aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance



Quote:


PROLOG


Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya




Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 11-05-2024 15:23
Mr. DAY
spaghettimi
f4r1ds
f4r1ds dan 12 lainnya memberi reputasi
13
5.9K
579
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aguzblackrxAvatar border
TS
aguzblackrx
#18
Part 7
#Gedung Tua

Di sekolah
Senior sekolah ku yang kemarin mondar mandir melihat ke arah ku seolah sedang memikirkan sesuatu .

"Kamu terlambat lagi, mau alasan apa lagi hah?" ucap senior perempuan " lihat tuh jam berapa ini?"sambungnya dengan menunjuk jam besar yang menempel di dinding lab Bahasa .

"Maaf kak. Bangun kesiangan " jawab ku singkat namun penuh rasa penyesalan.

"Haah tidur jam berapa kamu bisa kesiangan ? " Ucapnya dengan nada sedikit tinggi

Tanpa menjawab pertanyaannya aku hanya diam saja. Semantar dua senior di belakangnya hanya geleng geleng kepala . Tangan senior cewek menunjuk ke arah lapangan .

"Tadi semua siswa ikut upacara penutupan MOS, jadi kamu juga harus upacara tapi sendiri " sahut salah satu senior laki laki diikuti lirikan mata dengan senior lainnya.

"Waduh sial bener hari ini" gumam ku dalam hati.

"Push up aja kak, gpp yah?" Ucap ku menawar hukuman yang dirasa bikin wajah ganteng ku hilang

"Enak bener push up Paling sekian menit" jawabnya ketus dari mulut "yang lain pada berdiri kepanasan satu jam " sambung nya

"Jadi kamu harus hormat ke bendera selama satu jam" timpal salah satu senior yang berambut cepak

"Alamakkkk , tega bener " ucap ku mengeluh dalam hati.

Setelah selesai di interogasi , aku pun. Berjalan gontai tak percaya dengan hukuman kali ini. Mengikuti salah satu senior akhirnya aku menuju lapangan sekolah dan berdiri di depan tiang bendera sekitar dua meter , lalu tas yang ku bawa diletakan di depan kaki ku. Tangan kanan ku ditempelkan di atas pelipis kanan berupa posisi hormat . Kepalaku diangkat untuk melihat bendera merah putih yang sedang berkibar.

Banyak sorot mata dari dalam jendela kelas melihat ke arah ku. Sebagain menertawai dan menyoraki ku . Beberapa guru yang lewat hanya menggeleng gelengkan kepalanya atas kelakuan ku yang terlambat datang ke sekolah.

30 menit

Terik matahari yang sudah naik membuat badan ku mulai kepanasan , Tangan dan kepala ku juga sudah terasa pegal. Namun 3 senior kelas ku masih anteng duduk di meja panitia MOS yang menghadap ke arah ku. Namun seorang guru menyuruh mereka untuk kembali ke kelasnya dan gantian diriku ditunggu oleh guru piket.

Tak lama kemudian datanglah sebuah mobil mercy mewah masuk ke lapangan, karena lahan parkir sekolah sudah sesak penuh dengan kendaraan siswa dan guru.

Aku menoleh ke arah nya Nampak seorang bapak bapak paruh baya memakai stelan jas keluar dari mobil diikuti seorang ibu ibu yang mungkin adalah istrinya tampak rapih dan modis dengan kebaya modern nya. Lalu dari pintu belakang keluarlah seorang gadis cantik memakai seragam sekolah. Rambutnya sebahu kulitnya putih bersih dan postur tubuhnya agak sedikit mungil berisi.

Aku yang sedang dihukum berdiri dilewati begitu saja oleh kedua orang tua gadis cantik tadi. Namun tidak dengan gadis itu, siswa yang beriringan dengan orang tuanya sempat melirik ke arah ku. Kening nya mengerenyit sedikit dan garis tawa di pipinya. Aku yang menyadari cukup dibuat malu.

Kedua orang itu disambut guru piket dan menerima map coklat lalu dibukanya isi dari map itu. Tidak begitu jelas apa yang dibicarakan oleh mereka lalu guru tersebut memperlihatkan dua orang tua dan siswa yang mungkin siswa baru tersebut masuk ke kantor.

Sekitar 10 menit pak guru yang bernama pak Iwan keluar dari kantor , lalu menegur ku untuk menghampiri nya. Lega rasanya hukuman ku akhirnya bisa berakhir .

Pak Iwan pun menyuruh ku untuk mengantarkan siswi ini ke kelas x.1 karena kebetulan pak Iwan sudah tau kalau aku yang kemarin lusa terlambat adalah siswa kelas x.1

"Sekalian kamu masuk kelas , anterin ya ke kelas X.1" perintah pak Iwan

"Baik pak , " jawab ku singkat

"Ayo ikut aku" ucap ku pada siswa yang ternyata baru masuk mendaftar ini.

Selama perjalanan menuju kelas kami berkenalan satu sama lain. Namanya adalah Merry khalista . Meski canggung, aku mencoba memberanikan diri agar terbiasa dengan situasi seperti ini.

Setelah sampai di depan pintu , aku mengetuk pintu tiga kali
"Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam salam, silahkan masuk" terdengar suara Bu guru menyuruh untuk masuk.

Saat membuka pintu semua siswa satu kelas sontak menatap ke arah ku dan juga Hesty yang datang bersamaan serta Bu guru yang ada di dalam menoleh ke arah kami.

"Cie cie ...... Dapat gebetan baru lagi" celetuk siswa yang postur tubuhnya tinggi besar yang bernama Radit. Sontak semua siswa riuh dalam satu kelas. Namun tidak dengan Hesty yang nampak melirik ekspresi datar.

"Maaf Bu. Tadi saya telat dan dihukum. Ini siswa baru , kata pak Iwan kelasnya disini " ucap ku pada Bu guru setelah mencium punggung tangannya disusul merry melakukan hal yang sama.

Aku pun izin untuk duduk di bangku yang posisi nya paling belakang baris ke dua dari pintu masuk.

Merry yang masih berdiri di depan kelas disuruh untuk mengenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama saya Merry khalista , asal sekolah home schooling di rumah dan alamat rumah saya di perumahan At***** Salam kenal semuanya "

Perkenalan Merry begitu singkat namun saat menyebut alamat rumahnya beberapa orang nampak riuh bahwa itu perumahan elit yang sama dengan rumah hesty akan tetapi tidak disebutkan gang dan nomor rumahnya. lalu merry disuruh duduk oleh Bu guru yang malah satu bangku dengan ku.

Sejak awal masuk , aku memang duduk sendirian di baris paling belakang tidak seperti teman yang lain berpasangan dengan jenis yang sama . Namun kali ini hanya aku dan Merry yang duduk berlainan jenis.

Alhasil satu kelas makin riwuh , suitan dan candaan sempat terlontar dari beberapa teman yang sudah mulai akrab dengan ku.

Namun tidak dengan Hesty, yang biasanya menoleh ke arah ku kali ini dia seolah terpaku diam. Perilakunya pun tetap sama hingga bel istirahat berbunyi. Perasaan ku sempat gelisah tak karuan melihat gelagat Hesty yang berubah drastis.

Bel istirahat pun berbunyi buku dan tas sudah ku simpan rapih di kolong meja belajar. Hesty sudah nampak menghilang dari bangkunya

"Kemana Hesty ya? " Gumam ku dalam hati lalu bangkit hendak keluar kelas.

Merry yang sedari tadi tidak beranjak dari bangku nya mendadak memanggil nama ku

"Bagas... Kamu mau kemana?" Tanya Merry

Langkah ku terhenti oleh seruan Merry.

"Ke kantin mer " jawab ku tanpa menoleh ke arahnya. Mata ku masih mengedar kemana Hesty pergi.

Dengan rasa cemas pada Hesty akupun berlalu meninggalkan Merry di kelas sendirian. Fikiran ku menduga bahwa Hesty cemburu karena aku dan Merry satu bangku.

Aku pun sempat kasian sama Merry, dia pasti masih malu bergaul dengan teman baru , akan tetapi aku meninggalkannya sendirian di kelas. Fikir ku kalau Merry laper palingan dia pergi ke kantin.

Singkat waktu akupun sampai di kantin A yang kemarin aku dan Hesty membeli bakso disini, namun tidak ku jumpai sosok dirinya . Lalu akupun bertolak ke kantin B dekat parkiran, aku sempat bertemu dengan Eri dan imal yang akan menuju kantin

"Eh er , mal, liat Hesty ga? " Tanya ku pada mereka yang seolah kebingungan

"Lah biasanya nempel terus sama lu tuh cewek. " Celetuk Eri

"Ish... Tadi di kelas sikapnya berubah bro, gw takut dia cemburu" ucap ku menjelaskan

"Cemburu ?" Sahut eri dan imal kompak

"Lu parah nih, baru aja sehari udah selingkuh aja" celetuk imal

"Ngarang ... Gak lah. Yaudah deh gw kantin Deket parkiran dulu kali aja ada disana . Kalau lu Nemu dia. Telp gw yah" ucap ku meminta tolong lalu berlalu setengah berlari menuju kantin B.

Sesampainya di kantin B akupun memperhatikan satu persatu wajah siswa perempuan yang mungkin Hesty jajan di sini. Namun beberapa menit aku amati tidak aku jumpai lagi.

Tidak banyak fikir akupun memutar menuju toilet siswa kali aja dia ke toilet . Sesampainya di toilet aku malah menemukan bocah kecil yang berbaju lusuh. Dia melambaikan tangan nya dan menghampirinya.

"Kenapa ?" Tanya ku dengan kode sambil memperhatikan sekitar agar tidak dicurigai siswa lain.

"Kak, lagi cari kakak cantik yah?" Tanya bocah kecil itu yang mungkin dimaksudnya adalah Hesty karena mereka kemarin sempat duduk bersamanya di kelas.

"Iya. Kamu tau?" Tanya ku memastikan

"Ikut aku kak ... " Jawab nya seraya mengajak untuk mengikuti nya.

Bocah kumel itu setengah berlari tanpa alas kaki melewati lorong toilet. Akupun melangkah mengikuti bocah itu. Perjalanan kami melewati banyak ruangan kelas XII dan sampailah di pintu gerbang belakang.

Pintu tersebut terbuka setengah seolah tidak dikunci , dan memang disini ada rumah dan warung kecil yang beberapa siswa sedang jajan.

Perhatian ku masih memperhatikan arah perginya bocah Kumal itu perjalan, kami melewati persawahan dengan jalan rusak berbatu, lalu sampailah kami disebuah gedung yang tidak terawat dengan gebang seng. Kalau diperhatikan Gedung ini seperti belum selesai dibangun berupa GOR dan seolah dibiarkan begitu saja bertahun tahun karena nampak rumput liar sudah meninggi dan beberapa tumbuhan sudah menjamur di dinding dan balkon gedung.

Aku berjalan mengendap ngendap supaya tidak dilihat oleh warga . Nampak sepi dan sunyi keadaan disekitar . Beberapa bahan bangunan sudah lapuk dan berserakan serasa membuat seram.

Bocah kumel ini lalu berhenti di depan pintu masuk gedung yang hanya ditutup oleh seng ,

"Kakak cantik ada di dalam " ucapnya sambil menunjuk ke arah gedung.

Fikir ku, kenapa Hesty malah ingin masuk ke gedung ini dan bersikap aneh tidak seperti biasanya.

Pelan pelan akupun masuk sambil melihat lihat disekitar dan sampailah aku di dalam gedung.

Tidak kusangka , seorang gadis berpakaian seragam tengah tegeletak di lantai Gedung yang mirip GOR ini.

"Hesty... ! " Teriak ku sambil berlari ke arahnya .

Dengan sigap akupun memangku kepala dan bahu nya di atas paha kiri ku . Napas Hesty yang bernapas tak beraturan sempat membuat ku khawatir. Tangan ku mencoba menepuk nempuk wajah Hesty agar segera tersadar.

"Hesty ... Bangun... Ayo bangulah " ucapku khawatir sambil menepuk nempuk wajah Hesty yang sekarang nampak pucat.

Sempat terpikir hendak akan menelpon dua teman ku di sekolah si imal dan Eri , namun Tak berlangsung lama , mata Hesty pun terbuka , lega rasanya melihatnya mulai sadar. Akan tetapi tatapan Hesty seolah kosong menatap ku lalu bibirnya tersenyum menyeringai yang membuatku keheranan namun tiba tiba.

"Hekkkkk"

(Bersambung )
regmekujo
pulaukapok
DigaMylife
DigaMylife dan 10 lainnya memberi reputasi
11