- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
MEREKA ADA DI SEKITAR KITA
TS
kingmaestro1
MEREKA ADA DI SEKITAR KITA
PROLOG
Halo kembali lagi bareng gue Ari, Matahari Senja. Pada bagian ini gue terlebih dahulu mau nyapa para kaskuser yang selama ini udah mantengin thread gue, gue minta maaf jika ada beberapa thread yang ngegantung. Bukan maksud gue buat kalian ngerasa diketangin tapi karna beberapa faktor yang pada akhirnya ngebuat gue mutusin untuk kaga lanjut lagi nulis, salah satunya tidak adanya izin dari pihak-pihak terkait.
Kali ini gue hadir kembali buat nyeritain pengalaman gue sewaktu gue kerja di proyek land clearing (pembukaan lahan) sebagai helper alat berat. Dimana tugas gue adalah merawat alat berat yang kebetulan saat itu gue mendapatkan Excavator sebagai armada perang, dan menjaga alat tersebut setelah selesai beroperasi. Tak jarang alat itu terparkir di dalam hutan dan terpisah dari kelompok.
Namanya hutan, tentu saja bukan hanya hewan buas, primata, dan hewan yang di kategorikan ke dalam hewan tidak buas. Tak jarang makhluk halus pun ikut tinggal di sana. Dalam penulisan thread ini gue bakal bahasa frontal terhadap menyebutan makhluk-makhluk tak kasat mata itu, tidak seperti di thread sebelumnya.
Seperti biasa, dalam thread ini tidak ada paksaan kepada pembaca untuk mempercayai apakah thread ini real atau fiktif, dan gue berharap di thread ini para pembaca bisa bersikap bijak dan menganggap ini hanyalah media sharing bukan untuk tes ilmu ataupun pamer ilmu dengan mengirimkan sesuatu ke gue, seperti thread sebelumnya.
Sebelum gue lanjut, gue mau ngucapin banyak terima kasih kepada para pembaca yang udah, like, komen dan share thread gue sebelumnya yaitu "KACAMATA SI ANAK INDIGO EDISI KKN" sehingga thread itu sempat menjadi Hot Thread dan pada akhirnya di unggah di youtube channel BRIZ (BERITA MISTIZ).
Selamat membaca dan sekali lagi gue berharap pembaca semua bisa bijak dalam membaca dan berkomentar di sini.
[INDEX]
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
PART 8
PART 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21: Sena's POV
Part 22
Diubah oleh kingmaestro1 28-07-2024 15:15
bebyzha dan 12 lainnya memberi reputasi
11
6.6K
151
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
kingmaestro1
#55
Part 15
Kamipun makan siang sembari berbincang, di tengah keasyikan tersebut tiba-tiba dari kejauhan gue ngedenger suara bang Edi yang merupakan operator Angga berteriak memanggil kami, gue menoleh ke arah jam 2 dan melihat beliau sedang berlari ke arah kami. Seketika kening gue berkerut, bukan expresi bang Edi ataupun cara beliau berlari yang ngebuat kening gue berkerut, melainkan apa yang ada di belakang beliau yang ngebuat gue heran.
Ya di belakang beliau ada seekor binatang yang secara anatomi mirip dengan harimau hanya saja bulunya tidak loreng-loreng melainkan berwarna hitam pekat dengan sepasang mata merah, sekilas gue mengira kalau binatang itu hendak memangsa bang Edi, makanya secara refleks tangan gue meraih sangkur yang gue letakin di samping gue, tapi saat itu juga otak yanv menurut gue kaga pernah ada itu berpikir, jika binatang itu hendak memangsa bang Edi kenapa dia hanya berjalan saja, tidak berlari mengejar apa mungkin dia takut seperti lagunya 5 menit yang semakin ku kejar semakin kau jauh. Tapi kaga mungkin juga kan secara tu binatang larinya kenceng banget.
Bang Edi pun sampai di dekat kami dan anehnya lagi tu binatang tetap aja jalan, sepertinya dia menghampiri gue, terlalu fokus ama tu binatang gue sampai lupa kalau bang Edi ada di depan gue dengan napas yang ngos-ngosan. Begitu mendengar suara napas yang ngos-ngosan gue pun tersadar dari fokus gue dan segera bertanya ke bang Edi
"Kenapa lu bang? Kaya orang di kejar setan gitu" tanya gue dengan sedikit gurauan.
" itu..... Ri...... Ada... Ada... Ada itu... Di sana" (titik-titik itu bukan karena bang Edi ketakutan ya gansis ya walaupun dari air mukanya beliau terlihat cemas tapi dia bukan ketakutan melainkan berbicara sambil mengatur napas, coba gansis semua lari-lari lalu berhenti dan berbicara di saat napas masih tidak beraturan maka kalian bakal ngerti seperti apa kondisi bang Edi saat itu).
"Ooooops sabar bang sabar, tarik napas dulu' ujar gue
Bang Edi melakukan instruksi tersebut dengan menarik napasnya.
"Okay tarik napas lagi agak dalam trus buang" kata gue kembali memberikan instruksi dan kembali bang Edi melakukannya.
"Okay tarik lebih dalam" dan bang Edi menarik napasnya dalam-dalam.
"Iyak, tahan seminggu"
"Bangke lu, keburu koid gue" gerutu bang Edi setelah sadar kalau dia gue kerjain.
"Hahaha woles bang woles, Ngga itu kasi minum operator lu"
"Eh iya, nih bang minum dulu" kata Angga sembari menyodorkan botol minum kepada bang Edi
"Ah lambat respon lu Ngga" protes bang Edi.
"Hehehe sorry bang abis gue penasaran kira-kira lu liat apa sampe mukanya pucet gitu, ga mungkin kan abis liat orang telanjang"
"Peak lu Ngga mana ada orang habis ngeliat orang telanjang mukanya pucet yang ada engas" sanggah Adoz
"Yee ada kali tuh bang Ari pas kita ngegarap dekat rawa itu pucet dia liat janda anak satu tanpa busana mandi di dekat sungai situ" Bela Adi
"Yaelah malah bahas itu, bang Ed tu tanyain kenapa dia begitu haha" kata gue mengalihkan topik yang memalukan itu.
Ya kejadian itu baru beberapa hari yang lewat waktu gue dan Adi kebagian di tempat yang sangat dekat dengan rawa dan di kelilingi sungai. Waktu itu gue izin mau boker ke Adi tapi saat gue lagi mengamati sungai itu untuk mencari spot boker yang pewe, tiba-tiba di seberang gue gue ngeliat orang mandi tanpa bahasan a.k.a tanpa busana, gue langsung tunggang langgang ngehampiri Adi. Gimana ga lari kalau semua asetnya keliatan jelas di mata gue yang innocent
Adi langsung bertanya ke gue karena melihat muka gue yang pucat, setelah gue ceritain Adi pun terbahak dan malah mencela gue.
"Hahaha ya ampun bang ku pikir abang habis liat hantu atau penampakan apa gitu eh ternyata habis liat bu Endah mandi, cemen lu ah bang masa liat orang tanpa busana malah lari kalau gue mah udah gue samperin haha"
"Eh setan ya gue larilah takutnya gue di rudapaksa karna di sangka ngintipin orang mandi, lagian tu ibu-ibu ngapain pake tanpa busana segala kalau suaminya ngeliat gue tadi udah pasti di gorok gue karna nyangkanya mau ngintipin bininya mandi"
"Hahaha bu Endah mah kalo jam segini emang selalu mandi habis nyadap karet kan tu sungai sepi bat makanya dia berani ae, lagian dia kaga punya laki janda dia itu"
"Oh gitu, lu halalin gih lumayan kan buy one get three free" ucap gue kala itu.
"Kok tiga sih bang anak dia baru satu lagian gue mah apa atuh, dianggap bocil ama dia secara kan umurnya setahun di bawah abang"
"Ya lumayan di meski baru satu jadi lu pendekatannya ga banyak-banyak haha"
"Udah ah bang malah bahas bu Endah"
Sekarang kita kembali ke cerita Bang Edi tentang apa yang doi liat sampe mukanya pucet gitu
"Jadi elu kenapa bang Ed kok pucet gitu" tanya gue setelah ngeliat doi udah lumayan tenang
"Ed ed ed lu pikir gue Ed Sheeran" sungut bang Edi
Ah ya kebiasaan gue emang gitu menyingkat nama orang, yah alasannya simple biar ga kepanjangan aja manggilnya.
"Yee bedalah bang terlalu bagus elu kalo dipadani ama Ed Sheeran hahaha"
"Kampret lu"
"Jadi kenapa nih bang?"
"Itu Ri gue ngeliat mayat gantung diri di atas pohon"
"Hah? Gimana bang? Emang mayat bisa gantung diri" tanya Adoz shock
"Yagalah pea, maksud bang Ed itu mayat orang yang habis gantung diri" jawab gue
"Nah iya itu"
"Emang dimana bang" tanya gue lagi
"Itu Ri di pohon depan alat gue dekat parungan"
"Lah kenapa ga lu tumbang bang kesian tu mayat"
"Kaga berani gue Ri takutnya ntar malah gue yang jadi tersangka, gue kesini mau minta tolong elu buat ngehubungi mandor kampret sialan itu"
Ya mandor yang di maksud adalah mandor dari perusahaan yang kaga mau kerja repot, sampai-sampai pengukuran menggunakan GPS, pemancangan titik tanam dilakukan oleh kami para helper, selain itu apabila ada warga yang tidak terima karena lahannya kena gusur akibat adanya gesekan dalam keluarga mereka mendatangi kami tu mandor malah lari bersembunyi.
"Ya udah yuk ke sana sambil gue nelpon pihak perusahaan dan pimpro kita, ga guna ngehubungin tu mandor"
"Emang lu punya nomor orang PT selain tu mandor?"
"Punyalah bahkan nomor managernya aja gue punya, udah ah ga usah banyak bacot kuy gas ke tkp"
Kamipun berjalan ke arah tkp sambil gue menghubungi pihak-pihak terkait termasuk polisi untuk investigasi lebih lanjut. Sesampainya di tkp gue langung ngeliat atas pohon itu dan di sana terdapat seorang perempuan berusia kurang lebih 23 tahun dengan keadaan yang cukup memprihatikan, wajahnya membiru akibat tali tambang yang menjerat lehernya dan lidah yang menjulur serta mata yang membelalak.
Tangannya terkulai kebawah, dan kakinya tidak menapak tanah karena tanah berada sekitar 5 meter dari kakinya. Saat itu Angga dan yang lain saling berkomentar tentang alasan tu perempuan bunuh diri, gue sama sekali kaga memperdulikan itu karena tiba-tiba mata gue menangkap sesosok perempuan tengah berdiri di balik pohon yang berada sekitar 3 pohon dari pohon tersebut, sosoknya yang muncul sebagian dari balik pohon itu yang menyebabkan gue bisa ngeliat tu perempuan.
Gue mendekat untuk melihat bagaimana wajahnya, ah iya gue berpikir itu perempuan karena melihat baju, rambut serta lengan kirinya, setelah gue melihat wajahnya seketika gue tersentak, gimana kaga, wajah tu perempuan sama persis seperti mayat yang tergantung itu, postur badan, potongan rambut serta bajunya bahkan sama, perbedaanya hanyalah tubuh perempuan di balik pohon itu terlihat transparan. Seketika gue sadar bahwa itu adalah arwah dari perempuan yang tergantung itu.
Perlahan gue mendekat dan menyapa
Perempuan itu tersentak menyadari kehadiran gue, dia menoleh ke gue lalu berbalik dan hilang, gue hanya bisa garuk-garuk kepala sendiri.
"Mungkin dia masih bersedih jadinya ga mau di ganggu" pikir gue kala itu
Gue pun kembali ke rombongan Angga sambil menunggu manager perusahaan, pimpro kita, kades setempat untuk mengidentifikasi mayat serta polisi yang akan melakukan olah tkp dan investigasi mendalam.
Tak lama yang di tunggu pun hadir, gue langsung mendekati pak kades, manager dan polisi untuk meminta izin bergabung dalam proses olah tkp, karena gue penasaran sama itu makhluk, awalnya pihak kepolisian tidak mengizinkan karena gue dianggap akan menganggu karena gue hanya orang awam. Namun setelah di jelaskan oleh Kades yang kebetulan akrab ama gue pihak polisi mengizinkan.
Setelah mayat diturunkan kamipun segera memeriksa kondisi mayat untuk mengetahui waktu kematiannya dan menemukan apakah ada tanda-tanda kemungkinan dianiaya atau kekerasan lainnya. Kurang lebih 20 menit kami memeriksa sampai pada akhirnya gue berkesimpulan bahwa waktu kematiannya adalah sekitar jam 03:00 dini hari, dan gue nemuin bahwa ni cewe memiliki bekas kekerasan seksual serta kekerasan psikologis.
Semua yang mendengar kesimpulan gue terkejut termasuk anggota polisi yang merupakan dokter otopsi, karena kesimpulan itu sangat akurat dengan hasil pemeriksaan mereka yang menyimpulkan kematiannya antara pukul 02:30 - 03:00 dini hari. Dan dokter tersebut bertanya apakah gue pernah melakukan otopsi sebelumnya atau gue adalah seorang dokter, gue jawab gue cuma orang biasa dan belum pernah melakukan otopsi apapun sebelumnya, si dokter tampak tidak percaya dan hendak mendebat gue tapi urung mengingat adanya urusan yang lebih penting.
Selama 2 jam kurang lebih para polisi melakukan olah tkp tetapi tidak menemukan hal yang janggal, suasana pun ramai dikelilingi oleh para operator yang melihat rekannya berhenti mengoperasikan alat serta warga yang mendengar desas desus di temukannya sesosok mayat, rupanya berita itu telah menyebar luas dengan cepat, saat itu gue kaga tau siapa yang nyebarin. Pihak kepolisian memutuskan untuk menyudahi olah tkp itu dan membawa mayat untuk di otopsi lebih lanjut dan mencari identitas mayat karena pak kades merasa asing dengan wajah mayat tersebut.
Gue dan bang Edi pun di bawa serta untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
Siapakah mayat perempuan itu?
Apa penyebab dia melakukan bunuh diri?
Kenapa arwahnya tampak terkejut melihat gue?
Bagaimana gue bisa akrab sama kades tersebut?
Dan bagaimana gue bisa mengetahui waktu kematiannya serta menemukan tanda-tanda tersebut?
Nantikan jawabannya di part selanjutnya
Silahkan berspekulasi di kolom komentar
Ya di belakang beliau ada seekor binatang yang secara anatomi mirip dengan harimau hanya saja bulunya tidak loreng-loreng melainkan berwarna hitam pekat dengan sepasang mata merah, sekilas gue mengira kalau binatang itu hendak memangsa bang Edi, makanya secara refleks tangan gue meraih sangkur yang gue letakin di samping gue, tapi saat itu juga otak yanv menurut gue kaga pernah ada itu berpikir, jika binatang itu hendak memangsa bang Edi kenapa dia hanya berjalan saja, tidak berlari mengejar apa mungkin dia takut seperti lagunya 5 menit yang semakin ku kejar semakin kau jauh. Tapi kaga mungkin juga kan secara tu binatang larinya kenceng banget.
Bang Edi pun sampai di dekat kami dan anehnya lagi tu binatang tetap aja jalan, sepertinya dia menghampiri gue, terlalu fokus ama tu binatang gue sampai lupa kalau bang Edi ada di depan gue dengan napas yang ngos-ngosan. Begitu mendengar suara napas yang ngos-ngosan gue pun tersadar dari fokus gue dan segera bertanya ke bang Edi
"Kenapa lu bang? Kaya orang di kejar setan gitu" tanya gue dengan sedikit gurauan.
" itu..... Ri...... Ada... Ada... Ada itu... Di sana" (titik-titik itu bukan karena bang Edi ketakutan ya gansis ya walaupun dari air mukanya beliau terlihat cemas tapi dia bukan ketakutan melainkan berbicara sambil mengatur napas, coba gansis semua lari-lari lalu berhenti dan berbicara di saat napas masih tidak beraturan maka kalian bakal ngerti seperti apa kondisi bang Edi saat itu).
"Ooooops sabar bang sabar, tarik napas dulu' ujar gue
Bang Edi melakukan instruksi tersebut dengan menarik napasnya.
"Okay tarik napas lagi agak dalam trus buang" kata gue kembali memberikan instruksi dan kembali bang Edi melakukannya.
"Okay tarik lebih dalam" dan bang Edi menarik napasnya dalam-dalam.
"Iyak, tahan seminggu"
"Bangke lu, keburu koid gue" gerutu bang Edi setelah sadar kalau dia gue kerjain.
"Hahaha woles bang woles, Ngga itu kasi minum operator lu"
"Eh iya, nih bang minum dulu" kata Angga sembari menyodorkan botol minum kepada bang Edi
"Ah lambat respon lu Ngga" protes bang Edi.
"Hehehe sorry bang abis gue penasaran kira-kira lu liat apa sampe mukanya pucet gitu, ga mungkin kan abis liat orang telanjang"
"Peak lu Ngga mana ada orang habis ngeliat orang telanjang mukanya pucet yang ada engas" sanggah Adoz
"Yee ada kali tuh bang Ari pas kita ngegarap dekat rawa itu pucet dia liat janda anak satu tanpa busana mandi di dekat sungai situ" Bela Adi
"Yaelah malah bahas itu, bang Ed tu tanyain kenapa dia begitu haha" kata gue mengalihkan topik yang memalukan itu.
*FLASHBACK ON*
Ya kejadian itu baru beberapa hari yang lewat waktu gue dan Adi kebagian di tempat yang sangat dekat dengan rawa dan di kelilingi sungai. Waktu itu gue izin mau boker ke Adi tapi saat gue lagi mengamati sungai itu untuk mencari spot boker yang pewe, tiba-tiba di seberang gue gue ngeliat orang mandi tanpa bahasan a.k.a tanpa busana, gue langsung tunggang langgang ngehampiri Adi. Gimana ga lari kalau semua asetnya keliatan jelas di mata gue yang innocent
Adi langsung bertanya ke gue karena melihat muka gue yang pucat, setelah gue ceritain Adi pun terbahak dan malah mencela gue.
"Hahaha ya ampun bang ku pikir abang habis liat hantu atau penampakan apa gitu eh ternyata habis liat bu Endah mandi, cemen lu ah bang masa liat orang tanpa busana malah lari kalau gue mah udah gue samperin haha"
"Eh setan ya gue larilah takutnya gue di rudapaksa karna di sangka ngintipin orang mandi, lagian tu ibu-ibu ngapain pake tanpa busana segala kalau suaminya ngeliat gue tadi udah pasti di gorok gue karna nyangkanya mau ngintipin bininya mandi"
"Hahaha bu Endah mah kalo jam segini emang selalu mandi habis nyadap karet kan tu sungai sepi bat makanya dia berani ae, lagian dia kaga punya laki janda dia itu"
"Oh gitu, lu halalin gih lumayan kan buy one get three free" ucap gue kala itu.
"Kok tiga sih bang anak dia baru satu lagian gue mah apa atuh, dianggap bocil ama dia secara kan umurnya setahun di bawah abang"
"Ya lumayan di meski baru satu jadi lu pendekatannya ga banyak-banyak haha"
"Udah ah bang malah bahas bu Endah"
*FLASHBACK OFF*
Sekarang kita kembali ke cerita Bang Edi tentang apa yang doi liat sampe mukanya pucet gitu
"Jadi elu kenapa bang Ed kok pucet gitu" tanya gue setelah ngeliat doi udah lumayan tenang
"Ed ed ed lu pikir gue Ed Sheeran" sungut bang Edi
Ah ya kebiasaan gue emang gitu menyingkat nama orang, yah alasannya simple biar ga kepanjangan aja manggilnya.
"Yee bedalah bang terlalu bagus elu kalo dipadani ama Ed Sheeran hahaha"
"Kampret lu"
"Jadi kenapa nih bang?"
"Itu Ri gue ngeliat mayat gantung diri di atas pohon"
"Hah? Gimana bang? Emang mayat bisa gantung diri" tanya Adoz shock
"Yagalah pea, maksud bang Ed itu mayat orang yang habis gantung diri" jawab gue
"Nah iya itu"
"Emang dimana bang" tanya gue lagi
"Itu Ri di pohon depan alat gue dekat parungan"
Quote:
"Lah kenapa ga lu tumbang bang kesian tu mayat"
"Kaga berani gue Ri takutnya ntar malah gue yang jadi tersangka, gue kesini mau minta tolong elu buat ngehubungi mandor kampret sialan itu"
Ya mandor yang di maksud adalah mandor dari perusahaan yang kaga mau kerja repot, sampai-sampai pengukuran menggunakan GPS, pemancangan titik tanam dilakukan oleh kami para helper, selain itu apabila ada warga yang tidak terima karena lahannya kena gusur akibat adanya gesekan dalam keluarga mereka mendatangi kami tu mandor malah lari bersembunyi.
"Ya udah yuk ke sana sambil gue nelpon pihak perusahaan dan pimpro kita, ga guna ngehubungin tu mandor"
"Emang lu punya nomor orang PT selain tu mandor?"
"Punyalah bahkan nomor managernya aja gue punya, udah ah ga usah banyak bacot kuy gas ke tkp"
Kamipun berjalan ke arah tkp sambil gue menghubungi pihak-pihak terkait termasuk polisi untuk investigasi lebih lanjut. Sesampainya di tkp gue langung ngeliat atas pohon itu dan di sana terdapat seorang perempuan berusia kurang lebih 23 tahun dengan keadaan yang cukup memprihatikan, wajahnya membiru akibat tali tambang yang menjerat lehernya dan lidah yang menjulur serta mata yang membelalak.
Tangannya terkulai kebawah, dan kakinya tidak menapak tanah karena tanah berada sekitar 5 meter dari kakinya. Saat itu Angga dan yang lain saling berkomentar tentang alasan tu perempuan bunuh diri, gue sama sekali kaga memperdulikan itu karena tiba-tiba mata gue menangkap sesosok perempuan tengah berdiri di balik pohon yang berada sekitar 3 pohon dari pohon tersebut, sosoknya yang muncul sebagian dari balik pohon itu yang menyebabkan gue bisa ngeliat tu perempuan.
Gue mendekat untuk melihat bagaimana wajahnya, ah iya gue berpikir itu perempuan karena melihat baju, rambut serta lengan kirinya, setelah gue melihat wajahnya seketika gue tersentak, gimana kaga, wajah tu perempuan sama persis seperti mayat yang tergantung itu, postur badan, potongan rambut serta bajunya bahkan sama, perbedaanya hanyalah tubuh perempuan di balik pohon itu terlihat transparan. Seketika gue sadar bahwa itu adalah arwah dari perempuan yang tergantung itu.
Perlahan gue mendekat dan menyapa
"Permisi yuk, apo dio ayuk nangis di sikak?" tanya gue dalam bahasa daerah tersebut karena gue takut tu perempuan kaga paham bahasa indonesia
Perempuan itu tersentak menyadari kehadiran gue, dia menoleh ke gue lalu berbalik dan hilang, gue hanya bisa garuk-garuk kepala sendiri.
"Mungkin dia masih bersedih jadinya ga mau di ganggu" pikir gue kala itu
Gue pun kembali ke rombongan Angga sambil menunggu manager perusahaan, pimpro kita, kades setempat untuk mengidentifikasi mayat serta polisi yang akan melakukan olah tkp dan investigasi mendalam.
Tak lama yang di tunggu pun hadir, gue langsung mendekati pak kades, manager dan polisi untuk meminta izin bergabung dalam proses olah tkp, karena gue penasaran sama itu makhluk, awalnya pihak kepolisian tidak mengizinkan karena gue dianggap akan menganggu karena gue hanya orang awam. Namun setelah di jelaskan oleh Kades yang kebetulan akrab ama gue pihak polisi mengizinkan.
Setelah mayat diturunkan kamipun segera memeriksa kondisi mayat untuk mengetahui waktu kematiannya dan menemukan apakah ada tanda-tanda kemungkinan dianiaya atau kekerasan lainnya. Kurang lebih 20 menit kami memeriksa sampai pada akhirnya gue berkesimpulan bahwa waktu kematiannya adalah sekitar jam 03:00 dini hari, dan gue nemuin bahwa ni cewe memiliki bekas kekerasan seksual serta kekerasan psikologis.
Semua yang mendengar kesimpulan gue terkejut termasuk anggota polisi yang merupakan dokter otopsi, karena kesimpulan itu sangat akurat dengan hasil pemeriksaan mereka yang menyimpulkan kematiannya antara pukul 02:30 - 03:00 dini hari. Dan dokter tersebut bertanya apakah gue pernah melakukan otopsi sebelumnya atau gue adalah seorang dokter, gue jawab gue cuma orang biasa dan belum pernah melakukan otopsi apapun sebelumnya, si dokter tampak tidak percaya dan hendak mendebat gue tapi urung mengingat adanya urusan yang lebih penting.
Selama 2 jam kurang lebih para polisi melakukan olah tkp tetapi tidak menemukan hal yang janggal, suasana pun ramai dikelilingi oleh para operator yang melihat rekannya berhenti mengoperasikan alat serta warga yang mendengar desas desus di temukannya sesosok mayat, rupanya berita itu telah menyebar luas dengan cepat, saat itu gue kaga tau siapa yang nyebarin. Pihak kepolisian memutuskan untuk menyudahi olah tkp itu dan membawa mayat untuk di otopsi lebih lanjut dan mencari identitas mayat karena pak kades merasa asing dengan wajah mayat tersebut.
Gue dan bang Edi pun di bawa serta untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
Siapakah mayat perempuan itu?
Apa penyebab dia melakukan bunuh diri?
Kenapa arwahnya tampak terkejut melihat gue?
Bagaimana gue bisa akrab sama kades tersebut?
Dan bagaimana gue bisa mengetahui waktu kematiannya serta menemukan tanda-tanda tersebut?
Nantikan jawabannya di part selanjutnya
Silahkan berspekulasi di kolom komentar
Diubah oleh kingmaestro1 15-04-2024 21:59
N_182 dan 5 lainnya memberi reputasi
6