nabi/pendiri agama-agama ini mengajarkan manusia untuk mengenal Alam Terang, namun mereka tidak mengajarkan cara membebaskan diri dari kuasa roh gelap. Yang akan mengajarkan itu adalah nabi terakhir yang akan diutus Bapa Keagungan. Nabi terakhir itu telah dinubuatkan dalam kitab Taurat dan Injil, nabi terakhir itu juga telah dinubuatkan oleh Zarathustra dan Sang Buddha. Nabi terakhir itu menjadi nabi penutup para nabi sebelumnya. Nabi terakhir itu akhirnya telah muncul, dan beliau adalah Nabi Mani. Nabi Mani telah memperoleh pengetahuan rahasia dari Bapa Keagungan mengenai cara membebaskan roh terang dalam diri kita sehingga roh terang kita akan kembali ke Alam Terang dan hidup abadi di sana.

Sekilas, gambaran sederhana tentang ajaran dasar agama Manichaeisme di atas nampak konyol bagi kita. Tapi siapa sangka bahwa -meskipun konyol- agama Manichaeisme pernah menjadi agama terbesar di dunia. Tidak tanggung-tanggung: ada di peringkat pertama. Disusul kemudian oleh Kekristenan di peringkat kedua dan Buddhisme di peringkat ketiga sebagai agama terbanyak dianut manusia pada abad ke-3 sampai 7. Sampai-sampai, agama ini menjadi "ancaman" bagi Kekristenan karena berhasil membuat banyak orang Kristen murtad dan beriman kepada agama ini. Manichaeisme dapat diimani oleh tidak hanya masyarakat di Timur Tengah dan Eropa barat dan timur, tapi juga sampai India dan Cina. Penerimaan luas terhadap agama Manichaeisme ini tentunya bukan tanpa alasan. Alasan pertama, tentu saja, karena Manichaeisme ini banyak membawa unsur-unsur agama-agama lain sebelumnya yang sudah dikenal, seperti Buddhisme, Zoroastrianisme, Yudaisme, dan Kekristenan. Alasan kedua, adalah bahwa agama Manichaeisme sangat identik dengan tarekat mistik yang sangat menarik perhatian masyarakat dimana tarekat ini mengutamakan untuk hidup dalam kezuhudan/kesalehan atau hidup selibat (asketik). Banyak sekali pantangan yang harus dijalani para penganut Mani, tidak hanya sekedar larangan berzina, mabuk, judi, dan semacamnya (yang tentu saja saya pun salut dengan Manichaeisme dalam hal ini). Tapi, Manichaeisme dikenal sebagai agama yang memiliki banyak sekali pantangan dan larangannya, yang bahkan jauh lebih konyol. Para penganutnya dilarang memakan daging hewan, dilarang memakai pakaian lebih dari 2 bahan dan 3 lapis, dilarang berhubungan seks sekalipun dalam ikatan pernikahan, dilarang memakan kacang polong, dilarang memetik buah/panen sayur secara langsung, dilarang mengikat simpul, dan masih banyak lagi. Jika kamu pikir syari'ah dalam Islam itu sangat ketat, atau 222 vinaya bagi bhikkhu dalam Buddhisme itu sangat ketat, atau 613 mitzvot dalam Yudaisme itu sangat ketat, maka kamu harus mulai merubah pandanganmu, bahwa yang paling ketat adalah ajaran Manichaeisme. Dan Manichaeisme menjadi satu-satunya agama yang paling banyak larangannya daripada perintahnya. Dan seringkali larangan dalam Manichaeisme itu tidak memiliki alasan cukup jelas, dan bahkan ada larangan yang bisa diakali sehingga, walaupun agama ini ketat, banyak juga dari para penganutnya tidak mematuhi perintah dan larangan agama ini. Hanya orang-orang tertentu saja yang mematuhi secara penuh segala perintah dan larangan agama ini.

Tapi tentu tidak adil jika kita hanya mengkritik ajarannya saja, tanpa mengetahui lebih dalam apa itu Manichaeisme dan keunggulan dari ajaran Mani. Namun, sebelum membahas tentang Manichaeisme, kita harus mempelajari dulu sejarah tentang Mani.
Diubah oleh tyrodinthor 25-04-2024 07:12
xatria
Gttkaca2
Gttkaca2 dan xatria memberi reputasi
2