- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
MEREKA ADA DI SEKITAR KITA
TS
kingmaestro1
MEREKA ADA DI SEKITAR KITA
PROLOG
Halo kembali lagi bareng gue Ari, Matahari Senja. Pada bagian ini gue terlebih dahulu mau nyapa para kaskuser yang selama ini udah mantengin thread gue, gue minta maaf jika ada beberapa thread yang ngegantung. Bukan maksud gue buat kalian ngerasa diketangin tapi karna beberapa faktor yang pada akhirnya ngebuat gue mutusin untuk kaga lanjut lagi nulis, salah satunya tidak adanya izin dari pihak-pihak terkait.
Kali ini gue hadir kembali buat nyeritain pengalaman gue sewaktu gue kerja di proyek land clearing (pembukaan lahan) sebagai helper alat berat. Dimana tugas gue adalah merawat alat berat yang kebetulan saat itu gue mendapatkan Excavator sebagai armada perang, dan menjaga alat tersebut setelah selesai beroperasi. Tak jarang alat itu terparkir di dalam hutan dan terpisah dari kelompok.
Namanya hutan, tentu saja bukan hanya hewan buas, primata, dan hewan yang di kategorikan ke dalam hewan tidak buas. Tak jarang makhluk halus pun ikut tinggal di sana. Dalam penulisan thread ini gue bakal bahasa frontal terhadap menyebutan makhluk-makhluk tak kasat mata itu, tidak seperti di thread sebelumnya.
Seperti biasa, dalam thread ini tidak ada paksaan kepada pembaca untuk mempercayai apakah thread ini real atau fiktif, dan gue berharap di thread ini para pembaca bisa bersikap bijak dan menganggap ini hanyalah media sharing bukan untuk tes ilmu ataupun pamer ilmu dengan mengirimkan sesuatu ke gue, seperti thread sebelumnya.
Sebelum gue lanjut, gue mau ngucapin banyak terima kasih kepada para pembaca yang udah, like, komen dan share thread gue sebelumnya yaitu "KACAMATA SI ANAK INDIGO EDISI KKN" sehingga thread itu sempat menjadi Hot Thread dan pada akhirnya di unggah di youtube channel BRIZ (BERITA MISTIZ).
Selamat membaca dan sekali lagi gue berharap pembaca semua bisa bijak dalam membaca dan berkomentar di sini.
[INDEX]
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
PART 8
PART 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21: Sena's POV
Part 22
Diubah oleh kingmaestro1 28-07-2024 15:15
bebyzha dan 12 lainnya memberi reputasi
11
6.6K
151
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
kingmaestro1
#60
Part 18
Di tengah perjalanan langkah kaki gue terhenti karena samar gue mendengar suara tangisan yang berasal dari atas pohon yang berada di atas kepala gue, gue pun mendongak ke atas untuk melihat siapa yang menangis malam-malam begini.Pada saat itulah mata gue melihat sesosok perempuan berpakaian sama seperti mayat Sena lengkap dengan tali yang menjerat lehernya berada di atas pohon itu sedang menangis. Gue mencoba untuk menyapanya karena gue pikir itu adalah arwah Sena.
"Yuk jangan nangis di situ, nanti semua orang takut" kata gue
Sesaat sosok itu menghentikan tangisannya lalu melihat gue yang berada di bawah nya dan ia pun kembali menangis.
"Njiir malah nangis lagi, jangan jangan semua cewek emang suka nangis kali ya" rutuk gue dalam hati.
Kembali gue berusaha untuk membujuk sosok itu untuk menghentikan tangisannya, gue cuma takut suara itu terdengar oleh Adi, Angga dan Adoz yang gue yakin bisa ngebuat tu bocah bocah pada ketakutan, meski tempat gue berada lumayan jauh dari tempat parkir tapi dengan bantuan angin gue yakin suara tangisan itu bakal sampai ke tempat tu bocah bocah. Akhirnya karena kesal sosok itu tidak juga menghentikan tangisannya gue pun kembali berucap
"Yuk aku ni mau shalat, kalau kamu ga mau berhenti nangis aku terpaksa nih ngurung kamu dalam botol, bukannya apa apa aku cuma ga mau gara gara kamu temen temen aku jadi takut"
Mendengar perkataan gue si sosok itu langsung menghentikan tangisannya, perlahan dia melayang turun ke arah gue. Begitu dia sampai di hadapan gue, gue bisa ngeliat kondisi wajahnya sama seperti saat mayat sena di temukan. Matanya terbelalak dengan lidah menjulur ke luar. Kontan gue kaget namun segera gue tutupin ke kagetan gue agar sosok itu tidak tersinggung. Tapi ada yang lebih menganggu gue daripada sekedar tampilannya yaitu baunya, untuk orang seperti gue, saat ada arwah, makhluk halus atau jin yang berpenampilan wujud aslinya gue bisa mencium baunya. BAU KEMATIAN.
"Maaf, aku gak tahu kalau tangisan bisa buat teman teman kamu takut" katanya dengan kepala tertunduk.
"Iya ga apa apa namanya juga baru sehari jadi setan" ucap gue setelah gue berhasil menutup indra penciuman gue.
"Kamu tahu aku arwah?" tanyanya heran
"Haelah orang bodoh juga bakal tahu Ayuk arwah, secara mana ada orang nangis malam malam di atas pohon dengan leher terjerat tali gitu" kata gue panjang kali lebar.
"Kamu bisa lihat aku?" tanyanya lagi dengan polos.
Ingin rasanya gue jitak kepalanya mendengar pertanyaan polos itu yang di lontarkan dengan wajah tanpa ekspresi selain ekpresi kematian.
"Bodoh banget itu pertanyaannya, kalau gue ga bisa lihat ayuk mana mungkin gue bisa negur ayuk"
"Eh maaf aku tidak tahu karena selama aku hidup aku ga percaya yang kaya gitu"
"Ya ga apa apa namanya juga ga pernah ngalamin, ya udah jangan nangis lagi gue mau lanjut ke alat mau shalat"
Gue pun melangkahkan kaki menuju alat, namun baru dua langkah gue berjalan, langkah itu terhenti karena pertanyaan sosok itu.
"Aku boleh mengikuti mu? Aku takut di sini ada banyak sekali hantu hantu yang menakutkan"
"Lah ayuk sendiri kan juga hantu ngapain takut"
"Ga tau aku takut aja mungkin karena belum terbiasa"
Dalam hati gue membenarkan pernyataan itu, secara dia baru sehari dinas jadi hantu.
"Boleh tapi ayuk bisa ngerubah tampilan ayuk jadi normal? Bukan apa apa tapi bau mu ganggu banget ga enak di hidung"
"Jadi kamu bisa nyium bau aku juga?" tanya nya dengan nada malu
"Iya bisa, yah walaupun bisa ku tutup tapi tetap kecium meski ga semenyengat kalau di buka"
"Tapi gimana caranya merubah wujud ku jadi normal?"
"Coba bayangin aja waktu ayuk masih hidup"
"Emang itu bisa?"
"Ya gak tahu gue kan belum pernah jadi hantu"
"Baiklah aku coba" kata sosok itu sambil memejamkan mata
Gue berbalik menatap ke arah depan, karena gue takut tiba tiba muncul sosok yang aneh aneh lagi hendak mencelakai gue. Lima menit kediaman di antara kami berlangsung, tak lama kemudian sosok itu kembali buka suara.
"Coba kamu lihat aku udah berubah atau belum?"
Gue kaga langsung balik badan akan tetapi gue buka indra penciuman gue dulu karena samar gue kaga nyium bau tu sosok, dan setelah gue buka ternyata bau sosok itu tidak tercium, gue lalu balik badan untuk ngelihat sosok itu. Dan di depan gue sekarang berdiri sesosok cewek dengan wajah manis yang sangat mirip dengan photo almarhumah Sena yang sempat di tunjukan ke gue oleh ibunya sedang berusaha tersenyum.
"Nah gini kan lebih baik"
"Berarti wujud ku udah berubah?"
"Iya udah, dah yuk ah ke alat gue mau shalat"
Gue pun berjalan beriringan dengan sosok itu yang bakal gue sebut Sena saja daripada susah susah nyebutnya. Kesunyian mengiringi perjalanan kami karena baik gue atau Sena enggan membuka suara, dari kejauhan gue ngelihat api unggun yang di nyalakan Adi di dekat tenda yang sengaja gue bikin karena tidur di dalam cabin sungguh menyiksa kaki gue, tapi telinga gue kaga nangkep suara tu bocah bocah. Gue panik karena ngira terjadi apa apa sama tu bocah tiga mempercepat langkah kaki.
Sesampainya di sana gue ngeliat mereka duduk merapat di dalam tenda dengan memandang satu sama lain, terlihat muka mereka pucat seperti orang ketakutan.
"Yak pandang pandangan terus abis itu lama lama ciuman kalian hahaha" ledek gue. Menyadarkan mereka atas kesunyian mereka.
" lama banget lu mandi bang kaga baik kan elu?" Tanya Adoz
"Emangnya elu kalo mandi kaya bebek ga ada lima menit haha" jawab gue.
"Ah tai lah lu bang"
"Ini kalian ngapain duduk rapet banget jangan jangan habis baik ya kalian?"
"Sembarangan lu bang, kami masih normal kali" bantah Adi kaga terima.
"Ya mana tahu kan, lama ada di hutan kebun kaga pernah liat cewe kalian jadi belok"
"Ya kagalah bang kami mah normal" sanggah Angga.
"Trus ngapain kalian pada duduk kaya gitu"
"Emang lu pas mandi tadi kaga dengar suara nangis bang?"
"Iya bang suara kenceng banget dan kayanya suara perempuan deh bang"
Reflek gue menoleh ke arah Sena yang tersipu lalu menunduk di belakang gue.
"Maaf" lirih sena dengan raut sedih.
"Gue kaga denger apa apa tuh kalian aja kali menghayal makanya jangan terlalu banyak bengong sama main hp"
"Ga bang kita ga ngayal bener bener kedengeran bang"
"Ya udah doz, ga usah di peduliin kadang di alam terbuka kaya gini suara angin bisa kedengeran seperti suara orang nangis" kata gue berusaha menenangkan mereka sambil kembali melirik ke arah Sena yang masih menunduk.
"Iya kali ya bang" kata Adi
"Ho'oh ya udah gue mau shalat"
Mendengar perkataan gue mereka pun beranjak pindah duduk ke luar tenda, karena selain untuk tidur tenda itu gue pake juga buat tempat shalat.
"Kalian coba untuk shalat biar ga terlalu sering menghayal yang bukan bukan"
"Iya bang besok kita coba"
Usai shalat gue pun kembali duduk bersama tiga bocah itu untuk makan malam, tapi malam itu ada yang berbeda karena adanya Sena di situ.
"Makan yuk?" kata gue menawarkan
"Engga, ga laper"
"Iya ya ayuk kan dah mati"
"Lu bicara ama siapa bang?" tanya Angga
"Tuh sama bintang di langit" jawab gue ngeles.
"Ada ada aja lu bang, ngomong ama bintang emang dengar tu bintang?"
"Ya semoga aja Ngga, udah ah ayo lanjut makan"
Kamipun makan malam dengan di selangi ngobrol ngalor ngidul.
Usai makan gue menyalakan sebatang rokok dan beranjak ke arah alat gue
"Mau kemana bang?" tanya Adoz
"Biasa doz ke atap cabin"
"Demen amat lu bang duduk di sana sambil liat bintang"
"Yeee daripada demen liatin muka temen sendiri yang ada jadi maho ntar haha"
"Ah kampret lu bang"
Gue pun menaikin dek mesin lalu meloncat duduk di atap cabin, Sena yang dari tadi mengikuti gue pun melayang lalu duduk di sebelah gue.
"Maafin aku ya udah bikin temen temen kamu takut" katanya masih sambil menunduk
"Iya ga apa apa lagian emang dasarnya mereka penakut kok Ayuk ga salah"
"Tapi aku ga enak sama kamu, kamu udah baik banget mau ngurusin mayat aku bahkan nganterin ke rumah dan udah mau repot repot nyari identitas ku, dan juga berusaha menghibur keluarga aku tapi aku malah bikin temen temen kamu takut"
"Ga usah gitu Yuk, ngurusin mayat elu dengan layak udah jadi kewajiban gue sebagai manusia, lagian bukan maunya ayuk untuk nakut nakutin mereka"
Sesaat kesunyian kembali menghampiri kami, gue ga tahu harus bagaimana menghibur hantu Sena yang sedang merasa bersalah itu, dan Sena keliatannya sedang berusaha mengendalikan sedihnya agar tidak kembali menangis. Beberapa waktu berlalu akhirnya Sena buka suara.
"Manggil aku jangan pake Ayuk dong, kan kamu lebih tua dari aku panggil aku nama aja"
"Oke nama kalau gitu maunya"
"Iih maksud aku tuh nama aku bukan kamu manggil aku dengan sebutan nama gitu" protes Sena sambil memukul lengan gue.
"Hahaha sorry lucu aja liat lu gitu"
"Ngeselin, tapi kamu tau kan nama aku?"
"Iya gue tau nama lu Sena kan? Gue bahkan tau kok nama lengkap lu"
"Hehe iya, tapi aku ga tau nama kamu"
"Gue Ari, lu bisa panggil gue gitu"
"Makasih Ari kamu baik banget"
"Eh btw kamu kok malah bergentayangan?"
"Iya karena ada urusan yang belum selesai di dunia ini"
"Kalau boleh tau urusan apa itu?"
"Balas dendam ke orang yang udah bunuh aku"
"Ngebunuh kamu? Bukannya kamu bunuh diri?"
"Bukan aku di bunuh sama temen aku sendiri"
"Hah kok bisa? Ceritanya gimana?"
Sena terdiam sambil menghela napas, tampaknya ia sedang mempersiapkan mental untuk menceritakan apa yang sudah menimpa dirinya. Cukup lama dia terdiam sampai akhirnya dia buka suara
"Jadi Ri ceritanya gini....."
Bersambung.......
"Yuk jangan nangis di situ, nanti semua orang takut" kata gue
Sesaat sosok itu menghentikan tangisannya lalu melihat gue yang berada di bawah nya dan ia pun kembali menangis.
"Njiir malah nangis lagi, jangan jangan semua cewek emang suka nangis kali ya" rutuk gue dalam hati.
Kembali gue berusaha untuk membujuk sosok itu untuk menghentikan tangisannya, gue cuma takut suara itu terdengar oleh Adi, Angga dan Adoz yang gue yakin bisa ngebuat tu bocah bocah pada ketakutan, meski tempat gue berada lumayan jauh dari tempat parkir tapi dengan bantuan angin gue yakin suara tangisan itu bakal sampai ke tempat tu bocah bocah. Akhirnya karena kesal sosok itu tidak juga menghentikan tangisannya gue pun kembali berucap
"Yuk aku ni mau shalat, kalau kamu ga mau berhenti nangis aku terpaksa nih ngurung kamu dalam botol, bukannya apa apa aku cuma ga mau gara gara kamu temen temen aku jadi takut"
Mendengar perkataan gue si sosok itu langsung menghentikan tangisannya, perlahan dia melayang turun ke arah gue. Begitu dia sampai di hadapan gue, gue bisa ngeliat kondisi wajahnya sama seperti saat mayat sena di temukan. Matanya terbelalak dengan lidah menjulur ke luar. Kontan gue kaget namun segera gue tutupin ke kagetan gue agar sosok itu tidak tersinggung. Tapi ada yang lebih menganggu gue daripada sekedar tampilannya yaitu baunya, untuk orang seperti gue, saat ada arwah, makhluk halus atau jin yang berpenampilan wujud aslinya gue bisa mencium baunya. BAU KEMATIAN.
"Maaf, aku gak tahu kalau tangisan bisa buat teman teman kamu takut" katanya dengan kepala tertunduk.
"Iya ga apa apa namanya juga baru sehari jadi setan" ucap gue setelah gue berhasil menutup indra penciuman gue.
"Kamu tahu aku arwah?" tanyanya heran
"Haelah orang bodoh juga bakal tahu Ayuk arwah, secara mana ada orang nangis malam malam di atas pohon dengan leher terjerat tali gitu" kata gue panjang kali lebar.
"Kamu bisa lihat aku?" tanyanya lagi dengan polos.
Ingin rasanya gue jitak kepalanya mendengar pertanyaan polos itu yang di lontarkan dengan wajah tanpa ekspresi selain ekpresi kematian.
"Bodoh banget itu pertanyaannya, kalau gue ga bisa lihat ayuk mana mungkin gue bisa negur ayuk"
"Eh maaf aku tidak tahu karena selama aku hidup aku ga percaya yang kaya gitu"
"Ya ga apa apa namanya juga ga pernah ngalamin, ya udah jangan nangis lagi gue mau lanjut ke alat mau shalat"
Gue pun melangkahkan kaki menuju alat, namun baru dua langkah gue berjalan, langkah itu terhenti karena pertanyaan sosok itu.
"Aku boleh mengikuti mu? Aku takut di sini ada banyak sekali hantu hantu yang menakutkan"
"Lah ayuk sendiri kan juga hantu ngapain takut"
"Ga tau aku takut aja mungkin karena belum terbiasa"
Dalam hati gue membenarkan pernyataan itu, secara dia baru sehari dinas jadi hantu.
"Boleh tapi ayuk bisa ngerubah tampilan ayuk jadi normal? Bukan apa apa tapi bau mu ganggu banget ga enak di hidung"
"Jadi kamu bisa nyium bau aku juga?" tanya nya dengan nada malu
"Iya bisa, yah walaupun bisa ku tutup tapi tetap kecium meski ga semenyengat kalau di buka"
"Tapi gimana caranya merubah wujud ku jadi normal?"
"Coba bayangin aja waktu ayuk masih hidup"
"Emang itu bisa?"
"Ya gak tahu gue kan belum pernah jadi hantu"
"Baiklah aku coba" kata sosok itu sambil memejamkan mata
Gue berbalik menatap ke arah depan, karena gue takut tiba tiba muncul sosok yang aneh aneh lagi hendak mencelakai gue. Lima menit kediaman di antara kami berlangsung, tak lama kemudian sosok itu kembali buka suara.
"Coba kamu lihat aku udah berubah atau belum?"
Gue kaga langsung balik badan akan tetapi gue buka indra penciuman gue dulu karena samar gue kaga nyium bau tu sosok, dan setelah gue buka ternyata bau sosok itu tidak tercium, gue lalu balik badan untuk ngelihat sosok itu. Dan di depan gue sekarang berdiri sesosok cewek dengan wajah manis yang sangat mirip dengan photo almarhumah Sena yang sempat di tunjukan ke gue oleh ibunya sedang berusaha tersenyum.
"Nah gini kan lebih baik"
"Berarti wujud ku udah berubah?"
"Iya udah, dah yuk ah ke alat gue mau shalat"
Gue pun berjalan beriringan dengan sosok itu yang bakal gue sebut Sena saja daripada susah susah nyebutnya. Kesunyian mengiringi perjalanan kami karena baik gue atau Sena enggan membuka suara, dari kejauhan gue ngelihat api unggun yang di nyalakan Adi di dekat tenda yang sengaja gue bikin karena tidur di dalam cabin sungguh menyiksa kaki gue, tapi telinga gue kaga nangkep suara tu bocah bocah. Gue panik karena ngira terjadi apa apa sama tu bocah tiga mempercepat langkah kaki.
Sesampainya di sana gue ngeliat mereka duduk merapat di dalam tenda dengan memandang satu sama lain, terlihat muka mereka pucat seperti orang ketakutan.
"Yak pandang pandangan terus abis itu lama lama ciuman kalian hahaha" ledek gue. Menyadarkan mereka atas kesunyian mereka.
" lama banget lu mandi bang kaga baik kan elu?" Tanya Adoz
"Emangnya elu kalo mandi kaya bebek ga ada lima menit haha" jawab gue.
"Ah tai lah lu bang"
"Ini kalian ngapain duduk rapet banget jangan jangan habis baik ya kalian?"
"Sembarangan lu bang, kami masih normal kali" bantah Adi kaga terima.
"Ya mana tahu kan, lama ada di hutan kebun kaga pernah liat cewe kalian jadi belok"
"Ya kagalah bang kami mah normal" sanggah Angga.
"Trus ngapain kalian pada duduk kaya gitu"
"Emang lu pas mandi tadi kaga dengar suara nangis bang?"
"Iya bang suara kenceng banget dan kayanya suara perempuan deh bang"
Reflek gue menoleh ke arah Sena yang tersipu lalu menunduk di belakang gue.
"Maaf" lirih sena dengan raut sedih.
"Gue kaga denger apa apa tuh kalian aja kali menghayal makanya jangan terlalu banyak bengong sama main hp"
"Ga bang kita ga ngayal bener bener kedengeran bang"
"Ya udah doz, ga usah di peduliin kadang di alam terbuka kaya gini suara angin bisa kedengeran seperti suara orang nangis" kata gue berusaha menenangkan mereka sambil kembali melirik ke arah Sena yang masih menunduk.
"Iya kali ya bang" kata Adi
"Ho'oh ya udah gue mau shalat"
Mendengar perkataan gue mereka pun beranjak pindah duduk ke luar tenda, karena selain untuk tidur tenda itu gue pake juga buat tempat shalat.
"Kalian coba untuk shalat biar ga terlalu sering menghayal yang bukan bukan"
"Iya bang besok kita coba"
Usai shalat gue pun kembali duduk bersama tiga bocah itu untuk makan malam, tapi malam itu ada yang berbeda karena adanya Sena di situ.
"Makan yuk?" kata gue menawarkan
"Engga, ga laper"
"Iya ya ayuk kan dah mati"
"Lu bicara ama siapa bang?" tanya Angga
"Tuh sama bintang di langit" jawab gue ngeles.
"Ada ada aja lu bang, ngomong ama bintang emang dengar tu bintang?"
"Ya semoga aja Ngga, udah ah ayo lanjut makan"
Kamipun makan malam dengan di selangi ngobrol ngalor ngidul.
Usai makan gue menyalakan sebatang rokok dan beranjak ke arah alat gue
"Mau kemana bang?" tanya Adoz
"Biasa doz ke atap cabin"
"Demen amat lu bang duduk di sana sambil liat bintang"
"Yeee daripada demen liatin muka temen sendiri yang ada jadi maho ntar haha"
"Ah kampret lu bang"
Gue pun menaikin dek mesin lalu meloncat duduk di atap cabin, Sena yang dari tadi mengikuti gue pun melayang lalu duduk di sebelah gue.
"Maafin aku ya udah bikin temen temen kamu takut" katanya masih sambil menunduk
"Iya ga apa apa lagian emang dasarnya mereka penakut kok Ayuk ga salah"
"Tapi aku ga enak sama kamu, kamu udah baik banget mau ngurusin mayat aku bahkan nganterin ke rumah dan udah mau repot repot nyari identitas ku, dan juga berusaha menghibur keluarga aku tapi aku malah bikin temen temen kamu takut"
"Ga usah gitu Yuk, ngurusin mayat elu dengan layak udah jadi kewajiban gue sebagai manusia, lagian bukan maunya ayuk untuk nakut nakutin mereka"
Sesaat kesunyian kembali menghampiri kami, gue ga tahu harus bagaimana menghibur hantu Sena yang sedang merasa bersalah itu, dan Sena keliatannya sedang berusaha mengendalikan sedihnya agar tidak kembali menangis. Beberapa waktu berlalu akhirnya Sena buka suara.
"Manggil aku jangan pake Ayuk dong, kan kamu lebih tua dari aku panggil aku nama aja"
"Oke nama kalau gitu maunya"
"Iih maksud aku tuh nama aku bukan kamu manggil aku dengan sebutan nama gitu" protes Sena sambil memukul lengan gue.
"Hahaha sorry lucu aja liat lu gitu"
"Ngeselin, tapi kamu tau kan nama aku?"
"Iya gue tau nama lu Sena kan? Gue bahkan tau kok nama lengkap lu"
"Hehe iya, tapi aku ga tau nama kamu"
"Gue Ari, lu bisa panggil gue gitu"
"Makasih Ari kamu baik banget"
"Eh btw kamu kok malah bergentayangan?"
"Iya karena ada urusan yang belum selesai di dunia ini"
"Kalau boleh tau urusan apa itu?"
"Balas dendam ke orang yang udah bunuh aku"
"Ngebunuh kamu? Bukannya kamu bunuh diri?"
"Bukan aku di bunuh sama temen aku sendiri"
"Hah kok bisa? Ceritanya gimana?"
Sena terdiam sambil menghela napas, tampaknya ia sedang mempersiapkan mental untuk menceritakan apa yang sudah menimpa dirinya. Cukup lama dia terdiam sampai akhirnya dia buka suara
"Jadi Ri ceritanya gini....."
Bersambung.......
Spoiler for Notebook:
Diubah oleh kingmaestro1 18-04-2024 11:09
N_182 dan 4 lainnya memberi reputasi
5