https://s.kaskus.id/images/2024/03/14/11085516_202403141056260456.png
1/1
nafirippost902Avatar border
TS
nafirippost902
SANDAH
Sandah adalah wujud arwah penasaran seorang wanita yang semasa hidupnya menganut ilmu tertentu, entah itu pengasihan ataupun ilmu pesugihan yang beraliran hitam.

Sandah menjadi.legenda yang cukup menakutkan di Kalimantan. Biasanya ia akan menjumpai orang-orang yang dikenalnya setelah ia meninggal dunia dan muncul dalam.wujud perempuan bergaun putih berambut awut-awutan
69banditos
habibhiev
evywahyuni
evywahyuni dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.8K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
nafirippost902Avatar border
TS
nafirippost902
#1
Maret 1950

Rambut wanita itu terlihat acak-acakan. Matanya menatap kosong ke depan dengan raut wajah terlihat dingin. Mukanya pucat dan tampaknya ia sedang sakit keras dan menahan sakit. Tapi ia tak bergeming.

Ia mengenakan gaun tidur motif bunga bunga dan terbaring di atas ranjang di dalam kamar, terbuat dari besi, beralaskan kasur kapuk dan berkelambu. Sementara seorang lelaki di sampingnya yang sedang duduk terpekur di sebuah kursi hanya berdiam diri seperti melamun seraya menatap ke arah isterinya yang sedang terbaring sakit.

Entah sakit apa. Sakit yang cukup aneh dan itu sudah berlangsung sejak dua minggu yang lalu.

lelaki yang bernama Burhan berusia sekitar empat puluh puluh lima tahun itu terkadang memicingkan matanya menatap ke arah isterinya yang seperti menahan sakit.

"Akhhh... Hrrrrkkk!" mata perempuan itu mendadak membeliak dan tubuhnya mengejang-ngejang. Jari jemarinya bergetar.

Burhan terlihat agak panik. Ia bergegas berdiri dan memegang lengan perempuan itu yang menggapai-gapai kesana kemari sementara mata perempuan itu terus menatap ke arah depan.

"Rasma!" Ia berteriak memanggil nama perempuan itu. Si perempuan dadanya tampak terangkat lalu terempas lagi ke ranjang dengan tubuh bergetar.

"Oh...!" Burhan tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa melongo. Penyakit isterinya memang aneh. Tak bisa dideteksi oleh sisi medis.

Tak terhitung jumlahnya mantri maupun dokter yang dipanggil ke rumah itu, bahkan dari luar kota sekalipun, semua angkat tangan.

Sementara bisik-bisik tetangga mencetuskan ada sesuatu yang aneh pada diri perempuan itu. Ada penyakit kutukan!

Dan itu tak bisa dipungkiri Burhan. Ia hanya memandang tubuh isterinya yang semakin kurus dari hari ke hari. Semakin pucat, lusuh dengan pakaian tak terganti, tapi sorot mata isterinya ia melihat semakin tajam di saat-saat tertentu. Namun kosong pula saat ia mengalami.kesakitan.

Dan keanehan itu pernah ditanyakan Burhan saat isterinya mulai sakit namun masih memiliki kesadaran.

"Kenapa, Rasma...."

"Ada seseorang yang ingin mencelakaiku..." Rasma menjawab parau waktu itu.

"Kenapa..."

"Kurang delapan orang lagi...." hanya itu saja.yang dibisikkan oleh Rasma, lalu ia terdiam dan sejak saat itu selama berhari-hari ia tak mampu berbicara lagi. Dan sewaktu-waktu penyakitnya kambuh ia hanya menggeliat-geliat kesakitan dengan tubuh bergetar, lalu terdiam dan tak sadarkan diri selama berjam-jam hingga terbangun dan menjerit-jerit kesakitan lagi.

Burhan yang merasa.sendirian menghadapi semua itu kembali terlarut dalam lamunannya di mana hari-hari sebelum isterinya mengalami jatuh sakit kehidupan mereka bergelimang harta. Usaha toko emas yang dijalankan isterinya begitu berkembang pesat. Termasuk juga warung serba ada yang ia kelola bersama isterinya. Penghasilan keduanya melejit kendati mereka.tidak dikaruniai keturunan.

Hal itu mereka dapatkan setelah isterinya sempat pergi ke Banjarmasin selama.beberapa.hari di saat kehidupan mereka.usai perkimpoian sempat terpuruk, dan saat isterinya datang kembali perempuan itu terlihat lebih cantik.

Burhan yang saat itu hanya berprofesi sebagai pencari madu hutan dan kerja bangunan merasa terkejut saat isterinya datang dengan membawa uang yang banyak, dsn tanpa banyak bicara meletakkan lipatan tumpukan uang sepuluh ribuan itu ke atas meja. Jumlahnya satu kantong plastik.

Lelaki itu tak berani banyak.bertanya karena sejak awal perkimpoiannya dengan perempuan itu terasa ada yang aneh dengan sikap.Rahma. Perempuan itu selalu mendominasi di dalam kehidupan rumah tangga. Selalu merasa terdepan dengan keinginannya dan tak pernah menganggap Burhan sebagai kepala rumah tangga.

"Mulai besok kita buka usaha sembako, dan aku buka toko emas. Kita tidak akan miskin lagi," Rasma berkata sembari mematut-matut wajahnya di cermin kecil yang menempel di dinding kamar. "Dan kami tak perlu bertanya dari mana uang ini aku dapatkan. Kamu nurut saja apa yang aku perintahkan..." kata Rasma dan segera berlalu dari hadapannya.

Sejak itulah kehidupan mereka berubah. Rasma seperti tidak begitu mempedulikan lagi Burhan dan terus dengan kesibukan usahanya. Dalam waktu singkat mereka telah mampu membuat besar dan megah bangunan rumah mereka, selain itu Rasma terus.membeli perabotan-perabotan mewah mengisi rumahnya.

Tapi Burhan semakin merasa terasing dengan kehidupan rumah tangga mereka. Dan itu terasa sekali sewaktu Rasma memutuskan untuk tidur secara terpisah kamar dengan suaminya. Alasannya cukup sederhana, karena kesibukannya tak cukup lagi waktu untuk memperhatikan suaminya. "Kamu cukup bantu aku urusi usaha kita saja" kata Rasma selalu.

Burhan bagaikan kerbau dicocok hidungnya tidur sendirian di kamar tersendiri di sebagian rumah megah itu. Kesehariannya hanya sibuk mengurusi toko dan mengurusi rumah tangga.

Terkadang ada kerinduan di hatinya untuk kembali bekerja sebagai pencari madu hutan, kendati pekerjaan itu dianggap isterinya pekerjaan yang usang, tapi selalu dilarang isterinya. Begitu juga ketika ada orang-orang kampung yang meminta tolong padanya dibangunkan rumah kayu karena dulunya ia adalah pekerja bangunan juga mendapat penolakan dari isterinya.

"Dia sudah punya usaha sendiri, jadi kalian carilah tukang yang lain," kata isterinya kepada orang-orang kampung.

Burhan hanya menghela nafas, sementara orang kampung yang memerlukan jasanya pulang dengan sedikit kecewa karena dirinya adalah sedikit orang yang memiliki keahlian bertukang di kampung, kota Sampit itu.

Waktu terus berjalan kehidupan mereka.semakin megah dan terlihat semakin jumawa, namun seiring dengan itu Burhan semakin merasa terpasung dengan kehidupan sukses yang dirasanya semu. Hatinya serasa hampa karena isterinya sama sekali berubah. Tak lagi memandangnya sebagai orang yang bermakna di.rumah itu. Kehadiran suami bagaikan barang pelengkap saja, dan hanya sebatas disuruh sana-sini.

Kehidupan mulai terasa tak nyaman ketika Burhan mulai mendengar desas-desus kalau mulai ada warga setempat yang meninggal tak wajar. Kejadian itu berulang setiap satu bulan sekali dan itu saat isterinya tampak terlihat mengurung diri di kamar khusus di waktu tertentu.
ardian76
ariefdias
habibhiev
habibhiev dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup