riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Orang Kaya Nyaleg Tapi Kok Gagal
Quote:


Hai GanSis!! Pemilu 2024 yang telah berlangsung 14 Februari kemarin merupakan pemilu ketiga ku. Ya uda ketahuan lah usiaku berapa 🤣🤣

Disini saya hanya rakyat biasa dan pemilih biasa. Bukan tim sukses, simpatisan maupun buzzer. Pengetahuan perpolitikan saya juga gitu-gitu aja. Tapi jangan dianggap terlalu polos juga hehe...

Fokus saya disini mau bahas pileg. Pileg 2024 ini berdasarkan hasil Quick Count hampir bisa dipastikan tidak ada satupun parpol nonparlemen yang berhasil promosi ke Senayan.

Kok bisa? Bukannya syarat menang nyaleg itu pertama uang dan popularitas? Bukankah dari parpol-parpol nonparlemen tersebut ada didalamnya orang kaya, terkenal dan anak presiden??



Perindo. Dua kali ikut pemilu, gagal terus. Padahal ketumnya seorang Hary Tanoesoedibjo. Selain kaya raya, terkenal punya media, bahkan dia sekeluarga ikut nyaleg, tapi gak berhasil juga?

PSI. Partai anaknya pak Jokowi. Kurang populer apa coba? Isu-isu beredar menyebutkan bahwa ada Jokowi effect yang bakal membawa PSI ke Senayan, nyatanya tidak ada.

Ada juga Gelora, didalamnya ada Fahri Hamzah. Partai Ummat ada Amien Rais. PBB ada Yusril Ihza Mahendra. Dan lainnya saya kurang paham.

Saya hanya rakyat biasa dengan ilmu seadanya. Namun saya pikir tidak perlu ilmu tinggi untuk memahaminya. Sekali lagi, walaupun saya rakyat biasa, tapi ya gak polos-polos banget.

Saya pikir ini rahasia umum. Ya kita gak usah naif. Kalau parpol suaranya sedikit, ya artinya uangnya sedikit atau caleg-calegnya pelit atau gak royal.

Sederhananya, kalau caleg mau dapat suara, emangnya bakal bisa kasih apa ke rakyat sebagai pemilih?

Dari parpol nonparlemen yang saya sebutkan diatas, emangnya ada caleg mereka yang ngasih "serangan fajar" di daerah GanSis semua? Kalau aku sih gak.


Memang sih "serangan fajar" ini termasuk money politics, alias dilarang. Tapi saya pikir ini bukan karena mereka "suci", tapi memang mereka pelit aja atau gak paham kondisi rill di masyarakat.

Sekalipun orang kaya nyaleg, tapi kalau orangnya aja pelit dan hubungan ke masyarakatnya gak dekat. Logikanya gimana orang-orang mau milih dia?



Di tempat saya ada caleg yang seperti itu. Memang dia termasuk orang paling kaya dikampung, yg terpandang lah disini karena (dulu) satu-satunya rumah gedong yang berlantai dua. Dia pikir dengan modal begitu bisa menang nyaleg. Sementara hubungan ke masyarakat tidak begitu baik.

Masyarakat juga bisa mikir. Sebelum jadi anggota dewan aja sombong ke masyarakat, apalagi saat uda duduk di parlemen.

Masyarakat gak sepolos itu. Gak mungkin cuma modal silahturahmi 5 tahun sekali, cuma bagi² kalender dan kartu-kartu stiker, salaman, lantas orang-orang sukarela memilih.

Tidak semudah itu ferguso!!



Setidaknya kalau caleg gak mau bagi-bagi duit, minimal tuh bisa dekat sama masyarakat dan menjelaskan keuntungannya kalau pilih dirinya itu apa aja. Entah dibagi nomor WA untuk keluhan warga, menawarkan bantuan hukum dan sejenisnya.

Nah kalo caleg yang begitu, masih bisa dipertimbangkan.

Saya menduga, para caleg ini sebenarnya memang gak paham atau gak mau memahami masyarakatnya.

Kadang kalo ada caleg yang datang silaturahmi cuma ngasih kalender apk dan mohon doa restu (uda gitu aja), saya juga lihatnya bingung.

Ya minimal elu ngomong apa gitu kek keuntungan apa yang bakal didapat masyarakat jika elu terpilih. Sekalipun itu janji manis, setidaknya elu niat nyaleg.

Saya berkesimpulan, modal nyaleg itu pertama uang, popularitas, ilmu politiknya bagus dan hoki. Silahkan simpulkan sendiri diantara partai non parlemen tadi mana aja kurangnya atau ada yang full logistik tapi kurang hoki aja 🤔


Rianda Prayoga
@riandaprayoga
Diubah oleh riandyoga 25-02-2024 02:12
0
243
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
OkutetAvatar border
Okutet 
#3
mungkin kurang bergaul dengan masyarakat sekitar
riandyoga
riandyoga memberi reputasi
1
Tutup