Jakarta,  Dumismedianews - Kehebohan dan keprihatinan melanda Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, setelah terkuaknya kasus inses yang melibatkan seorang kakak dan adik kandung. Berdasarkan laporan, pelaku, KH (21), diduga melakukan perbuatan terlarang tersebut kepada adiknya, RI (16), sebanyak tiga kali sejak tahun 2021.

Kasus yang mencuat ini menarik perhatian publik, dengan banyak yang mengecam tindakan tragis tersebut.

Menyikapi kasus yang mengguncang ini, ahli psikiater, Dr. Mintarsih A. Latief, SpKJ, memberikan wawasan mengenai dampak psikologis serta dinamika keluarga yang mungkin menjadi penyebab terjadinya inses.

"Munculnya kasus semacam ini sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi psikologis dan dinamika dalam keluarga. Seringnya interaksi antara pelaku dan korban dapat memunculkan dorongan untuk melakukan tindakan lebih lanjut," ungkap Dr. Mintarsih A. Latief, SpKJ.

Namun, informasi tambahan yang terungkap memperumit situasi. Dilaporkan bahwa orang tua mengetahui tentang kasus ini, namun tidak menghentikan tindakan tersebut berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.

"Mungkin ada faktor lain, seperti dukungan atau persetujuan dari orang tua yang ingin menciptakan hubungan yang harmonis antara anak-anak mereka, namun disalahgunakan oleh anak," tambahnya.

Dr. Mintarsih A. Latief, SpKJ menegaskan pentingnya pengawasan dan perlindungan yang kuat terhadap remaja, serta peran penting orang tua dalam memberikan bimbingan moral yang benar kepada anak-anak mereka.

"Perlindungan dan pendampingan psikologis bagi korban dan keluarganya sangat penting dalam proses pemulihan dan penanganan kasus ini," Tutur kata Dr. Mintarsih A. Latief, SpKJ.

Kasus ini menjadi sorotan dan menunjukkan perlunya kesadaran akan perlindungan serta bimbingan yang tepat dalam keluarga untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Penulis: Dumis A.md. Hm
Editor: Tamara